Saturday, 1 April 2017

Sinopsis Drama Jepang My Boss My Hero Episode 1


Sakaki Makio (27 tahun), ketua dari geng Kantou Sharp Fang akan melakukan sebuah transaksi dengan mafia Hongkong. Sebelum melakukan transaksi tawar menawar, ia mendapatkan perintah dari bosnya untuk  mengatakan “NO” jika mafia menawarkan US$27. Perundinganpun dimulai.
Pihak mafia Hongkong menawarkan 25, Makio yang didampingi dengan anggota gengnya dengan percaya diri mengatakan “NO”. Kemudian dengan agak kesal, mafia Hongkong kembali menambahkan 5. Makio masih mengatakan “NO”. Mafia Hongkong kembali menambah tawaran hingga 10 lagi. Dengan kata lain, mereka menawarkan 25+5+5+5. Maiko tampak berpikir dan berusaha menghitung berapa total jumlah dengan jarinya. Celakanya, ia justru lupa apakah bos memerintahkan untuk menolak di bawah atau di atas US $27.  
MBMH
Dengan sedikit ragu, Makio kembali menolak. Alhasil, mafia Hongkong kehabisan kesaraban dan mengatakan kalau Makio idiot. Mendengar itu, Makio marah besar dan langsung bertarung. Makio memang menang, namun saat di markas ia dimarahi oleh bos yang merupakan ayahnya sendiri, lantaran ia menggagalkan transaksi dan kehilangan uang US$27.
Ayahnya sebenarnya ingin menjadikan Makio sebagai bos dari geng Kantou Sharp Fang , namun karena Makio bodoh dan sering mengacau, maka ia rasa Makio tidak bisa menjadi bos dari geng. Terlebih, ada anggota geng yang mengatakan kalau Makio kurang cocok menjadi bos. Makio membantah dan mengatakan kalau dia adalah yang paling kuat namun ayahnya  pandangan bahwa zaman sekarang tidak hanya butuh kekuatan, tetapi juga otak.  Yakuza tidak akan mau bekerja untuk orang bodoh.
MBMH
Ayah memberi Makio satu kesempatan lagi dengan syarat Makio harus mau bersekolah di SMA agar dia belajar lebih baik lagi. Ayahnya memiliki teman lama yang menjadi kepala sekolah di sebuah SMA, jadi dia akan membantunya. Makio akan menjadi murid pindahan khusus dan belajar di kelas 3. Makio kaget dan menolak. Bagaimana mungkin di umurnya yang 27 tahun kembali ke masa SMA? Dan lagian dia juga tidak berminat lagi untuk sekolah. Dengan tegas ayahnya tetap menyuruhnya untuk sekolah, jika Makio tidak lulus maka adik Makiolah yang akan menjadi bos.
MBMH
Setelah ayahnya pergi, Makio marah besar dihadapan anggota gengnya, bahkan saking marahnya, tangan Makio bergemetar saat memegang gelas puding. Namun, anggota geng justru mendukung Makio untuk belajar di SMA agar Makio bisa menjadi bos. Makio sejenak berpikir posifit. Makio membayangkan dia akan lulus dari waktu 1 tahun dari sekarang dan setelah itu dia bisa menjadi bos. Tampaknya sangat mudah dan tidak begitu sulit. Makio sambil  tersenyum mengatakan kalau dia akan menerima tawaran ayahnya. Keputusan Makio itu membuat anggotanya heran, kenapa Makio bisa berubah secepat itu.
Besoknya, Makio mulai menjalani statusnya sebagai murid kelas 3 SMA. Sebelum berangkat sekolah, anggota gengnya sibuk membantu Makio untuk tampil layaknya anak SMA. Mereka mengubah gaya rambut Makio dan mengajarkan bagaimana caranya menjawab panggilan dari guru. Para anggota gengnya pun melepas Makio pergi sekolah dengan membungkuk dan penuh hormat.
“Lihat saja ayah, aku akan lulus SMA..!” ucap Makio yakin.  ***
MBMH
Anak buah Makio, Kazuya dan Kuroi mengantar Makio hingga dekat sekolah. Mereka memberikan seragam sekolah dan Makio kaget melihat dibalik seragamnya ada gambar jahitan lambang geng. Kazuya justru tertawa dan mengatakan kalau dialah yang menjahitnya semalaman dengan tangannya sendiri demi Makio. Makio marah kenapa Kazuya harus menjahitnya. Kuroi menenangkan Makio dan itu tidak masalah sepanjang sepanjang Makio tidak membuka baju seragamnya itu. Kuroi juga kembali memperingatkan agar Makio bertindak hati-hati agar orang lain tidak tau kalau dia adalah seorang Yakuza.
