**Pangeranpun
muncul di hadapan sang gadis yang tekah dipenuhi oleh bermacam kata muram dalam
dirinya. Diucapkannyalah kata penuh kebahagiaan, layaknya oasis di tengah gurun
pasir.**
Malam
itu, Tasaki memikirkan untuk minta maaf kepada tim baseball nya dan juga pada Naruse. Benar saja, keesokan harinya, di
tengah hujan, ia pergi ke tempat tim baseball
dan meminta maaf kepada timnya.
Mereka
tampak kaget dengan kedatangan Tasaki. Tasaki membungkuk, “Aku mohon maaf atas
semuanya! Pertandingan dan cederakupun semuanya salahku!” dia terus membungkuk.
“Aku ini bodoh. Jadi aku berusaha menanggungnya sendiri. Berlagak jadi bos,
bahkan beralasan semua itu demi tim. Tapi sebenarnya aku tidak lebih baik.”
Tasaki
juga ingin meminta kesempatan untuk memperbaikinya dari awal.
Anthem of The Heart |
“Setelah
memperbaiki, mau apa?” balas Yamaji.
“Setelah
sembuh dari cedera, aku akan berjuang lagi bersama kalian demi sampai ke
turnamen nasional.” Jawab Tasaki meyakinkan.
“Aku
malau latihan dulu.” Ucap Yamaji, kemudian dia pergi dari hadapan Tasaki.
Saat
Nito, Taku, dan jufa Naruse bertemu dengan Shimacho, Tasaki tiba-tiba juga
datang dan membungkuk di depan Naruse sambil mengatakan permintaan maaf atas
ucapannya tempo hari. Ia juga mengatakan kepada Shimacho bahwa ia siap untuk
membantu acara program penjangkauan. Melihat itu, Shimacho menjadi senang dan
persiapan bisa segera dimulai.
Tasaki
dengan percaya diri juga memimpin untuk meyakinkan teman-teman sekelasnya
karena banyak diantara mereka yang masih tidak mau mengadakan musikal. Namun,
pada akhirnya satu persatu dari murid mau ikutan.
Anthem of The Heart |
Naruse
terpilih menjadi srikandi, Taku menjadi pangeran, Tasaki menjadi telur, dan
murid-murid lain mengambil peran-perannya masing-masing. Sejak saat itu, mereka
mulai berlatih dengan konsep cerita dari Naruse.
Hari
itu, anggota himpunan berencana untuk latihan di rumah Taku. Nito dan Naruse
turun dari bus dan Nito hendak membuka google
map untuk mencari tau arah rumah Taku. Naruse mengatakan kalau ia sudah
pernah ke rumah Taku jadi dia sudah tau jalannya. Naruse juga mengatakan kalau
Taku pernah bermain piano. Nito terlihat sedikit cemburu namun ia berusaha
untuk tidak memperlihatkannya.
Anthem of The Heart |
Takupun
mulai bermain piano sambil bernyanyi. Semua anggota mengatakan kalau nyanyian
Taku sangat cocok dengan cerita. Namun perlu diaransemen lagi, beberapa lirik
perlu disesuaikan dan juga koreografi sama formasi perlu dilakukan.
Pulangnya,
Tasaki sengaja tidak naik kereta tapi pulang bersama Naruse dengan jalan kaki.
Disaat itu, Tasaki mengakui bahwa teman-teman sekelasnya memiliki banyak bakat
lebih. Selama ini ia jarang memperhatikan orang-orang disekelilingnya. Naruse
merasa senang dan mengatakan kalau Tasaki hebat karena bisa menyadarinya sendiri.
Anthem of The Heart |
Berbagai
lirik nyanyian disesuaikan begitu juga dengan ending cerita. Taku juga sibuk
latihan piano ditemani Naruse. Semua murid tampak bekerja keras untuk
mempersiapkan acara musikal yang tinggal beberapa hari lagi. Hingga satu hari
sebelum acara dimulai, mereka tampak sudah latihan dengan matang meski ada
beberapa anak yang masih ragu dengan hafalan lirik ataupun koreografi.
