Tuesday, 13 September 2016

Sinopsis Anime Anthem Of The Heart Part 4


Acara program Penjangkauan pun segera dimulai. Para undangan sudah berdatangan. Taku, Nito, Tasaki, dan murid-murid lainnya merasa cemas karena hingga saat ini, Naruse tidak menunjukkan batang hidungnya. Mereka sudah berusaha mencarinya ke setiap sudut sekolah, namun tidak berhasil menemukannya. Mereka juga mencoba menghubungi handphonenya, tapi percuma karena tidak tersambung. 
Tiba-tiba Taku mendapatkan pesan dari Naruse bahwa Naruse tidak bisa memainkan peran Srikandi. Mendengar kabar itu, anak-anak lain merasa kecewa dengan sikap Naruse yang tidak bertanggungjawab. Tanpa Srikandi, maka pentasnya tidak akan berjalan.
“Apa ini ada hubungannya dengan “urusan mendadak” dia kemaren?” salah seorang dari mereka menerka. Kemaren malam, Naruse meninggalkan pesan kalau ia memiliki urusan mendadak.
Anthem of The Heart
“Ah ya, apa kalian tadi malam berpapasan dengan Naruse saat balik ke kelas?” Tanya Tasaki kepada Taku dan Nito karena tadi malam mereka ditugaskan mengantar barang ke kelas.
Nito kaget. Ia ingat kalau malam itu mereka mendengar suara orang berlari namun tidak mengetahui siapa itu. “Jadi, suara yang kami dengar itu…” Nito menutup mulutnya. “Berarti Naruse juga mendengarnya.”
“Apa yang dia dengar?” Tanya Tasaki penasaran.
“Kalau itu..tapi kita belum tau alasannya.” Jawab Taku bingung. “Kecuali kalau Naruse memang mencintaiku..” sambungnya yang membuat murid lain kaget.
“Eh, berarti maksudnya perasaan yang disebut “cinta buta” ya?” sahut murid lain.
“Wah, Naruse tidak mau datang cuma karena itu?” sambung yang lainnya.
“Kok, seenaknya banget sih!”.
Anthem of The Heart
Murid yang lain juga mengatakan kalau Naruse egois sekali, padahal mereka sudah berjuang sampai detik ini.
Taku yang masih bingung akhirnya memutuskan bahwa ia akan mencoba mencari Naruse hingga ketemu. Salah seorang memprotes, kalau Taku pergi maka semuanya akan tambah kacau.
“Iwaki, karena kau yang menyusun lagu, berarti kau juga bisa menyanyikannya, bukan?” Tanya Tasaki.
“Bisa.” Jawab Iwaki.
“Kalau begitu, sampai Taku kembali, tolong kau yang jadi pangerannya.”
Iwaki bersedia untuk menggantikan peran Taku sampai ia kembali. Tasaki juga meminta Nito untuk menggantikan peran Naruse karena sedikit tidaknya Nito telah membantu mengarahkan Naruse, sehingga sedikit tidaknya juga ia bisa melakukan peran Naruse. Maka, dengan begitu, masalah bisa sedikit teratasi.
“Tolong berikan sedikit kesempatan lagi kepada Naruse” pinta Tasaki.
Semuanyapun mencoba memahami dan berjanji untuk berusaha sebaik mungkin. Akhirnya Taku pergi mencari Naruse menggunakan sepeda. Ia sudah berkeliling tapi tetap tidak bisa menemukan Naruse.
Anthem of The Heart
Acara sudah dimulai. Ibu Naruse juga sudah tampak hadir dan duduk disamping nenek Taku. Ia tampak kecewa begitu melihat pameran wanitanya bukan Naruse tetapi orang lain.
Taku kemudian teringat dengan istana yang sering dibilang oleh Naruse. Naruse pernah mengatakan kalau semua kisah ini bermula dari Istana itu. Mungkinkah Naruse disana?
Ia pun dengan cepat mengayuh sepeda menuju hotel di gunung. Hotel tersebut sudah lama ditutup sejak satu tahun yang lalu. Taku langsung masuk dan mendapati kondisi hotel yang sudah tida terurus.
Anthem of The Heart
Dinding yang hitam dan dicoret-coret dan pintu masuk yang hancur. Seluruh ruangan gelap, hanya sedikit cahaya. Taku mendapati jejak langkah di lantai dan ia semakin yakin bisa menemukan Naruse dengan bantuan jejak langkah kaki itu. Benar saja, setelah beberapa lama mengikuti jejak itu, akhirnya Taku melihat Naruse menangis di sebuah ruangan.
Anthem of The Heart
 “Ayo kembali, Naruse.” Ajak Taku. “Teman-teman sudah menunggumu.”
“Aku sudah tidak bisa kembali.”
“Naruse,suaramu?” Tanya Taku begitu mendengar Naruse bisa bicara lancar. 
“Semuanya sudah dimulai bukan?”
“Tapi masih sempat. Semuanya sudah berusaha disana!”
“Percuma saja. Aku tidak bisa bernyanyi lagi. Karena pangeranku sudah tidak ada lagi.”
Naruse menyuruh Taku untuk pergi saja. Tapi Taku tidak mau pergi dan terus menenangkan Naruse. Naruse mengatakan kalau ucapannya telah membuat orang menderita.
Anthem of The Heart
Taku justru menjawab kalau Naruse boleh mengatakan apapun yang tengah dia rasakan, termasuk menyakitinya. Naruse akhirnya melontarkan kata-kata penuh cacian dan hinaan kepada Taku. Tidak hanya Taku, Naruse juga menghina Nito. Ia mengatakan semua yang ingin ia katakan hingga ia tidak tau apa lagi kata yang bisa dia ucapkan.
“Jadi, semua yang ada di hatimu sudah kau luapkan?” Tanya Taku. 
Anthem of The Heart

