Sunday 8 January 2017

Sinopsis Anime Anohana Episode 11 – Episode Terakhir

Di rumah, Menma berkata kalau mungkin itu bukanlah keinginannya. Tapi dia lega karena saat ini dia tengah menyukai sebuah acara di televisi. Jintan juga merasa kalau permohonan Menma adalah hal yang berbeda karena meskipun mereka sudah menyalakan kembang api tapi Menma belum juga menghilang.
Malam itu, saat Menma tengah tertidur, Jintan diminta oleh Yukiatsu untuk bertemu karena ada hal yang ingin mereka bicarakan. Sampainya disana, Jintan heran melihat teman-temannya tampak tertunduk sedih.
“Menurutmu, kenapa Menma tidak ke surga?” Tanya Yukiatsu.
Jintan sedikit kaget dengan pertanyaan Yukiatsu.
“Karena kembang api bukanlah permohonan Menma yang sebenarnya.” Jawab Tsuruko.
“Menma tidak bisa ke surga bukan karena permohonan yang berbeda.” Sanggah Anaru. “Apakah kita benar-benar memikirkan tentang Menma? Benar-benar mengabulkan apa yang diinginkannya? Aku hanya memikirkan diriku sendiri! Karena Jintan selalu memikirkan Menma..aku tidak tahan melihatnya..jadi, aku memikirkan sebaiknya Menma pergi ke surga saja!” teriak Anaru sambil menangis. “Bukan karena ingin mengabulkan permohonannya! Aku hanya ingin dia kesana demi diriku sendiri! Dewa mengetahui hal itu, jadi…” Anaru tidak bisa menghentikan tangisnya. 
Anohana
“Aku juga begitu.” Cecar Yukiatsu. “Aku menyukai Menma. Sudah banyak waktu berlalu sejak hari itu, tapi aku terkejut karena tidak ada yang berubah, tentang seberapa banyak aku menyukainya. Karena itu, karena hanya Yadomilah yang bisa melihat Menma, aku tidak tahan dengan keadaan seperti ini. Aku sama sekali tidak berniat menyerahkannya padamu, jadi lebih baik ku kabulkan permohonannya dan mengirimnya ke surga!”
Tsuruko mengatakan kalau Yukiatsu memuakkan. Anaru membantah dan mengatakan Tsuruko juga memuakkan. Anaru mengatakan kalau sebenarnya Tsuruko juga pasti cemburu melihat Yukiatsu hanya menyukai Menma jadi Tsuruko juga ingin Menma ke surga.
Tsuruko membantah dan mengatakan kalau dia tidak cemburu pada Menma. “Aku sama sekali tidak cemburu! Karena aku tau dari awal kalau diriku takkan mampu melampaui Menma. Aku tidak pernah memikirkan sesuatu yang tidak mungkin. Walaupun Menma sudah mencapai surganya, maka dirimu sebagai gantinya..” ucap Tsuruko ke arah Anaru.
Anaru kaget mendengar penuturan Tsuruko. 
Anohana
“Pengganti yang tak bisa kukalahkan. Orang yang selalu membuatku cemburu dari dulu, adalah kamu, Anaru!” teriak Tsuruko. “Baik dulu atau sekarang, kau dan Yukiatsu selalu saja bisa saling mengerti! Itu yang membuatku sakit.” Tsuruko tertunduk sedih. “Waktu silih berganti dan akhirnya aku bisa lebih dekat dengan Yukiatsu. ….aku pikir jika Menma ke surga, maka Anaru dan Jintan akan bisa bersama, sehingga aku bisa masuk (dalam hati Yukiatsu).”
Tsuruko menyesal dan mengatakan kalau dirinya memang memuakkan.
Poppo ternyata juga memiliki penyesalan. Dia mengatakan bahwa waktu itu dia melihat Menma disungai tapi dia tidak menolongnya karena ketakutan. Setelah itu, Poppo sengaja pergi ke luar negeri untuk melupakan semua rasa bersalahnya. Tapi akhirnya, dia kembali lagi ke tempat ini dan kembali merasakan rasa bersalahnya pada Menma. Karena itu, dia ingin Menma kembali ke surga agar dia tidak lagi merasakan rasa bersalah.
Anohana
“Ternyata memang tidak mungkin..untuk membantu Menma menggapai surga dengan perasaan seperti ini.” Ucap Yukiatsu tertunduk.
Yukiatsu, Anaru, Poppo, dan Tsuruko tampak menangis dengan hebat hingga isakannya terdengar keras. Keegoisan tampaknya membuat mereka begitu menyesal.
Jintan terdiam memandangi semua temannya menangis dengan begitu sedih. Ternyata, bukan hanya aku saja…yang punya keegoisan tentang pelepasan Menma ke surga. Yang tidak serius memikirkan permohonan Menma. Menma, maaf kan aku. Maaf kan aku.
Di lain sisi, Menma tampak menyanyi sendiri di rumah. Dia merasa bahagia karena melihat tangannya sedikit demi sedikit mulai berubah warna dan tidak bisa digerakkan. Dengan kata lain, keinginannya untuk ke surga akan segera tercapai.
“Aku akan minta maaf!” teriak Anaru. Ia berusaha menghentikan tangisnya. “Aku tidak peduli lagi dengan Jintan, aku akan meminta maaf dengan tulus kepada Menma, lalu..”
Anohana
Tiba-tiba semuanya tertawa karena bulu mata palsu Anaru terlepas karena menangis. Yukiatsu tak henti tertawa dan meledek Anaru yang memiliki dua bulu mata. Poppo juga mengatakan kalau Anaru sudah punya bulu mata, kenapa dia harus menambahnya lagi? Dengan alasan sesederhana itu, akhirnya mereka bisa kembali ceria dan tertawa bersama.
“Seperti yang kau bilang, Yukiatsu.”
Semuanya diam kembali begitu Jintan angkat bicara.
“Jauh didalam diriku, aku senang kalau hanya aku yang bisa melihat Menma. Tapi, Menma berbeda...tidak hanya padaku, tapi dia ingin berbicara pada kalian semua. Karena itulah, dia ingin pergi ke surga dan bereinkarnasi.”
Semuanya kaget. Menma sangat mempedulikan dan menyanyangi mereka.
“Mari kita kabulkan permohonan Menma yang sebenarnya.” Ucap Yukiatsu.
Anaru dan Tsuruko membenarkan dan meminta agar Menma datang kesini. Menma harus ada disini karena kalau tidak ada Menma, mereka bukanlah Perdamaian Super Buster.
Yukiatsu merangkul Jintan. “Kuserahkan padamu, leader!”
Jintan merasa bahagia melihat teman-temannya masih seperti yang dulu dan berjanji akan membawa Menma ke markas rahasia untuk berkumpul bersama. Jintan berlari dengan bahagia dan tidak sabar bertemu dengan Menma. Sampainya dirumah Jintan sangat kaget karena Menma tampak tertidur lemas di lantai.
Anohana