Taku
melihat beberapa hari ini, Nito tampak berusaha untuk menjauhinya. Taku tidak
sempat bertanya karena sibuk mengurus persiapan untuk acara musikal yang akan
diadakan besok pagi. Mereka membersihkan dan mempersiapkan pentas dan juga
berbagai hal yang diperlukan hingga malam. Tim bisbol ikut bergabung untuk
membantu memindahkan barang.
Anthem of The Heart |
Yamaji
yang sebelumnya tampak tidak begitu menyukai Tasaki akhirnya berbicara dengan
Tasaki. Ia menanyakan apakah tangan Tasaki masih sakit. Tasaki mengatakan kalau
gipsnya sudah boleh dilepaskan dan dia bisa mulai latihan baseball dalam beberapa hari kedepan.
Nito
memindahkan beberapa kantong barang ke ruang kelas. Taku ikut menemaninya,
namun Nito tampak menjauhkan diri.
“Hei,
mengapa sikapmu belakangan ini aneh?” Tanya Taku kepada Nito yang berjalan
lebih cepat.
“Dimananya?”
Tanya Nito.
“Ya,
kelihatan kok.”
Nito
berhenti. Ia menangis dan menyuruh Taku untuk pergi dan untuk tidak
mempedulikannya. “Pergilah.,.pergilah ke pelukan Naruse!” cecarnya lirih.
Sepertinya ia cemburu melihat kedekatan Taku dan Naruse beberapa waktu
belakangan.
“Eh,
kenapa malah bawa-bawa Naruse?”
“Habisnya,
kau cinta sama Naruse kan?”
Taku
mengatakan kalau ia tidak menyukai Naruse. Taku juga mengatakan kenapa Nito
seenaknya memutuskan perasaan orang lain. “Aku selalu menyesalinya. Di hari
itu, pas kamu mencoba mengulurkan tanganmu..”
Anthem of The Heart |
Taku
mengatakan kalau ia menyesal karena tidak bisa berbuat apa-apa dan ia merasa
hubungan mereka semakin samar sejak saat itu.
Ia tidak mengungkit apa-apa kepada Nito karena ia takut status hubungan
mereka benar-benar berakhir. Dengan kata
lain, ia sebenarnya masih menyukai Nito hingga saat ini. Ia hendak
mengatakannya, namun Nito pergi dan mengatakan kalau ia senang melihat Taku
bermain piano lagi.
Naruse
yang ternyata dari tadi mendengarkan percakapan mereka langsung lari dan
menangis. Ia berlari sekuat tenaga berusaha untuk menolak kenyataan bahwa Taku
ternyata sama sekali tidak menyukainya. Ia terjatuh. Naruse memegang perutnya.
“Aduh..sakit.” rintihnya.
“Tapi
bukan perutmu kan?”
Naruse
langsung melihat ke sumber suara. Ia melihat telur itu tengah berada di
hadapannya.
“Yang
sakit itu adalah hatimu. Kesakitan masa muda. Akibat kesalahanmu melanggar
sumpah kuncinya.” Sambung si telur.
Anthem of The Heart |
“Tapi
aku hampir tidak pernah bicara!.” Balas Naruse kesal.
“Apa
yang dimaksud dengan “bicara” itu bukan
cuma lewat mulut saja.” Sanggah si telur. “ hatimu yang cerewet…, sudah terlalu
banyak bicara!”
Naruse
bingung dengan perkataan si telur.
“Takumi
Sakagami..Aku mencintaimu!.. Aku mencintaimu!.. Aku mencintaimu!.. Aku
mencintaimu!..” ucap si telur.
Anthem of The Heart |
“Lihatlah,
telurmu sudah penuh dengan retakan. Ah, sudah mulai keluar. Putih yang lengket.
Kamu amat mengecewakan!” ***
Butiran
salju turun dengan indahnya. Naruse memandangi puncak atap hotel yang dulu ia
yakini sebagai istana dan yang selalu ia kagumi saat kecil. Ada banyak
kekecewaan yang ia alami, dan semuanya itu bermula dari keinginanya untuk
berdansa di istana itu.
Bersambung
ke Sinopsis Anime Anthem Of the Heart Part 4
EmoticonEmoticon