Futaba tidak bisa melupakan kenangan dimasa SMP. Saat itu, dia
jatuh cinta dengan seorang teman sekelasnya bernama Kou Tanaka. Pria ini adalah
orang yang manis dan berbicara lemah lembut. Suatu hari, Futaba mencari tempat
berteduh di sebuah kuil karena hujan saat pulang sekolah. Dia tidak menyangka
bertemu Tanaka yang juga berteduh disana. Suasana sedikit canggung, tapi itu
adalah hari dimana mereka bisa memulai sebuah obrolan. Bahkan, berawal dari
sana, mereka berjanji untuk melihat festival bersama. Tapi Futaba merasa cukup sedih
karena Tanaka tidak pernah datang di hari janjian mereka. Di hari berikutnya,
dia mendengar Tanaka sudah pindah sekolah.
Satu tahun kemudian, kini Futaba adalah seorang siswa SMA yang
memiliki banyak teman karena telah merubah dirinya. Di masa SMP dia adalah
murid feminin dan manis sehingga dia tidak begitu disukai oleh teman perempuan
meski dia disukai laki-laki. Sekarang dia sengaja menghilangkan sisi feminimnya
agar teman perempuannya tidak cemburu sehingga dia bisa memiliki banyak teman.
Dia membeli banyak roti sekaligus dan memakannya dengan buru-buru. Temannya
bilang dia adalah orang yang cantik dan pasti para laki-laki akan menggilainya
jika dia berubah menjadi feminim, seperti Yuri. Yah, Yuri adalah murid yang
disukai banyak pria di kelas, tapi dia tidak disukai oleh para siswi perempuan.
Tapi Futaba tidak tertarik dengan usulan temannya karena tidak ingin seperti
Yuri yang tidak memiliki teman perempuan.
Suatu ketika, dia tidak sengaja berpapasan dengan seorang pria.
Punggung dan cara berjalan pria itu mengingatkannya dengan Tanaka. Futaba tidak
menyangka ternyata pria itu benar-benar Tanaka. Futaba begitu senang karena
akhirnya setelah sekian lama impiannya untuk kembali kemasa itu terwujud. Di
tempat yang sama, yaitu kuil tempat mereka dulu berteduh, Futaba
akhirnya mengakui bahwa dia memang membenci laki-laki tapi itu tidak berlaku
untuk Tanaka. Futaba benar-benar ingin mengungkapkan ini dari dulu. Tanaka
merasa lega dan mengaku juga menyukai Futaba. Seketika, Futaba merasa begitu
bahagia karena akhirnya perasaanya terbalasnya. Futaba merasa baru saja memulai
kembali kisah cintanya di masa lalu.
Namun Futaba harus berhenti tersenyum ketika Tanaka bilang kalau
itu hanyalah masa lalu. Mereka tidak bisa kembali ke masal lalu karena mereka
bukan lagi orang yang sama. Mereka telah berubah. Dia bukan lagi Tanaka, tapi
sekarang dia adalah Mabuchi. Dia tidak ingin dipanggil dengan Tanaka lagi.
Baginya Tanaka sudah tidak ada lagi. Dan, baginya Futaba yang dulu juga sudah
berubah.
Sikap Tanaka yang berubah membuat Futaba sedikit tidaknya menjadi
bingung dan sedih. Suatu hari, Futaba membeli roti di kantin. Penjual menuduh
Futaba tidak membayar roti yang diambilnya padahal dia sudah membayar pada bibi
satunya yang juga ikut melayani pembeli. Futaba bilang dia sudah membayarnya,
tapi si penjual tidak percaya dan tetap menuduhnya mencuri. Kedua teman Futaba
datang dan kaget mendengarnya. Mereka sedikit kecewa dan tidak habis pikir
Futaba melakukan itu. Tiba-tiba Tanaka yang ternyata juga berada disana angkat
bicara, dia mengaku melihat Futaba telah membayar uangnya pada si bibi jadi
meminta si penjual untuk meminta maaf karena asal menuduh orang.
Futaba merasa terharu dengan sikap Tanaka yang membelanya. Dia
lantas mengejar Tanaka dan berterimakasih dengan wajah malu-malu seakan tengah
jatuh cinta. Tanaka dengan ketus bilang kalau dia melakukan itu hanya karena
bentuk rasa kemanusiaan, dia akan tetap melakukan itu bahkan jika orang itu
bukan Futaba.
Tanaka mengaku tidak habis pikir Futaba merasa tersanjung hanya
ditolong seperti itu. Itu terlihat sedikit murahan, seperti pertemannya yang
juga murahan dan penuh kepura-puraan.Tanaka juga mengingatkan untuk tidak lagi
memanggilnya dengan nama Tanaka, karena sekarang namanya adalah Mabuchi. Futaba
tidak mampu berkata-kata mendengar ucapan kasar Tanaka.
“Sama sepertiku, dia telah banyak berubah. Tanaka-kun yang
waktu itu…sudah menghilang selamanya. Saat-saat seperti itu.., sudah tidak bisa
dikembalikan lagi..”-Yoshioka Futaba
EmoticonEmoticon