Menma tersenyum ke arah Jintan.
“Menma, kenapa begini?” teriak Jintan.
“Permohonan Menma…sepertinya sudah terkabulkan.” Jawab Menma sambil tersenyum.
Menma memperlihatkan tangannya yang mulai berubah warna dan lemas. “Menma ingat tentang janji yang dibuat dengan ibunya Jintan.”
Ada flashback dimana ibu Jintan yang sakit-sakitan mengatakan kalau dia cemas melihat Jintan yang tidak pernah mau menangis dan memendam emosinya setelah ia sakit. Dia menahannya terlalu banyak. Ibunya ingin Jintan tertawa, marah, dan juga menangis. Saat itu, Menma berjanji akan membuat Jintan menangis. Karena itulah waktu itu, Menma mengajak semuanya berkumpul dan berencana membuat Jintan menangis dengan meledeknya. Tapi waktu itu semuanya tidak seperti yang diharapkan. 
Anohana
Menma…kembali kesini agar permohonannya itu terkabulkan. Jintan berbisik dalam hati. Tak terasa air matanya berlinang. Menma dengan cepat menghapus air mata Jintan dan mengatakan kalau sebenarnya ia lebih menyukai wajah Jintan yang tersenyum. Tiba-tiba tangan Menma lemah dan terjatuh sendiri ke lantai.
“Kurasa sudah saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal.” Ucap Menma.
“Tunggu! Kau belum boleh pergi! Tunggu!” teriak Jintan. “Jangan hanya mengatakannya padaku!”
Jintan mengatakan bahwa tidak hanya dia yang menyayangi Menma, semuanya menyukai Menma dan tengah menunggunya disana. Jintan dengan cepat menggendong Menma dan membawanya ke markas.
Tepat sampai di markas Menma menghilang. Jintan terus berteriak memanggil nama Menma tapi ia sudah tidak dapat melihatnya lagi. Yang lainnya heran kenapa Jintan seperti itu dan kemudian mengerti kalau Menma sudah menghilang. Mereka terlihat sangat sedih, cemas, dan takut kehilangan sampai-sampai berteriak memanggil Menma seperti orang gila. (Ini adalah bagian yang paling menyedihkan, jadi jangan lupa siapkan tisue ya, J
Anohana

