Film dengan genre sedih seringkali disukai oleh banyak orang
dengan berbagai alasan. Ada yang menyukai film sedih karena ingin melampiaskan
kegalauan, memiliki hati yang lembut, ada yang ingin mengambil sisi inspiratif,
dan ada juga yang menyukainya tanpa alasan yang jelas. Apapun alasan yang
membuatmu menyukai film sedih, yang pasti ada baiknya kamu menonton 3 film
Jepang yang siap mengeluarkan banyak air matamu, berikut ini.
Taiyo No Uta-Midnight Sun
Jangan ngaku sebagai
pecinta YUI jika belum menonton film populernya berjudul Taiyou
no Uta atau yang disebut juga dengan Midnight
Sun. Meskipun kamu tidak begitu ngefans atau
bahkan belum kenal dengan penyanyi cantik ini, tapi tetap saja, ada baiknya
jangan lewatkan film ini karena film ini benar-benar bisa membuatmu menangis.
Dalam film ini YUI bertindak sebagai Kaoru Amane, gadis muda yang
menderita penyakit XP (Xeroderma
Pigmentosum). Penyakit ini membuatnya tidak pernah keluar rumah pada siang
hari karena cahaya matahari bisa membuat kulitnya meradang dan bahkan bisa
mengancam nyawa. Dengan kata lain, malam merupakan waktu yang paling tepat
baginya untuk jalan-jalan ditaman sambil membawa gitar.
Dalam kisahnya, Kaoru Amane jatuh cinta kepada Fujishirou Kouji
(Takashi Tsukamoto), anak sekolahan yang sering menunggu bus di halte di dekat
rumah Kaoru. Pada suatu malam, keduanya bertemu dan sejak itulah mereka sering
bertemu dimalam hari untuk bernyanyi bersama. Merekapun saling jatuh cinta.
Sayangnya, Kaoru memutuskan untuk tidak lagi menemui Kouji mengingat kondisi
penyakitnya yang mulai parah.
Tapi, Kouji pada akhirnya tau kalau ternyata Kaoru mengidap
penyakit mematikan tersebut. Meski begitu, ia tetap menyukai gadis itu dan
berusaha mewujudkan mimpinya, yaitu masuk dalam dapur rekaman. Ia bekerja paruh
waktu dan menjual surf
boardnya agar Kaoru bisa masuk dapur rekaman.
Akhirnya, Kouji berhasil memasukkan Kaoru ke dapur rekaman dan
lagunya diputar dimana-mana. Namun sayangnya, pada saat itu Kaoru meninggal dan
tidak bisa mendengar lagunya sendiri.
Nobody Knows-Dare Mo Shiranai
Film ini mengisahkan tentang pahitnya kehidupan yang dialami oleh
empat orang anak kecil. Pada awalnya, mereka tinggal bersama dengan ibunya
dalam satu kontrakan sederhana. Mereka hidup bahagia karena si ibu cukup
memberikan perhatian, seperti membangunkan mereka untuk makan makanan kesukaan
yang ia baru sepulang kerja.
Namun lambat laun, si ibu mulai sering meninggalkan mereka dan
pada akhirnya ia benar-benar meninggalkan keempat anaknya dengan memberikan
harapan bahwa ia akan pulang pada natal mendatang. Disinilah kisah sedih dan
memilukan keempat anak tanpa didampingi orangtuanya ini dimulai. Mulai dari
bagaimana susahnya mendapatkan makanan dan bagaimana pula kebersamaan mereka
dalam situasi sulit tersebut. Kamu juga akan tidak akan bisa berhenti menangis
melihat bagaimana Akira (Ayu
Kitaura) yang masih berumur 12 tahun merawat
ketiga adiknya dengan penuh kasih sayang dan perjuangan.
Tada, Kimi wo Aishiteru
Nah, film menyedihkan kali ini
adalah seputar kisah percintaan. Pada awalnya Makoto Segawa (Tamaki Horishi)
bersahabat dengan seorang gadis aneh dan unik bernama Satonaka Shizuru (Miyazaki Aoi). Dibilang aneh dan unik karena gadis
ini terlihat seperti anak-anak dan gaya pakaiannyapun bisa dibilang sedikit
aneh dibandingkan dengan mahasiswi lainnya. Mereka memiliki hobi yang sama
yaitu memotret dan bahkan mereka memiliki tempat rahasia terbagus untuk
memotret.
Di lain sisi, Shizuru memiliki masalah dengan ayahnya, yang pada
akhirnya membuatnya melarikan diri dari rumah. Hal ini membuat Makoto mengajak
Shizuru untuk tinggal bersama dirumahnya. Pada waktu itu, ia beranggapan bahwa
Shizuru tidak lebih dari seorang sahabat dan lebih mirip sebagai adik perempuan
baginya.
Sementara Shizuru sendiri sebenarnya sudah memendam perasaan cinta
kepada lelaki itu. Makoto sendiri justru menyukai seorang wanita
cantik di kampus mereka. Meski begitu, Shizuru tidak memperlihatkan rasa
kecewa. Ia justru mendukung Makoto untuk mendapatkan wanita yang disukainya itu
hingga akhirnya Makoto bisa mendapatkan wanita tersebut.
Suatu hari, Shizuru meminta sebuah permohonan kepada Makoto untuk
menciumnya sebagai objek foto. Hal ini dilakukan untuk mengikuti sebuah
perlombaan fotografi bertema, “lover’s
kiss” Adegan ini diambil ditempat rahasia mereka yaitu heavenly
forest.
Entah kenapa, sejak saat itu, Makoto merasa ada yang aneh dan
menyadari kalau selama ini Shizurulah yang lebih banyak menemaninya dan
membuatnya merasa nyaman dibandingkan wanita yang selama ini dikejar-kejarnya.
Makoto pulang dengan bahagia sambil membawa minuman dan beberapa makanan. Ia
bermaksud untuk makan dan minum bersama dengan Shizuru. Begitu sampai di rumah,
ia tidak menemukan apa-apa dan harapannya sirna begitu tau kalau gadis itu
sudah tidak ada lagi di rumah tersebut. Sejak saat itu, ia tidak pernah lagi
bertemu dengan Shizuru.
Dua tahun berlalu, Makoto menerima sebuah surat dari Shizuru yang
mengundangnya untuk datang ke pameran fotonya di New York. Dengan perasaan
bahagia, Makotopun berangkat ke New York. Namun, sesampainya di tempat tersebut
ia harus menerima kenyataan pahit kalau ternyata Shizuru sudah meninggal dua
bulan sebelum pertemuan tersebut dijanjian karena penyakit genetik yang
membunuhnya. Sementara pameran foto itu sendiri ternyata memang sengaja dibuat
gadis itu sebelum dia meninggal sebagai ungkapan bahwa Makoto sangat berarti
dalam hidupnya.
Nah, dari sinopsisnya, kira-kira
mana diantara film tersebut yang paling membuatmu tertarik?
Judul yang manapun itu, yang pasti jangan lupa siapkan tissue sebelum
menonton ya!
Sumber gambar:
asianwiki.com
EmoticonEmoticon