MBMH
Saat hendak masuk, Makio dihadang oleh guru olahraga dan menanyakan apakah Makio murid sini atau tidak karena ia melihat wajah Makio terlihat sudah tua dan baru pertama kali dia lihat. Makio mengatakan kalau dia adalah murid SMA Agnes ini dan berumur 17 tahun. Guru olahraga itu tampak tidak percaya Makio berumur 17 tahun tapi untungnya kepala sekolah datang dan mengajak Makio masuk bersamanya. Kepala sekolah yang suka berkebun itu berbisik kalau hanya dia yang mengetahui identitas Makio. Kepala juga menyampaikan kalau dia tidak akan memberikan perlakuan khusus pada Makio, Makio akan diperlakukan sama dengan murid lainnya. Jika Makio tidak belajar, maka dia tidak akan lulus.
Makio mengangguk paham. Wali kelasnya, Minami-Sensei memperkenalkan Sakaki Makio di depan para murid. Makio yang gugup bisa melihat tampang murid yang melihat aneh padanya seperti ingin mengatakan kenapa dia terlihat tua dan aneh? Baru beberapa menit Makio duduk di bangkunya, tiba-tiba dia berdiri dan pergi ke pojok kelas sambil berteriak “cepat berlindung!”  begitu mendengar suara tembakan. Murid yang lain merasa heran tapi akhirnya mereka ikut-ikutan menunduk di bawah meja.
MBMH
Lucu sekali melihat Makio yang tampak siaga dengan penggaris ditangannya (mungkin sebagai ganti pistol kali ya). Makio bahkan memerintahkan wali kelasnya untuk ikut menunduk. Makio pelan-pelan mengintip ke luar jendela dan melihat guru olahraga menembakkan pistol tanpa isi sebagai aba-aba bagi muridnya yang tengah olahraga. Melihat itu, Makio kembali duduk. Wali kelas dan teman-temannya tampak kesal.
Saat pelajaran berlangsung, Makio tampak kesal karena tidak tau sama sekali dengan apa yang tengah dipelajarinya. Lucunya, saat seorang guru laki-laki dengan postur tubuh yang agak kecil hendak melempar pertanyaan padanya, Makio dengan cepat memperlihatkan tampang menakutkan dan dalam hatinya ia berbisik akan membunuh guru itu jika dia berani memberikan pertanyaan padanya. Melihat tampang Makio yang menakutnya, akhirnya guru tersebut tidak jadi memberikan pertanyaan. Makio bernapas lega.
MBMH
Saat jam istirahat, Makio melihat salah seorang teman sekelasnya bernama Sakurakoji dikerjain oleh Hoshino dan dua temannya. Saat Sakurakoji memberikan dompetnya, Makio kaget karena ternyata dompet itu adalah dompetnya. Ternyata sebelum belajar tadi dompetnya jatuh dan tertukar dengan dompet Sakurakoji. Dengan cepat Makio merebut dompet itu yang membuat Hoshino marah.
Hoshino dan teman-temannya balas meminta uang pada Makio. Makio berusaha menahan amarahnya yang hendak membunuh mereka, tapi tiba-tiba Kdia melihat Kuroi dan Kazuya memberikan kode X dengan menyilangkan tangannya dengan artian bahwa Makio tidak boleh melakukan itu. Makio terpaksa membatalkan rencananya untuk memukul mereka dan dengan pasrah membiarkan Hoshino mengambil uangnya.
MBMH
Di kantin, Makio melihat seorang laki-laki tengah memakan puding yang kelihatannya begitu lezat. Ia hendak membeli puding yang sama tapi penjaga kantin mengatakan kalau pudingnya sudah habis karena puding itu adalah puding terlembut dan terlezat yang dijual secara terbatas. Jadi, kalau Makio ingin maka dia harus ikut berebutan sebelum jam 12 keesokan harinya.  Makio tampak kesal karena tidak bisa mencoba puding itu. Saat pulang sekolah, ia langsung disambut dengan segelas puding dan juga sebatang rokok oleh Kuroi dan Kazuya. Kuroi merasa senang karena Makio berhasil melewati hari pertamanya sekolah tanpa membuat kekacauan.
Besoknya, Minami-sensei menyuruh Makio untuk maju menjawab pertanyaan. Lagi-lagi, Makio menunjukkan wajah menakutkan, tapi sayangnya kali ini dia tidak berhasil karena wali kelasnya tampak tidak takut sama sekali. Tidak ada jalan lain, Makiopun jujur kalau dia tidak bisa mengerjakannya. Alhasil, dia dicemooh oleh beberapa temannya karena bodoh.
Makio berpikir bahwa tidak ada sesuatupun yang menarik di sekolah ini. Semuanya sia-sia.
“satu-satunya yang menarik disini hanyalah puding..” ngocehnya.
