Naruse memandangi Taku yang tengah menyanyi.
Tiba-tiba ia kaget begitu Shimacho datang dan mengatakan, “Naruse, kenapa kau
di sini?”
Naruse dengan cepat menyerahkan selembar kertas dan
berlari ke kamar mandi. Isi dari kertas itu yaitu pernyataan bahwa ia menolak
menjadi anggota himpunan. Taku mengatakan kepada Shimacho kalau keperluannya
datang ke sana juga sama yaitu tidak ingin menjadi anggota himpunan.
Anthem of The Heart |
Shimacho, gurunya hanya tersenyum kecil dan
mengatakan kalau Taku bisa dihapus menjadi anggota jika ia bisa mencari
temannya yang lain yang mau dan cocok menjadi anggota himpunan.
“Lagu yang kau nyanyikan tadi bagus, lho.” Ucap Shimacho sambil tiduran
santai di atas ayunan.
Taku kaget dan mengatakan dia hanya asal siul saja.
Tiba-tiba saja, Shimacho mendapatkan ide untuk melakukan drama musikal di program
penjangkauan nanti. Ide ini dirasa sangat bagus karena selama ini setiap
tahunnya dia hanya mengadakan paduan suara dan resital.
Taku yang mendengarnya sedikit kesal, bukannya
justru keluar dari anggota, ia justru menimbulkan ide baru bagi Shimacho yang
tentunya lebih berat untuk dilakukan dibandingkan hanya paduan suara.
Dia melihatnya.
Dia melihat jauh ke dalam lubuk hatiku. Naruse berdiam sendiri
di atas atap sekolah.
Taku melihat mobil di halaman depan rumahnya. Begitu
masuk, Taku mengucapkan salam dan seorang wanita setengah baya membalas ucapan
salamnya. Perempuan setengah baya itu baru saja berbincang masalah asuransi
kepada nenek Taku. “Dia cucu Anda ya?” ucapnya kepada nenek Taku. Nenek Taku
mengiyakan sambil tersenyum.
“Jadi, cucu Anda juga murid SMA Ageha, ya?”
tanyanya.
“Oh, jadi putrimu juga ya, Bu Naruse?” Tanya Nenek
Taku.
Anthem of The Heart |
Perempuan yang ternyata ibu Jun Naruse itu tersenyum
membenarkan. Saat neneknya bertanya apakah Taku mengenal Naruse, Naruse
mengatakan kalau ia hanya tau namanya saja. Setelah ibu Naruse pulang, Nenek
Taku mengatakan kalau ia kagum melihat ibu Naruse karena dia wanita yang hebat
dan bisa mengasuh putrinya sendiri sejak kecil. Dari sana Taku tau kalau
ternyata Naruse tidak memiliki ayah.
Siang itu, anggota himpunan berkumpul di ruang musik
Shimacho, tapi si jagoan baseball
tidak hadir. Saat rapat itu, para anggota kembali membahas mengenai rencana
Shimacho yang ingin mengadakan acara musikal.
Awalnya para anggota menyarankan untuk membuat
paduan suara saja, toh yang datang hanya lansia di komplek tersebut. Namun,
Shimacho membantah bahwa ia ingin membuat acara yang berbeda dari tahun-tahun
sebelumnya. Akhirnya mereka menyetujui meski masih tidak begitu yakin.
Taku dan Naruse pulang bersama. Saat itu, Naruse
menceritakan semua kejadian yang menimpanya dari beberapa tahun yang lalu
kepada Taku lewat sms. Mulai dari ia melihat ayahnya bersama seorang wanita
keluar dari hotel yang dulu ia sebut sebagai istana hingga kutukan yang
diberikan si telur yang membuatnya tidak bisa bicara. Setiap ia bicara, ia
selalu merasakan perutnya sakit.
Anthem of The Heart |
Saat Taku hendak pulang, Naruse mengirimkan pesan
terakhir, “Cerita hari ini, apakah kamu mempercayainya? Menurutmu, apa persaan
itu bisa disalurkan lewat lagu?”
Taku agak bingung. Namun dia mengatakan kalau tidak
ada salahnya menyampaikan perasaan lewat nyanyian. Bisa saja nyanyian itu tidak
dihitung sebagai kutukan.
