Acara
program Penjangkauan pun segera dimulai. Para undangan sudah berdatangan. Taku,
Nito, Tasaki, dan murid-murid lainnya merasa cemas karena hingga saat ini,
Naruse tidak menunjukkan batang hidungnya. Mereka sudah berusaha mencarinya ke
setiap sudut sekolah, namun tidak berhasil menemukannya. Mereka juga mencoba
menghubungi handphonenya, tapi
percuma karena tidak tersambung.
Tiba-tiba
Taku mendapatkan pesan dari Naruse bahwa Naruse tidak bisa memainkan peran Srikandi.
Mendengar kabar itu, anak-anak lain merasa kecewa dengan sikap Naruse yang
tidak bertanggungjawab. Tanpa Srikandi, maka pentasnya tidak akan berjalan.
“Apa
ini ada hubungannya dengan “urusan mendadak” dia kemaren?” salah seorang dari
mereka menerka. Kemaren malam, Naruse meninggalkan pesan kalau ia memiliki
urusan mendadak.
Anthem of The Heart |
“Ah
ya, apa kalian tadi malam berpapasan dengan Naruse saat balik ke kelas?” Tanya
Tasaki kepada Taku dan Nito karena tadi malam mereka ditugaskan mengantar
barang ke kelas.
Nito
kaget. Ia ingat kalau malam itu mereka mendengar suara orang berlari namun
tidak mengetahui siapa itu. “Jadi, suara yang kami dengar itu…” Nito menutup
mulutnya. “Berarti Naruse juga mendengarnya.”
“Apa
yang dia dengar?” Tanya Tasaki penasaran.
“Kalau
itu..tapi kita belum tau alasannya.” Jawab Taku bingung. “Kecuali kalau Naruse
memang mencintaiku..” sambungnya yang membuat murid lain kaget.
“Eh,
berarti maksudnya perasaan yang disebut “cinta buta” ya?” sahut murid lain.
“Wah,
Naruse tidak mau datang cuma karena itu?” sambung yang lainnya.
“Kok,
seenaknya banget sih!”.
Anthem of The Heart |
Murid
yang lain juga mengatakan kalau Naruse egois sekali, padahal mereka sudah
berjuang sampai detik ini.
Taku
yang masih bingung akhirnya memutuskan bahwa ia akan mencoba mencari Naruse
hingga ketemu. Salah seorang memprotes, kalau Taku pergi maka semuanya akan
tambah kacau.
“Iwaki,
karena kau yang menyusun lagu, berarti kau juga bisa menyanyikannya, bukan?”
Tanya Tasaki.
“Bisa.”
Jawab Iwaki.
“Kalau
begitu, sampai Taku kembali, tolong kau yang jadi pangerannya.”
Iwaki
bersedia untuk menggantikan peran Taku sampai ia kembali. Tasaki juga meminta
Nito untuk menggantikan peran Naruse karena sedikit tidaknya Nito telah
membantu mengarahkan Naruse, sehingga sedikit tidaknya juga ia bisa melakukan
peran Naruse. Maka, dengan begitu, masalah bisa sedikit teratasi.
“Tolong
berikan sedikit kesempatan lagi kepada Naruse” pinta Tasaki.
Semuanyapun
mencoba memahami dan berjanji untuk berusaha sebaik mungkin. Akhirnya Taku
pergi mencari Naruse menggunakan sepeda. Ia sudah berkeliling tapi tetap tidak
bisa menemukan Naruse.
Anthem of The Heart |
Acara
sudah dimulai. Ibu Naruse juga sudah tampak hadir dan duduk disamping nenek
Taku. Ia tampak kecewa begitu melihat pameran wanitanya bukan Naruse tetapi
orang lain.
Taku
kemudian teringat dengan istana yang sering dibilang oleh Naruse. Naruse pernah
mengatakan kalau semua kisah ini bermula dari Istana itu. Mungkinkah Naruse
disana?
Ia
pun dengan cepat mengayuh sepeda menuju hotel di gunung. Hotel tersebut sudah
lama ditutup sejak satu tahun yang lalu. Taku langsung masuk dan mendapati
kondisi hotel yang sudah tida terurus.
Anthem of The Heart |
Dinding
yang hitam dan dicoret-coret dan pintu masuk yang hancur. Seluruh ruangan
gelap, hanya sedikit cahaya. Taku mendapati jejak langkah di lantai dan ia
semakin yakin bisa menemukan Naruse dengan bantuan jejak langkah kaki itu.
Benar saja, setelah beberapa lama mengikuti jejak itu, akhirnya Taku melihat
Naruse menangis di sebuah ruangan.
Anthem of The Heart |
“Aku
sudah tidak bisa kembali.”
“Naruse,suaramu?”
