Rumah
tradisional Jepang termasuk salah satu rumah tradisional yang populer dan
bahkan banyak dijadikan arsitektur sebagai referensi desain untuk rumah
tradisional, modern, ataupun menggabungkan antara keduanya. Material dan gaya
pembuatan rumah tradisional Jepang cukup unik dan beberapa diantaranya tidak
ditemui pada rumah tradisional lainnya. Berikut beberapa karakteristik rumah
tradisional Jepang tersebut :
Washitsu
Jika
di Indonesia terdapat ruang tamu, maka di rumah tradisional Jepang juga ada
ruangan untuk menerima tamu yang disebut juga dengan Washitsu. Hanya saja, di ruangan washitsu tidak terdapat sofa ataupun bangku untuk tempat duduk tamu
layaknya ruang tamu pada umumnya.
Dalam
ruangan washitsu tradisional biasanya
tidak menggunakan banyak interior ataupun perlengkapan elektronik. Hanya
terdapat tatami (tikar) atau zabuton (bantal tipis) yang digunakan
sebagai tempat duduk. Selain itu, kadang juga ruang washitsu juga dilengkapi dengan meja kecil sebagai tempat
menyuguhkan makanan ataupun teh.
Ruangan
ini sebenarnya tidak hanya dijadikan untuk ruang tamu lho. Washitsu juga bisa
digunakan sebagai ruangan kelurga, ruang untuk tidur, dan sebagai ruang
belajar. Hal ini disebabkan karena kebanyakan perlengkapannya yang portabel dan
mudah dipindah-pindahkan. Jika ingin menjadikan ruang tidur, maka tinggal
meletakkan futon atau matras yang
biasa dijadikan untuk tidur. Begitu juga jika ingin menjadikan ruang belajar,
tinggal menaruh meja belajar di washitsu
dan kemudian dipindahkan kembali begitu selesai belajar.
Oshiire
(Lemari/ruang
penyimpanan)
Rumah
pada umumnya memang memiliki lemari/ruang penyimpanan. Hanya saja untuk lemari
di rumah tradisional Jepang pintu lemari berupa pintu geser. Barang yang
disimpan di dalamnya bukan hanya baju saja, namun juga futon (kasur tipis untuk tidur) dan juga selimut. Saat hendak
tidur, futon dan selimut diambil dari
oshiire dan kemudian dimasukkan
kembali begitu bangun tidur.
Genkan
Bagi
kamu yang sering menonton anime ataupun film Jepang tentu pernah melihat kalau
orang jepang setiap kali hendak masuk rumah selalu melepas sepatunya di area
khusus. Area genkan ini biasanya sedikit direndahkan dari lantai rumah dan
lantai masuk ke dalam rumah biasanya lebih tinggi dibandingkan genkan ataupun lantai
depan pintu masuk. Di genkan bisanya juga terdapat rak sepatu untuk meletakkan
atau menyimpan sepatu. Setelah melepaskan sepatu, pemilik rumah bisa
menggantinya dengan sandal rumah, namun ada juga yang tidak.
Shoji
dan Fusuma
Shoji
dan Fusuma merupakan pintu dorong
khas Jepang dan biasa juga dijadikan sebagai pembatas ruangan yang dipasang
diantara rel kayu. Biasanya untuk rangkanya dibuat dari kayu dan permukaannya
dilapisi dengan washi (kertas), kain atau vinil. Bahan pelapis untuk permukaan
ini, baik kertas atau bahan lainnya sewaktu-waktu bisa diganti apabila rusak
ataupun sekedar hanya mengganti suasana.
Perbedaan
antara Shoji dan Fusuma terletak pada tembus cahaya atau tidaknya. Shoji dapat tembus cahaya sementara
Fusuma tidak dapat ditembus cahaya. Pintu geser ini bisa dibuka untuk
melancarkan atau menyegarkan udara di dalam dan juga bisa ditutup. Saat
mengadakan pertemuan santai, pintu geser ini biasanya dibuka untuk menyegarkan
udara dan sekaligus agar tamu bisa duduk nyaman sambil melihat indahnya taman
di luar.
Elemen
lain yang identik dengan rumah tradisional Jepang yaitu tatami. Tatami merupakan tikar yang biasa diletakkan di ruang washitsu sebagai tempat untuk duduk.
Kebanyakan tatami terbuat dari jerami sehingga hangat dan nyaman. Untuk bahan
yang digunakan untuk rumah tradisional Jepang didominasi oleh kayu, baik dari
segi dinding ataupun lantai dan sedikit sekali menggunakan bahan tembok.
Selain
bangunannya itu sendiri, rumah khas Jepang juga tidak bisa lepas dari kebun
yang indah. Kebun Jepang biasanya terdiri atas elemen air (berupa kolam,
pancuran, dll), batu, dan juga tanaman. Untuk taman berukuran besar, biasanya
juga dibuat jembatan ataupun bangunan kecil untuk duduk ataupun minum teh.
Penulis : Risky Ayu Tania
EmoticonEmoticon