Besoknya, Naruse, Taku dan Nito tengah menyampaikan
rencana untuk membuat acara musikal di depan kelas. Sebagian besar teman mereka
tidak begitu yakin mereka bisa melakukan acara itu.Tasaki mengatakan bahwa itu
mustahil. Ia juga mengatakan, “Lagian, si cewek itu mau dibagaimanakan coba?
Cewek yang ngomong saja tidak pernah. Kocak banget jika disuruh nyanyi dan
pentas musikal.”
Kata-kata ejekan itu membuat Naruse sedih. Taku
marah dan mengatakan kalau Tasaki sama saja. Taku mengatakan kalau ia kasihan
dengan junior di tim baseballnya. Ia
juga mengatakan kalau junior Tasaki selalu mengejek dan menghinanya di
belakangnya, namun Tasaki tidak pernah menyadarinya. Tasaki selalu sok menjadi
bos sementara sementara sebenarnya dia hanya benalu di tim mereka. (karena
Tasaki mengalami cidera pada tangannya sehingga ia tidak bisa main baseball lagi.)
Anthem of The Heart |
Tentu saja, Tasaki marah mendengar perkataan Taku.
Kelas menjadi heboh dan penuh ketegangan. Naruse yang melihatnya tidak bisa
tinggal diam. Dengan sekuat tenaga ia berusaha mengeluarkan suaranya dan
bernyanyi. “Meski berselimut keraguan, tapi…aku..pasti..bisa…”
Wajahnya memerah, kemudian ia lari dari ruang kelas
tersebut. Seisi kelas bingung sekaligus terpukau dengan kalimat yang
dinyanyikan Naruse. Meski sangat singkat, namun begitu merdu dan membekas di
hati mereka.
Malam itu, ada seorang ibu-ibu yang meminta uang
tagihan rutin. Naruse hanya sendiri di rumah dan dia bingung apakah ia
membukakan pintu atau tidak. Ia takut orang itu tau kalau dia tidak bisa bicara
dan itu berarti akan mempermalukan ibunya karena gosip yang akan beredar. Ia
akhirnya keluar dan memberikan uang tagihan. Ibu-ibu tersebut hendak bertanya
mengenai sekolah Naruse, tapi tiba-tiba ibu Naruse datang sehingga Naruse bisa
bernapas lega.
“Sudah dibilang, jangan keluar kalau ibu tidak ada. Bikin
malu saja” ucap ibunya. “Anak yang tidak mau bicara, karena itu jadi banyak
beredar gosip tidak karuan.” Ucap ibu Naruse begitu ibu-ibu itu pergi.
Anthem of The Heart |
Naruse yang mendengar ibunya marah seperti itu
langsung sedih, ia berlari sekencang-kencangnya. Ia meluapkan semua perasaanya
lewat sms dan mengirimnya kepada Taku. Taku merasa bingung melihat sms Naruse
yang sangat panjang. Di bagian akhir pesan tertulis, “Tolong susun kata-kataku
jadi lagu.”
Malam itu mereka bertemu. “Aku ingin minta bantuanmu
seperti saat lagu telur waktu itu. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin
kuutarakan.!” Naruse berteriak dan mencoba mengeluarkan suaranya dengan keras.
Itu membuat perutnya sakit lagi.
Taku membawanya kerumah. Begitu sampai di rumah
Taku, Naruse langsung ke toilet yang membuat nenek dan kakek Taku menjadi
bingung.
“Gadis kecil
yang penuh mimpi itu sangat mendambakan pesta dansa malam di istana. Tapi pesta
dansanya sebenarnya adalah tempat eksekusi para kriminal. Demi menebus semua
kesalahan yang dibuatnya selama ini, merekapun dipaksa terus menari sampai mati
layaknya dijatuhi suatu kutukan.
Anthem of The Heart |
Walau sudah
mengetahui kebenarannya, keinginannya kuatnya untuk pergi ke pesta dansa
membuatnya melakukan berbagai tindak kejahatan. Tetapi, tidak satupun yang
melaporkan kejahatannya. Kemudian, muncullah sebutir telur misterius yang
menghasut gadis di tengah keputusasaaanya.
Telur itu
mengatakan bahwa kejahatan terbesar di dunia ini adalah dengan menyakiti orang
lain lewat perkataan. Si gadis pun mulai mengeluarkan semua hinaan yang ada di
dalam pikirannya untuk menyakiti orang lain agar ia dibenci sepenuhnya. Tapi
setelah sadar, ia kehilangan kemampuannya untuk bicara.”
