Ini adalah kesempatan yang tepat untuk berbicara pada Yuri. Sepanjang jalan Futaba terus menguatkan hatinya untuk memberanikan diri, bahkan dia menantang akan memotong rambut jika tidak berhasil mengatakannya hari ini. Yuri adalah sahabat yang berharga, karena itulah dia ingin jujur padanya. Futaba terus merasakan sesak di dadanya. Dia gugup dan benar-benar takut untuk bicara, terlebih Murao juga ikut bersama mereka. Tapi bagaimanapun, ini adalah kesempatan terakhirnya.
Di Kafe, Futaba terlihat gugup tidak nyaman. Murao dan Yuri hanya
bingung melihat sikap Futaba yang sedikit aneh. Dengan terbata-bata, Futaba
akhirnya menatakan bahwa dia juga menyukai Kou. Untuk sesaat suasana menjadi
hening, tapi berikutnya terdengar suara tawa manis dari Yuri. Yuri bilang itu
artinya mereka menyukai pria yang sama dan memuji Kou yang keren karena membuat
mereka berdua jatuh cinta. Futaba hanya terdiam tak percaya dengan tanggapan
santai yuri. Ini tak seperti yang dia bayangkan, dia pikir Yuri akan marah atau
membencinya, tapi sekarang dia hanya melihat senyuman di bibir Yuri seolah ini
tidak jadi masalah baginya. Jika tau begini, seharusnya dia mengatakan saja
dari awal. Murao hanya bisa mengeluhkan selera kedua sahabatnya yang buruk
karena menurutnya Kou tidak menarik sama sekali.
Yuri berpikir Futaba beruntung karena dia lebih dekat dengan Kou.
Futaba menyanggah, Kou bahkan pernah bilang kalau dia tidak menyukainya. Yuri
kaget dan bertanya apakah Futaba sudah mengatakan perasaannya. Futaba
menyanggah, dia lantas bercerita kalau dia pernah menyukai Kou saat masa SMP
dan kembali bertemu dengannya dengan kepribadian yang sama-sama berubah. Yuri
mengerti dan meminta mereka untuk tetap bersahabat meski kelak salah satu dari
mereka mendapat hati Kou. Setelah itu, Yuri segera pamit ke toilet.
Futaba mengusap dada lega karena mengatakan semuanya. Dia juga
merasa senang karena tidak kehilangan sahabatnya. Tapi, begitu Yuri kembali
hati Futaba kembali goyah karena melihat mata Yuri yang sembab dan
merah. Murao tiba-tiba juga mengaku kalau dia menyukai
Tanaka-sensei. Futaba kaget dan heran kenapa Yuri tidak kaget.
Murao bercerita kalau Yuri sudah mengetahuinya. Awalnya dia
berpikir Yuri akan menceritakannya pada Futaba, tapi ternyata Yuri benar-benar
menyimpan rahasia. Baginya, Yuri adalah orang baik, dan dia yakin itu jugalah
yang menjadi alasan kenapa Futaba kesulitan mengatakan sesuatu yang bisa
menyakiti Yuri. Murao mengaku kalau dia berani mengatakan perasaannya karena
melihat mereka berdua. Dari mereka dia belajar untuk tidak ada salahnya
menyukai dan bersahabat dengan seseorang. Murao juga jujur bilang kalau ini
adalah pertama kalinya dia mengobrol dengan teman sepulang sekolah. Dia
mengingatkan, bertengkar tidak akan merubah apapun karena Kou lah yang
menentukan siapa yang dia pilih, atau bahkan menolak mereka berdua. Dia berada
di pihak yang netral, ajdi meminta mereka berdua untuk berjuang secara adil.
Futaba dan Yuri membenarkan dan terlihat bersemangat untuk mendapatkan Kou.
