Tuesday, 13 September 2016

Sinopsis Anime Anthem Of The Heart Part 2



Naruse memandangi Taku yang tengah menyanyi. Tiba-tiba ia kaget begitu Shimacho datang dan mengatakan, “Naruse, kenapa kau di sini?”
Naruse dengan cepat menyerahkan selembar kertas dan berlari ke kamar mandi. Isi dari kertas itu yaitu pernyataan bahwa ia menolak menjadi anggota himpunan. Taku mengatakan kepada Shimacho kalau keperluannya datang ke sana juga sama yaitu tidak ingin menjadi anggota himpunan.
Anthem of The Heart

Shimacho, gurunya hanya tersenyum kecil dan mengatakan kalau Taku bisa dihapus menjadi anggota jika ia bisa mencari temannya yang lain yang mau dan cocok menjadi anggota himpunan.
“Lagu yang kau nyanyikan tadi bagus, lho.” Ucap Shimacho sambil tiduran santai di atas ayunan.
Taku kaget dan mengatakan dia hanya asal siul saja. Tiba-tiba saja, Shimacho mendapatkan ide untuk melakukan drama musikal di program penjangkauan nanti. Ide ini dirasa sangat bagus karena selama ini setiap tahunnya dia hanya mengadakan paduan suara dan resital.
Taku yang mendengarnya sedikit kesal, bukannya justru keluar dari anggota, ia justru menimbulkan ide baru bagi Shimacho yang tentunya lebih berat untuk dilakukan dibandingkan hanya paduan suara.
Dia melihatnya. Dia melihat jauh ke dalam lubuk hatiku. Naruse berdiam sendiri di atas atap sekolah.
Taku melihat mobil di halaman depan rumahnya. Begitu masuk, Taku mengucapkan salam dan seorang wanita setengah baya membalas ucapan salamnya. Perempuan setengah baya itu baru saja berbincang masalah asuransi kepada nenek Taku. “Dia cucu Anda ya?” ucapnya kepada nenek Taku. Nenek Taku mengiyakan sambil tersenyum.
“Jadi, cucu Anda juga murid SMA Ageha, ya?” tanyanya.
“Oh, jadi putrimu juga ya, Bu Naruse?” Tanya Nenek Taku.
Anthem of The Heart
Perempuan yang ternyata ibu Jun Naruse itu tersenyum membenarkan. Saat neneknya bertanya apakah Taku mengenal Naruse, Naruse mengatakan kalau ia hanya tau namanya saja. Setelah ibu Naruse pulang, Nenek Taku mengatakan kalau ia kagum melihat ibu Naruse karena dia wanita yang hebat dan bisa mengasuh putrinya sendiri sejak kecil. Dari sana Taku tau kalau ternyata Naruse tidak memiliki ayah.
Siang itu, anggota himpunan berkumpul di ruang musik Shimacho, tapi si jagoan baseball tidak hadir. Saat rapat itu, para anggota kembali membahas mengenai rencana Shimacho yang ingin mengadakan acara musikal.
Awalnya para anggota menyarankan untuk membuat paduan suara saja, toh yang datang hanya lansia di komplek tersebut. Namun, Shimacho membantah bahwa ia ingin membuat acara yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Akhirnya mereka menyetujui meski masih tidak begitu yakin.
Taku dan Naruse pulang bersama. Saat itu, Naruse menceritakan semua kejadian yang menimpanya dari beberapa tahun yang lalu kepada Taku lewat sms. Mulai dari ia melihat ayahnya bersama seorang wanita keluar dari hotel yang dulu ia sebut sebagai istana hingga kutukan yang diberikan si telur yang membuatnya tidak bisa bicara. Setiap ia bicara, ia selalu merasakan perutnya sakit.
Anthem of The Heart
Saat Taku hendak pulang, Naruse mengirimkan pesan terakhir, “Cerita hari ini, apakah kamu mempercayainya? Menurutmu, apa persaan itu bisa disalurkan lewat lagu?”
Taku agak bingung. Namun dia mengatakan kalau tidak ada salahnya menyampaikan perasaan lewat nyanyian. Bisa saja nyanyian itu tidak dihitung sebagai kutukan.
Besoknya, Naruse, Taku dan Nito tengah menyampaikan rencana untuk membuat acara musikal di depan kelas. Sebagian besar teman mereka tidak begitu yakin mereka bisa melakukan acara itu.Tasaki mengatakan bahwa itu mustahil. Ia juga mengatakan, “Lagian, si cewek itu mau dibagaimanakan coba? Cewek yang ngomong saja tidak pernah. Kocak banget jika disuruh nyanyi dan pentas musikal.”
