Friday, 1 July 2016

Mengenal Gaya dan Karakteristik Rumah Tradisional Jepang


Rumah tradisional Jepang termasuk salah satu rumah tradisional yang populer dan bahkan banyak dijadikan arsitektur sebagai referensi desain untuk rumah tradisional, modern, ataupun menggabungkan antara keduanya. Material dan gaya pembuatan rumah tradisional Jepang cukup unik dan beberapa diantaranya tidak ditemui pada rumah tradisional lainnya. Berikut beberapa karakteristik rumah tradisional Jepang tersebut :
Washitsu
Jika di Indonesia terdapat ruang tamu, maka di rumah tradisional Jepang juga ada ruangan untuk menerima tamu yang disebut juga dengan Washitsu. Hanya saja, di ruangan washitsu tidak terdapat sofa ataupun bangku untuk tempat duduk tamu layaknya ruang tamu pada umumnya.
Dalam ruangan washitsu tradisional biasanya tidak menggunakan banyak interior ataupun perlengkapan elektronik. Hanya terdapat tatami (tikar) atau zabuton (bantal tipis) yang digunakan sebagai tempat duduk. Selain itu, kadang juga ruang washitsu juga dilengkapi dengan meja kecil sebagai tempat menyuguhkan makanan ataupun teh.
Ruangan ini sebenarnya tidak hanya dijadikan untuk ruang tamu lho. Washitsu juga bisa digunakan sebagai ruangan kelurga, ruang untuk tidur, dan sebagai ruang belajar. Hal ini disebabkan karena kebanyakan perlengkapannya yang portabel dan mudah dipindah-pindahkan. Jika ingin menjadikan ruang tidur, maka tinggal meletakkan futon atau matras yang biasa dijadikan untuk tidur. Begitu juga jika ingin menjadikan ruang belajar, tinggal menaruh meja belajar di washitsu dan kemudian dipindahkan kembali begitu selesai belajar.
Oshiire (Lemari/ruang penyimpanan)
Rumah pada umumnya memang memiliki lemari/ruang penyimpanan. Hanya saja untuk lemari di rumah tradisional Jepang pintu lemari berupa pintu geser. Barang yang disimpan di dalamnya bukan hanya baju saja, namun juga futon (kasur tipis untuk tidur) dan juga selimut. Saat hendak tidur, futon dan selimut diambil dari oshiire dan kemudian dimasukkan kembali begitu bangun tidur.
Genkan
Bagi kamu yang sering menonton anime ataupun film Jepang tentu pernah melihat kalau orang jepang setiap kali hendak masuk rumah selalu melepas sepatunya di area khusus. Area genkan ini biasanya sedikit direndahkan dari lantai rumah dan lantai masuk ke dalam rumah biasanya lebih tinggi dibandingkan genkan ataupun lantai depan pintu masuk. Di genkan bisanya juga terdapat rak sepatu untuk meletakkan atau menyimpan sepatu. Setelah melepaskan sepatu, pemilik rumah bisa menggantinya dengan sandal rumah, namun ada juga yang tidak.
Shoji dan Fusuma
Shoji dan Fusuma merupakan pintu dorong khas Jepang dan biasa juga dijadikan sebagai pembatas ruangan yang dipasang diantara rel kayu. Biasanya untuk rangkanya dibuat dari kayu dan permukaannya dilapisi dengan washi (kertas), kain atau vinil. Bahan pelapis untuk permukaan ini, baik kertas atau bahan lainnya sewaktu-waktu bisa diganti apabila rusak ataupun sekedar hanya mengganti suasana.
Perbedaan antara Shoji dan Fusuma terletak pada tembus cahaya atau tidaknya. Shoji dapat tembus cahaya sementara Fusuma tidak dapat ditembus cahaya. Pintu geser ini bisa dibuka untuk melancarkan atau menyegarkan udara di dalam dan juga bisa ditutup. Saat mengadakan pertemuan santai, pintu geser ini biasanya dibuka untuk menyegarkan udara dan sekaligus agar tamu bisa duduk nyaman sambil melihat indahnya taman di luar.
Elemen lain yang identik dengan rumah tradisional Jepang yaitu tatami. Tatami merupakan tikar yang biasa diletakkan di ruang washitsu sebagai tempat untuk duduk. Kebanyakan tatami terbuat dari jerami sehingga hangat dan nyaman. Untuk bahan yang digunakan untuk rumah tradisional Jepang didominasi oleh kayu, baik dari segi dinding ataupun lantai dan sedikit sekali menggunakan bahan tembok.
Selain bangunannya itu sendiri, rumah khas Jepang juga tidak bisa lepas dari kebun yang indah. Kebun Jepang biasanya terdiri atas elemen air (berupa kolam, pancuran, dll), batu, dan juga tanaman. Untuk taman berukuran besar, biasanya juga dibuat jembatan ataupun bangunan kecil untuk duduk ataupun minum teh.
 Penulis : Risky Ayu Tania


EmoticonEmoticon