Akhirnya, Futaba bisa pulang dengan perasaan lega tanpa beban lagi
seperti beberapa hari sebelumnya. Kebetulan sekali, di stasiun dia tak sengaja
melihat Kou. Ini membuatnya sedikit gugup. Futaba menghampirinya dan bertanya
apa yang dia lakukan. Kou mengelus kucing itu dan bilang kalau kucing itu lebih
kurus dari sebelumnya. Futaba bertanya kenapa Kou tidak membawa saja kucing itu
ke rumahnya dan merawatnya. Kou tidak mau, karena itu akan membuatnya peduli.
Futaba heran kenapa Kou tidak mau bersikap peduli. Kou mengaku kalau sikap
peduli akan membawa banyak masalah. Lalu berjalan pergi dari sana. Futaba
terdiam memperhatikan tubuh itu berjalan menjauh. Dia bertanya dalam
hati apakah itu artinya Kou juga tidak peduli dengan teman dan sekolahnya.
Futaba penasaran kemana Kou gerangan. Dia lantas mengikutinya dan
menemukan Kou berkumpul dengan beberapa anak muda yang terlihat hidup bebas.
Futaba kaget melihat Kou yang ternyata berteman dengan orang-orang seperti itu.
Dia lantas menghampirinya dan bertanya apa yang dia lakukan disana. Kou
bertanya balik, justru dia ingin tau apa yang Futaba lakukan
disana. Teman Kou bertanya apakah gadis itu pacarnya. Kou membantah,
Futaba adalah temannya. Temannya lantas berpikir bagaimana kalau Kou
menjodohkannya dengan Futaba. Kou bilang kalau Futaba bukanlah gadis feminin,
makannya banyak dan kakinya besar. Temannya membantah, menurutnya gadis itu
feminine dan bahkan dia bisa menebak dia memiliki payu*ara yang besar. Kou
terlihat muak mendengarnya. Dia lantas menyeret Futaba pergi dari sana. Dia
meminta Futaba untuk pulang, tapi Futaba menolak dan tetap mengikuti Kou. Di
sepanjang jalan, Futaba terus memperhatikan punggung Kou. Dia sedih karena rupanya
dia masih belum sedekat yang dia pikirkan dengan Kou. Dia sama sekali tidak tau
apa yang sebenarnya Kou rasakan.
Mereka berdua berakhir dengan duduk di tepi sungai. Futaba
bertanya apakah Kou juga melakukan hal-hal buruk (minum dan merokok) seperti
yang dilakukan temannya. Kou bilang dia tidak pernah melakukan hal semacam itu.
Dia hanya butuh teman untuk bicara. Futaba terlihat lega dan ikut merebahkan
diri di rumput. Dia meminta Kou berbicara padanya atau teman yang
lain saat dia butuh teman bicara.
Kou melihat Futaba tidur disampingnya dan mengeluhkan Futaba yang
bersikap lengah. Kou bertanya apakah Futaba tidak merasa takut karena dia bisa
saja diserang saat ini juga. Futaba terkekeh dan bilang kalau itu tidak akan
terjadi karena dia tau Kou tidak akan melakukan hal semacam itu. Kou
lantas bergerak ke atas Futaba dan bilang kalau Futaba terlalu meremehkannya.
Futaba terbelalak kaget melihat Kou berada di atasnya dan mengunci tangannya di
rumput. Kou mendekatkan wajahnya hendak mencium Futaba.
Futaba memejamkan mata dan kemudian merasakan jidadnya sakit
karena disentil Kou. Kou kembali ke tempat duduknya dan meminta Futaba untuk
tidak kembali ke tempat itu lagi sendirian jika tidak ingin mendapatkan ingatan
yang menakutkan seperti yang barusaja hendak dia lakukan. Futaba terdiam dan
tersadar kalau Kou sengaja melakukan itu untuk membuatnya mengerti. Tiba-tiba
saja Futaba menangis terisak. Kou meminta maaf dan bertanya apakah dia terlalu
menakuti-nakutinya. Futaba hanya diam, dia teringat kembali kejadian barusan
dimana Kou hendak menciumnya. Aku syok dan takut. Tapi sebenarnya..,
bukan itu alasan yang membuatku menangis. Aku menangis karena aku malu pada
diriku yang terbawa suasana..
EmoticonEmoticon