Kata-kata ejekan itu membuat Naruse sedih. Taku marah dan mengatakan kalau Tasaki sama saja. Taku mengatakan kalau ia kasihan dengan junior di tim baseballnya. Ia juga mengatakan kalau junior Tasaki selalu mengejek dan menghinanya di belakangnya, namun Tasaki tidak pernah menyadarinya. Tasaki selalu sok menjadi bos sementara sementara sebenarnya dia hanya benalu di tim mereka. (karena Tasaki mengalami cidera pada tangannya sehingga ia tidak bisa main baseball lagi.)
Anthem of The Heart
Tentu saja, Tasaki marah mendengar perkataan Taku. Kelas menjadi heboh dan penuh ketegangan. Naruse yang melihatnya tidak bisa tinggal diam. Dengan sekuat tenaga ia berusaha mengeluarkan suaranya dan bernyanyi. “Meski berselimut keraguan, tapi…aku..pasti..bisa…”
Wajahnya memerah, kemudian ia lari dari ruang kelas tersebut. Seisi kelas bingung sekaligus terpukau dengan kalimat yang dinyanyikan Naruse. Meski sangat singkat, namun begitu merdu dan membekas di hati mereka.
Malam itu, ada seorang ibu-ibu yang meminta uang tagihan rutin. Naruse hanya sendiri di rumah dan dia bingung apakah ia membukakan pintu atau tidak. Ia takut orang itu tau kalau dia tidak bisa bicara dan itu berarti akan mempermalukan ibunya karena gosip yang akan beredar. Ia akhirnya keluar dan memberikan uang tagihan. Ibu-ibu tersebut hendak bertanya mengenai sekolah Naruse, tapi tiba-tiba ibu Naruse datang sehingga Naruse bisa bernapas lega.
“Sudah dibilang, jangan keluar kalau ibu tidak ada. Bikin malu saja” ucap ibunya. “Anak yang tidak mau bicara, karena itu jadi banyak beredar gosip tidak karuan.” Ucap ibu Naruse begitu ibu-ibu itu pergi.
Anthem of The Heart
Naruse yang mendengar ibunya marah seperti itu langsung sedih, ia berlari sekencang-kencangnya. Ia meluapkan semua perasaanya lewat sms dan mengirimnya kepada Taku. Taku merasa bingung melihat sms Naruse yang sangat panjang. Di bagian akhir pesan tertulis, “Tolong susun kata-kataku jadi lagu.”
Malam itu mereka bertemu. “Aku ingin minta bantuanmu seperti saat lagu telur waktu itu. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin kuutarakan.!” Naruse berteriak dan mencoba mengeluarkan suaranya dengan keras. Itu membuat perutnya sakit lagi. 
Taku membawanya kerumah. Begitu sampai di rumah Taku, Naruse langsung ke toilet yang membuat nenek dan kakek Taku menjadi bingung.
“Gadis kecil yang penuh mimpi itu sangat mendambakan pesta dansa malam di istana. Tapi pesta dansanya sebenarnya adalah tempat eksekusi para kriminal. Demi menebus semua kesalahan yang dibuatnya selama ini, merekapun dipaksa terus menari sampai mati layaknya dijatuhi suatu kutukan.
Anthem of The Heart
Walau sudah mengetahui kebenarannya, keinginannya kuatnya untuk pergi ke pesta dansa membuatnya melakukan berbagai tindak kejahatan. Tetapi, tidak satupun yang melaporkan kejahatannya. Kemudian, muncullah sebutir telur misterius yang menghasut gadis di tengah keputusasaaanya.
Telur itu mengatakan bahwa kejahatan terbesar di dunia ini adalah dengan menyakiti orang lain lewat perkataan. Si gadis pun mulai mengeluarkan semua hinaan yang ada di dalam pikirannya untuk menyakiti orang lain agar ia dibenci sepenuhnya. Tapi setelah sadar, ia kehilangan kemampuannya untuk bicara.”
Taku melongo membaca sms yang panjang itu. Naruse mengatakan kalau itu berdasarkan pengalamannya sekarang. Meski masih bingung, Taku akhirnya pergi ke kamar atas yang merupakan kamar musik mulai memainkan piano dan menyanyikan lagu berdasarkan sms yang dikirimkan oleh Naruse. Naruse suka dan puas dengan hasil nyanyian Taku. Taku juga mendapat ide untuk menjadikan kisah Naruse sebagai kisah di acara musikal mereka nanti, jadi Naruse harus segera memikirkan kelanjutan kisahnya.
Anthem of The Heart
Besoknya Taku, Nito, dan juga Naruse mengadakan rapat di sebuah kafe. Kali ini, si bintang baseball juga ikut karena diajak oleh Nito yang membuat Taku dan Naruse bingung karena kemaren Tasaki jelas menentang acara musikal tersebut. Taku mengatakan kalau mereka akan memakai cerita Naruse untuk acara musikal. Nito setuju.