Anohana
Menma menangis sedih melihat itu. A-aku main petak umpet. Ucap Menma untuk menenangkan teman-temannya. Tapi, bahkan ia sendiri tidak bisa menahan rasa sedihnya karena ia belum mengucapkan selamat tinggal dengan benar pada teman-temannya. Kemudian Menma mencoba menulis di kertas meskipun itu sudah sangat sulit.
Jintan bisa mendengar suara Menma dan tersenyum sedih. “Apa maksudnya main petak umpet?”
Mereka kemudian pergi keluar markas dan berteriak-teriak memanggil nama Menma. Tapi mereka tidak berhasil menemukannya. Mereka kemudian berhenti di depan sebuah pohon dan melihat ada 5 kertas di sana. Itu adalah ucapan perpisahan dari Menma.
Kepada Tsuruko. Aku menyukai kelembutanmu.
Kepada Yukiatsu. Aku menyukai kerja kerasmu.
Kepada Poppo. Aku menyukai kelucuanmu.
Kepada Anaru. Aku menyukai kepercayaan dirimu.
Semuanya sedih melihat surat yang ditujukan Menma untuk masing-masing mereka. 
Anohana
Anohana
Aku mencintaimu Jintan. Cintaku padamu adalah cinta yang singkat dimana aku ingin menikahimu. Jintan menangis membaca surat Menma untuknya.
Menma duduk di pohon dan melihat teman-temannya dengan penuh bahagia karena ia akhirnya berhasil mengucapkan selamat tinggal dengan baik.
“Apa ini? Apa ini Menma?” Teriak Jintan. “Kita sedang main petak umpet, kan? Jadi…sampai kami menemukanmu..ini tidak akan pernah berakhir, bukan?”teriak Jintan dengan tangisannya.
Jintan kemudian terus berteriak, Kamu ada disana?!
Poppo, Anaru, Yukitsu, dan juga Tsuruko juga ikut berteriak. Kamu ada disana?!
Mereka terus meneriakkan kata itu dan berharap Menma akan menjawabnya.
Menma menangis sedih melihat itu. “Sudah ketemu!” teriak Menma. Tampaknya ia tidak bisa mengendalikan betapa sedihnya ia saat ini.
Jintan dan yang lainnya kaget mendengar suara Menma. 
Anohana

Mereka semakin kaget begitu melihat Menma duduk di bawah pohon. Kali ini tidak hanya Jintan, Poppo, Anaru, Yukiatsu, dan juga Tsuruko bisa melihat Menma dengan jelas. Mereka tersenyum senang bisa melihat Menma lagi dan bahkan untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
“Menma payah dalam permainan petak umpet,ya?” ucap Menma lirih. “Ya, Jintan. Bilang yang benar…terus ini akan jadi perpisahan, bukan?”
Cahaya matahari tampak mulai menembus tubuh Menma.
“Aku sudah baca suratmu!” teriak Poppo. “Aku juga sangat menyanyangimu, Menma!”
“Aku juga menyayangimu!” sambung Tsuruko.
“Aku juga sangat menyayangimu!” teriak Anaru.
“Tentu saja, aku juga sangat menyanyangimu!” cecar Yukiatsu. 
Anohana
Jintan tersenyum dan melihat Menma dengan pandangan lirih. “Terimakasih sudah mengabulkan permohonan ibuku. Aku sangat mencintaimu, Menma.”
Menma menangis haru. “Menma ingin lebih lama lagi bersama teman-teman semua. Bermain bersama. Jadi, aku akan bereinkarnasi dan bersama dengan kalian lagi.” Teriak Menma sedih. “Jadi, sekarang karena jintan sudah menangis,....dan kita sudah mengucapkan selamat tinggal, maka….”
Menma kemudian tersenyum dan mengilang.
Anohana
Ternyata Menma masih tersenyum.
Kami sudah beranjak dewasa. Dan, secepat apapun musim berganti, bunga yang bermekaran di pinggir jalan juga mulai berganti. Aku masih berpikir, berpikir apa nama bunga yang mekar di musim itu? Bergemetar saat ditiup angin, berduri ketika hendak disentuh..dan ketika hidungmu didekatkan, itu memberikan aroma kesegaran dari sinar matahari.
…..seiring berjalannya waktu, aroma itu mulai pudar. Dan, kami akan bernjak lebih dewasa. Tapi, aku yakin, bunga itu pasti akan tetap bermekaran disuatu tempat. Benar, kami semua terus melangkah maju.
-Tamat-


EmoticonEmoticon