Di lain sisi, pementasan masih berlangsung. Ibu Naruse tampak mulai tidak nyaman karena tidak sesuai dengan yang ia harapkan. 
Taku juga tidak bisa membendung air matanya. “Aku juga sama sepertimu Naruse. Tapi karena terbiasa, aku selalu enggan mengatakan perasaanku yang sebenarnya. Terus aku percaya kalau tidak ada satupun hal yang menurutku jujur untuk disampaikan. Tapi, aku pun bertemu denganmu. Walau biasanya kau tidak pernah bicara, tapi kau memiliki banyak hal yang ingin kau sampaikan. Terus aku mulai sadar, kalau masih ada banyak hal yang ingin benar-benar kuutarakan kepada orang lain.”
 Naruse hanya diam mendengar penuturan Taku.
Anthem of The Heart
“Aku bahagia bisa bertemu denganmu,” sambung Taku. “Berkat kau, aku mulai menyadari banyak hal.”
“Berkat aku? Bukan salahku?” Tanya Naruse.
“Iya benar. Makannya, si telur itu sebenarnya tidak ada. Soalnya semua yang dia bilang itu bohong. Soalnya, kata-katamu membuatku bahagia.”
Mendengar kata-kata Taku, akhirnya Naruse mulai tenang dan mau ikut bersama Taku ke acara musikal. Sebelum mereka benar-benar keluar dari tempat itu, Naruse berkata, “Masih ada satu hal yang ingin kuutarakan. Aku mencintaimu Sakagami.”

Taku tampak kaget dan tertunduk. “Terimakasih. Tapi, aku sudah mencintai orang lain.”
Air mata Naruse kembali berlinangan. “Aku tau kok.” Jawabnya. Naruse akhirnya bisa menerima kenyataan bahwa Taku tidak menyukainya tapi Nito.***
 
Anthem of The Heart

Naruse berjalan di tengah-tengah para tamu sambil menyanyikan sebuah lagu yang merdu. Semua orang, tidak hanya penonton tetapi juga para anggota himpunan lain yang berada di depan dan belakang layar tampak terkesima dengan lagu yang dibawakan Naruse. Ia terus berjalan dan akhirnya naik kepanggung, bergabung bersama dengan Nito yang tampak sangat terpukau dengan kehadiran Naruse.
Anthem of The Heart
Ibu Naruse yang tadi agak kecewa dan ingin beranjak pergi kini tampak senang dan terharu melihat Naruse tampil.
Akhirnya, acara musikal berakhir baik.
Anthem of The Heart
Besoknya, Tasaki mengatakan kepada Taku dan Nito bahwa ia ingin menembak Naruse sebelum ia terlambat. Ternyata, Tasaki mulai memendam perasaan kepada Naruse. Taku dan Nito menyemangatinya.
Setelah Tasaki pergi mencari Naruse, Taku juga hendak mengutarakan perasaannya yang sesungguhnya kepada Nito. Namun Nito tidak ingin Taku mengatakannya sekarang karena kesannya Taku ikut-ikutan Tasaki (karena Tasaki hendak mengutarakan perasaannya pada Naruse). Jadi, dia meminta Taku mengatakannya nanti saja. ***
Anthem of The Heart
Apa isi di dalam telur? Di dalamnya terdapat beragam perasaan yang terpendam. Di saat sulit dipendam lagi, semuanya akan meledak-ledak hingga membuat dunia di sekelilingnya menjadi jauh lebih indah dari sebelumnya.
-----------THE END--------------



EmoticonEmoticon