Anthem of The Heart
Saat itu, Tasaki ingin menyampaikan permintaan maaf karena sudah menghina Naruse kamaren, namun belum sempat ia meminta maaf tiba-tiba ia mendengar anggota tim baseballnya tengah membicarakan dirinya. Ternyata benar yang dikatakan Taku, junior timnya ternyata diam-diam menghinanya dan menganggapnya sebagai benalu yang suka main perintah.
Melihat itu, Naruse tidak tinggal diam. “Jangan seenaknya menyuruh orang lain pergi. Kata-kata itu bisa menyakiti orang lain. Dan tidak akan pernah bisa dibetulkan lagi” Teriaknya. Entah kenapa, disaat-saat seperti ini, dia selalu bisa mengeluarkan suaranya. “sekalipun kamu sudah menyesal, kamu tidak akan bisa membetulkannya lagi.” Tambahnya. Ia mengingat kembali bagaimana ibu dan ayahnya berpisah karena ucapannya sendiri.
Anthem of The Heart
Tiba-tiba ia merasakan perutnya sakit karena sudah banyak bicara. Taku dan kawan-kawan membawanya ke rumah sakit. Tapi untunglah sakit perut Naruse tidak begitu parah. Ibunya datang dan berusaha mengatur napasnya karena buru-buru ke rumah sakit.
“Jun, padahal aku sudah buru-buru ke sini karena di telpon pihak rumah sakit. Tapi, apa maksudmu, sakit perut? Masih soal kutukan atau apalah itu lagi?” ucapnya sambil memegang kepalanya. “Memalukan!” sambungnya didepan teman-teman Naruse. Sikap ibunya membuat Naruse sangat sedih.
Saat menyelesaikan urusan administrasi, ibu Naruse kembali memarahi Naruse. “Apa-apaan ini? Apa kau membenciku sejauh itu? Kerjaanmu cuma diam saja. Kamu juga bahan gosip para tetangga. Apa kamu ingin mempermalukan aku?” Ibu Naruse kembali memegang kepalanya karena pusing. Namun, Naruse hanya diam dan menggeleng-geleng kepala saja. “Jangan diam saja?” sambung ibu Naruse.
Anthem of The Heart
Tiba-tiba Taku datang mengatakan kepada ibu Naruse kalau di sekolah Naruse adalah anak yang periang. Walaupun dia kelihatan diam saja tapi sebenarnya dia sering bicara lewat hatinya. Taku juga mengatakan kalau alasan Naruse sakit hari ini juga karena Naruse berjuang keras membantu teman-temannya. Naruse selalu berusaha menjadi yang sebaik mungkin. Mendengar itu, ibu Naruse sedikit sadar.
Taku dan Nito tampak pulang bersama. Nito mengatakan kalau ia mulai memahami perasaan Naruse karena ia sendiri memiliki banyak hal yang tidak bisa diutarakan.
“Waktu SMP dulu, waktu kamu menghadapi masalah terberat dalam hidupmu, aku sama sekali tidak bisa apa-apa. Padahal aku ini pacarmu.” Nito mengatakan penyesalannya karena tidak bisa menjadi pacar yang baik bagi Taku dulunya. (ternyata Nito dan Taku memiliki kisah asmara dulunya saat mereka SMP dan sampai sekarang sepertinya masih menyimpan perasaan yang sama).
Ada flashback dimana Nito hendak memegang pundak Taku yang tengah sedih, namun ia mengurungkannya lantaran takut diketahui oleh teman-temannya kalau mereka tengah pacaran. Dengan artian, saat itu mereka berpacaran diam-diam.
Anthem of The Heart
Kembali lagi ke masa sekarang. Taku mengatakan kalau dia adalah orang culun jadi tidak pantas untuk Nito. Nito membantah dan mengatakan kalau Taku adalah orang yang baik dan perhatian. Disaat membicarakan masalah itu, Taku justru bilang kalau ia salut dengan Naruse karena Naruse bisa mengutarakan isi hatinya.
Taku juga ingin menyemangati Naruse. Saat itu, Nito ingin bilang apakah Taku menyukai Naruse, tapi dia tidak jadi mengatakanya dan justru bilang kalau dia juga ingin menyemangati Naruse nantinya.
“Jadi, kamu punya teman, ya?” ucap ibu Naruse saat di atas mobil. Naruse hanya diam dan menatap ke luar kaca mobil. “Terimakasih sudah membayar iuran warga.” Sambungnya. Ternyata ibu Naruse mulai sadar dengan kata-kata yang diucapkan Taku di rumah sakit tadi.




EmoticonEmoticon