Taku melongo membaca sms yang panjang itu. Naruse
mengatakan kalau itu berdasarkan pengalamannya sekarang. Meski masih bingung,
Taku akhirnya pergi ke kamar atas yang merupakan kamar musik mulai memainkan
piano dan menyanyikan lagu berdasarkan sms yang dikirimkan oleh Naruse. Naruse
suka dan puas dengan hasil nyanyian Taku. Taku juga mendapat ide untuk
menjadikan kisah Naruse sebagai kisah di acara musikal mereka nanti, jadi
Naruse harus segera memikirkan kelanjutan kisahnya.
Anthem of The Heart |
Besoknya Taku, Nito, dan juga Naruse mengadakan
rapat di sebuah kafe. Kali ini, si bintang baseball
juga ikut karena diajak oleh Nito yang membuat Taku dan Naruse bingung karena
kemaren Tasaki jelas menentang acara musikal tersebut. Taku mengatakan kalau
mereka akan memakai cerita Naruse untuk acara musikal. Nito setuju.
Anthem of The Heart |
Saat itu, Tasaki ingin menyampaikan permintaan maaf
karena sudah menghina Naruse kamaren, namun belum sempat ia meminta maaf
tiba-tiba ia mendengar anggota tim baseballnya
tengah membicarakan dirinya. Ternyata benar yang dikatakan Taku, junior timnya
ternyata diam-diam menghinanya dan menganggapnya sebagai benalu yang suka main
perintah.
Melihat itu, Naruse tidak tinggal diam. “Jangan
seenaknya menyuruh orang lain pergi. Kata-kata itu bisa menyakiti orang lain.
Dan tidak akan pernah bisa dibetulkan lagi” Teriaknya. Entah kenapa,
disaat-saat seperti ini, dia selalu bisa mengeluarkan suaranya. “sekalipun kamu
sudah menyesal, kamu tidak akan bisa membetulkannya lagi.” Tambahnya. Ia
mengingat kembali bagaimana ibu dan ayahnya berpisah karena ucapannya sendiri.
Anthem of The Heart |
Tiba-tiba ia merasakan perutnya sakit karena sudah
banyak bicara. Taku dan kawan-kawan membawanya ke rumah sakit. Tapi untunglah
sakit perut Naruse tidak begitu parah. Ibunya datang dan berusaha mengatur
napasnya karena buru-buru ke rumah sakit.
“Jun, padahal aku sudah buru-buru ke sini karena di
telpon pihak rumah sakit. Tapi, apa maksudmu, sakit perut? Masih soal kutukan
atau apalah itu lagi?” ucapnya sambil memegang kepalanya. “Memalukan!”
sambungnya didepan teman-teman Naruse. Sikap ibunya membuat Naruse sangat
sedih.
Saat menyelesaikan urusan administrasi, ibu Naruse
kembali memarahi Naruse. “Apa-apaan ini? Apa kau membenciku sejauh itu?
Kerjaanmu cuma diam saja. Kamu juga bahan gosip para tetangga. Apa kamu ingin
mempermalukan aku?” Ibu Naruse kembali memegang kepalanya karena pusing. Namun,
Naruse hanya diam dan menggeleng-geleng kepala saja. “Jangan diam saja?”
sambung ibu Naruse.
Anthem of The Heart |
Tiba-tiba Taku datang mengatakan kepada ibu Naruse
kalau di sekolah Naruse adalah anak yang periang. Walaupun dia kelihatan diam
saja tapi sebenarnya dia sering bicara lewat hatinya. Taku juga mengatakan
kalau alasan Naruse sakit hari ini juga karena Naruse berjuang keras membantu
teman-temannya. Naruse selalu berusaha menjadi yang sebaik mungkin. Mendengar
itu, ibu Naruse sedikit sadar.
Taku dan Nito tampak pulang bersama. Nito mengatakan
kalau ia mulai memahami perasaan Naruse karena ia sendiri memiliki banyak hal
yang tidak bisa diutarakan.
“Waktu SMP dulu, waktu kamu menghadapi masalah
terberat dalam hidupmu, aku sama sekali tidak bisa apa-apa. