Dari ini para utusan kelas melakukan kelas kepemimpinan. Futaba
menjemput Kou ke rumahnya, tapi dia justru disambut dengan Kou yang telanjang
dada. Futaba syok dan menutup setengah matanya, lalu memperingtkan kalau dia
datang bukan untuk itu. Kou hanya mampu mendengus dan bilang kalau dia baru
habis mandi, jadi ada baiknya Futaba tidak berpikir yang macam-macam. Futaba lega
dan meminta Kou segera siap-siap karena mereka hampir ketinggalan kereta.
Setelah selesai bersiap, akhirnya mereka sampai di stasiun. Sayang sekali,
mereka harus buru-buru kembali karena tas Futaba ketinggalan. Mereka berlari
kembali ke stasiun dan lega bisa masuk ke kereta saat pintu hendak tutup.
Lagi-lagi mereka hanya mampu memelas muram karena rupanya mereka menaiki kereta
yang salah. Hadeh, ini menjadi hari melelahkan bahkan sebelum pelatihan
dimulai.
Yuri dengan cemas menelpon bertanya kenapa mereka belum sampai,
padahal bus akan segera berangkat. Bahkan guru dan ketua pelatihan mulai kesal
menunggu dan meminta mereka untuk menyusul dan mencari sendiri tempatnya.
Futaba meminta maaf dan akhirnya tidak ikut dengan bus rombongan. Di kereta,
Futaba mengeluhkan drinya yang lelah. Kou juga mengaku kelelahan karena
kecerobohan mereka. Futaba meminta Kou untuk tidur saja dan berjanji akan
membangunkannya begitu sudah sampai. Kou lega dan segera tidur. Konyol sekali,
Kou terbangun dan justru melihat Futaba tertidur pulas. Haha.
Akhirnya mereka sampai di tempat kegiatan. Mereka berdua dimarahi
dan diminta membuat surat permintaan maaf. Saat makan siang, Kominato
menyampaikan kekesalannya melihat Futaba dan Kou yang terlambat. Mereka berdua
telah membuatnya malu di depan perwakilan kelas lain karena kelas lain tidak
ada yang terlambat. Morao juga terlihat sangat kesal karena Tanaka-sensei
(kakak Kou) harus menanggung malu karena ulahnya. Kou protes, menurutnya apa
yang dia lakukan tidak ada hubungannya dengan kakaknya. Morao semakin marah dan
menganggap Kou kurang ajar, bagaimana dia bisa tidak merasa bersalah sementara
Tanaka-sensei harus meminta maaf pada guru-guru atas kesalahan yang dilakukan
adiknya. Kou kesal dan mengungkit Morao yang masuk ke perwakilan kelas tanpa
ada tujuan yang jelas. Kominato memperingatkan Kou untuk berbicara sopan pada
wanita (Kominato kelihatannya suka dengan Morao-san). Futaba mulai khawatir
melihat situasi yang memanas. Dia mencoba menenangkan, tapi Kou dan Morao
memilih untuk pergi. Ditambah lagi, Yuri yang biasanya manis kini berubah
sangar saat Kominato mengambil makanan kesukaannya yang sengaja dia sisakan
untuk nanti.
Malamnya, semua perwakilan kelas melakukan kelas kepemimpinan.
Tiba saat ketika kelompok Futaba untuk membacakan hasil kerja kelompok mereka.
Futaba begitu gugup dan tidak sanggup untuk membacanya. Akhirnya Kou berdiri
untuk membacakannya dan menjawab pertanyaan kakanya,Tanaka-sensei yang
kebetulan juga menjadi panitia. Setelah acara selesai, Kou menemukan Futaba
melamun sendirian dan merebahkan kepalanya di atas meja. Futaba mengaku sangat
ingin menjadi Kou. Kou bisa melakukannya dengan mudah sementara dia tidak bisa.
Dia tidak bisa diandalkan. Kou membantah, dia bisa melakukannya dengan mudah
karena dia sebenarnya tidak peduli. Baginya itu bukan yang penting.
Sementara Futaba sampai merasa tertekan menandakan bahwa dia peduli dengan
kegiatan itu dan merasa itu penting. Jadi, menurutnya Futabalah yang layak
mendapat pujian. Kou memelas bahwa dirinya tidak pernah pantas mendapat pujian apapun.
Futaba mendongak dan melihat Kou yang juga merebahkan kepalanya di
meja. Futaba terdiam melihat rambut dan tengkuk itu. Sekarang, keinginanya
untuk mengenal Kou kembali lagi. Dia sungguh ingin tau, apa yang terjadi dengan
pria ini selama 3 tahun belakangan yang membuatnya hidup seperti ini. Futaba
terbawa perasaan, dia meyentuh rambut Kou dengan lembut seakan memberikan pesan
kalau semuanya akan baik-baik saja. Kou mengangkat kepalanya dan langsung
bertanya apakah Futaba menyukainya. Futaba kaget dan gugup. Ini pertanyaan yang
begitu tiba-tiba. Dia lantas mengomeli Kou yang mengajukan pertanyaa itu begitu
mudahnya dan memintanya untuk tidak terlalu percaya diri. Dia bahkan tidak tau
dengan perasaannya sendiri, tapi menurutnya dirinya yang dulu tidak menyukai
Kou yang sekarang. Kou terlihat kesal dan mengingatkan kalau Futaba juga
berubah. Dia memperingatkan agar Futaba berhenti mencari dirinya yang dulu
karena baginya itu menyebalkan. Dan, menurutnya Futaba pura-pura hanya
pura-pura move on, padahal sebenarnya dia masih mengeluhkan masa
lalu. Futaba ikut kesal dan berteriak kalau dia semakin yakin kalau dia sama
sekali tidak menyukai Kou yang sekarang.
Alhasil, besoknya mereka saling ngambek satu sama lain yang memuat
Yuri dan Kominato heran. Yuri berpikir mereka terlihat seperti pasangan yang
habis bertengkar. Kominato membenarkan perkataan Yuri, tapi Yuri
mengabaikannya. Kominato mengelus tengkuk heran, apa yang membuat Yuri bersikap
cuek. Kou dan Futaba serentak menjawab kalau Yuri kesalnya padanya. Kominato
semakin heran, apa yang dia lakukan hingga Yuri kesal padanya?
Benar saja, Yuri rupanya masih ngambek sama Kominato karena
kemaren Kominato telah mengambil cakenya. Yuri mengomel sendiri dan
tidak akan memaafkan Kominato. Saat itu, dia tidak sengaja mendengar dua orang
tengah mengobrol. Yuri mengintip dan melihat Morao berama Tanaka-sensei.
Tanaka-sensei meminta Morao untuk bergabung dengan teman-temanya yang lain.
Tapi Morao tidak mau dan ingin menemani Tanaka-sensei membersihkan jendela.
Tanaka-sensei mengingatkan kalau mereka tidak bisa lebih dekat lagi, karena dia
adalah guru sementara Morao adalah murid. Karena itu, mereka harus jaga jarak.
Morao terlihat sedih dan mau pergi dari sana. Saat pergi dari sana, Morao kaget
melihat Yuri yang ternyata melihat dan mendengar percakapannya dengan sensei.
Di sisi lain, Futaba masih mengomelkan Kou yang membuatnya marah.
Tapi setelah dipikir-pikir Kou ada benarnya. Karena itu, dia bertekad untuk
kembali kepada keyakinan awalnya untuk memulai sesuatu yang baru. Lantas dia
pergi mencari Kou. Tapi dia justru menemukan Kou tengah mengobrol dengan
seorang gadis. Futaba yakin, si gadis itu pasti tengah menyatakan cinta. Ini
membuatnya kesal, bagaimana bisa Kou mengomel padanya sementara tersenyum manis
pada gadis lain. Futaba memilih pergi dari sana tapi saying sekali, dia justru
dihadapkan dengan dua murid laki-laki yang berusaha menggodanya. Futaba bingung
harus berbuat apa. Tiba-tiba Kou datang dan bilang kalau Futaba adalah
pacarnya, lalu menariknya pergi dari sana.
Futaba sedikit kaget dan tak henti melihat Kou yang kini
menggenggam tangannya. Futaba bertanya kenapa Kou memegang tangannya, dia hanya
tidak mau pacar Kou salah paham jika melihat mereka. Kou bilang kalau dia tidak
memiliki pacar. Sontak, senyuman tergambar manis di wajah Futaba.
“Entah kenapa aku merasa lega mendengarnya. Bahkan, setiap kata
yang Kou ucapkan bisa membuatku jengkel atau senang…tapi kurasa itu bukanlah
pertanda rasa sukaku pada Kou yang sekarang..”
EmoticonEmoticon