“Puding?” tanya Umemura yang berada di sampingnya.
MBMH
Makio tidak menjawab pertanyaan Umemura. Makio justru tampak kaget begitu melihat jam menunjukkan pukul 12, dalam artian, dia harus segera ke kantin agar tidak kehabisan puding. Dengan cepat dia berlari keluar kelas yang membuat guru dan teman-temannya heran. Ternyata dia harus bersaing dengan puluhan murid dari kelas lainnya yang juga berlarian mengejar puding Agnes yang lezat itu. Mereka bahkan saling memukul agar menjadi paling utama untuk mendapatkan puding. Awalnya, Makio berhasil memegang gelas puding, tapi seseorang di dekatnya menendang tangannya sehingga puding terlempar dan ditangkap oleh murid lainnya. Akhirnya, ia justru mendapatkan sebuah bekas sepatu di wajahnya.
MBMH
Makio kesal dan mengoceh bahwa sekolah adalah sampah. Sakurakoji menghampirinya dan mengatakan kalau kelas mereka tidak begitu dekat dengan kantin, karena itulah mereka menyerah untuk mengejar puding. Makio hanya diam, tapi tetap saja dia merasa kesal karena tidak berhasil mendapatkan puding itu. Sakurakoji mengatakan kalau sebenarnya dia juga suka menyendiri dan tidak begitu suka sekolah. Tapi ia merasa kalau Makio keren karena bisa bersikap apa adanya, karena itulah Sakurakoji ingin berteman dengan Makio. Makio menyuruh Sakurakoji menjauhinya.  
Hari berikutnya, Makio kembali merasa kesal karena teman-temannya kembali menertawakan dan menganggapnya bodoh. Pasalnya, saat guru memintanya untuk membacakan sebuah puisi yang ada di catatan, ia justru tidak bisa membacanya. Sakaki merasa marah, ia berdiri dan membentak meja. Ia keluar dari ruang kelas dan melempar apapun yang dilihatnya. Iapun pergi ke atap dan mengoceh sendiri disana.
MBMH
Tiba-tiba Sakurakoji datang dan mengajak Makio bercanda. Sakurakoji juga mengajak Makio untuk bisa mendapatkan puding karena dia sudah tau jalan pintas ke kantin. Sakurakoji menunjukkan bahwa mereka hanya harus melompati atap dan turun ke kantin. Dengan begitu mereka akan mendapatkan puding pertama kali. Tapi Sakurakoji memelas dan mengatakan bahwa itu hanya teorinya saja, karena tidak mungkin seorang manusia bisa melompati gedung dengan jarak yang lumayan jauh tersebut. Melopati gedung itu adalah diluar kesanggupan.
Makio akhirnya sadar bahwa memang dia tidak akan bisa melompati gedung itu. Dia bahkan juga mengoceh bahwa dia tidak akan bisa jadi bos. Sakurakoji yang mendengarnya menjadi bingung, bos? Bos apa?
MBMH
Tiba-tiba Makio mendapat ide begitu melihat elang yang tengah terbang. Merekapun kemudian mengambil bendera dan membuat sesuatu rencana. Ternyata, rencana mereka adalah menjadikan bendera itu sebagai sayap agar lompatan parabola mereka berhasil. Tepat jam 12, Makio dan Sakurakoji berlari dari luar kelas dan melakukan aksi mereka. Sakurakoji tampak sedikit bingung, ia takut Makio tidak berhasil dan jatuh. Tapi Makio mengatakan kalau dia tidak takut mati. Akhirnya ia mencoba dan bisa melompat dengan baik ke gedung yang satunya. Alhasil, ia bisa mendapatkan puding terakhir.
Makio sangat senang dan memberikan puding itu pada Sakurakoji namun Sakurakoji menolaknya karena dia tidak suka makanan manis. Sakurakoji mengatakan kalau ini adalah pertama kalinya dia begitu bersemangat dalam hidupnya. Makio juga mengatakan yang sama. Makio dan Sakura tertawa besar dan mengatakan kalau dia sangat bahagia. Dari kejauhan, Kuroi dan Kazuya tampak ikut tertawa bahagia melihat Makio tertawa lepas.
MBMH
Meskipun pada akhirnya mereka berdua dihukum karena merusak bendera sekolah, namun Makio dan Sakurakoji tampak begitu bahagia dan penuh semangat karena berhasil mendapatkan sesuatu yang sebelumnya mereka percaya tidak bisa melakukannya.
Jadi..,aku telah memutuskan untuk mulai menjalani sekolah. Sekolah adalah omong kosong.  Tapi hari ini, aku mungkin telah belajar sedikit. Tentang senang dalam belajar, dan senang di masa muda…”


EmoticonEmoticon