Tanya Taku begitu mendengar Naruse bisa bicara lancar.
“Semuanya
sudah dimulai bukan?”
“Tapi
masih sempat. Semuanya sudah berusaha disana!”
“Percuma
saja. Aku tidak bisa bernyanyi lagi. Karena pangeranku sudah tidak ada lagi.”
Naruse
menyuruh Taku untuk pergi saja. Tapi Taku tidak mau pergi dan terus menenangkan
Naruse. Naruse mengatakan kalau ucapannya telah membuat orang menderita.
Anthem of The Heart |
Taku
justru menjawab kalau Naruse boleh mengatakan apapun yang tengah dia rasakan,
termasuk menyakitinya. Naruse akhirnya melontarkan kata-kata penuh cacian dan
hinaan kepada Taku. Tidak hanya Taku, Naruse juga menghina Nito. Ia mengatakan
semua yang ingin ia katakan hingga ia tidak tau apa lagi kata yang bisa dia
ucapkan.
“Jadi,
semua yang ada di hatimu sudah kau luapkan?” Tanya Taku.
Anthem of The Heart |
Di lain sisi, pementasan masih berlangsung. Ibu Naruse tampak mulai tidak nyaman karena tidak sesuai dengan yang ia harapkan.
Taku
juga tidak bisa membendung air matanya. “Aku juga sama sepertimu Naruse. Tapi
karena terbiasa, aku selalu enggan mengatakan perasaanku yang sebenarnya. Terus
aku percaya kalau tidak ada satupun hal yang menurutku jujur untuk disampaikan.
Tapi, aku pun bertemu denganmu. Walau biasanya kau tidak pernah bicara, tapi
kau memiliki banyak hal yang ingin kau sampaikan. Terus aku mulai sadar, kalau
masih ada banyak hal yang ingin benar-benar kuutarakan kepada orang lain.”
Naruse
hanya diam mendengar penuturan Taku.
Anthem of The Heart |
“Aku
bahagia bisa bertemu denganmu,” sambung Taku. “Berkat kau, aku mulai menyadari
banyak hal.”
“Berkat
aku? Bukan salahku?” Tanya Naruse.
“Iya
benar. Makannya, si telur itu sebenarnya tidak ada. Soalnya semua yang dia
bilang itu bohong. Soalnya, kata-katamu membuatku bahagia.”
Mendengar
kata-kata Taku, akhirnya Naruse mulai tenang dan mau ikut bersama Taku ke acara
musikal. Sebelum mereka benar-benar keluar dari tempat itu, Naruse berkata, “Masih
ada satu hal yang ingin kuutarakan. Aku mencintaimu Sakagami.”
Taku
tampak kaget dan tertunduk. “Terimakasih. Tapi, aku sudah mencintai orang
lain.”
Air
mata Naruse kembali berlinangan. “Aku tau kok.” Jawabnya. Naruse akhirnya bisa
menerima kenyataan bahwa Taku tidak menyukainya tapi Nito.***
Anthem of The Heart |
Naruse
berjalan di tengah-tengah para tamu sambil menyanyikan sebuah lagu yang merdu.
Semua orang, tidak hanya penonton tetapi juga para anggota himpunan lain yang
berada di depan dan belakang layar tampak terkesima dengan lagu yang dibawakan
Naruse. Ia terus berjalan dan akhirnya naik kepanggung, bergabung bersama
dengan Nito yang tampak sangat terpukau dengan kehadiran Naruse.
Anthem of The Heart |
Ibu
Naruse yang tadi agak kecewa dan ingin beranjak pergi kini tampak senang dan
terharu melihat Naruse tampil.
Akhirnya,
acara musikal berakhir baik.
Anthem of The Heart |
Besoknya,
Tasaki mengatakan kepada Taku dan Nito bahwa ia ingin menembak Naruse sebelum
ia terlambat. Ternyata, Tasaki mulai memendam perasaan kepada Naruse. Taku dan
Nito menyemangatinya.
Setelah
Tasaki pergi mencari Naruse, Taku juga hendak mengutarakan perasaannya yang
sesungguhnya kepada Nito. Namun Nito tidak ingin Taku mengatakannya sekarang
karena kesannya Taku ikut-ikutan Tasaki (karena Tasaki hendak mengutarakan
perasaannya pada Naruse). Jadi, dia meminta Taku mengatakannya nanti saja. ***
Anthem of The Heart |
Apa isi di dalam telur? Di dalamnya
terdapat beragam perasaan yang terpendam. Di saat sulit dipendam lagi, semuanya
akan meledak-ledak hingga membuat dunia di sekelilingnya menjadi jauh lebih
indah dari sebelumnya.
-----------THE END--------------
EmoticonEmoticon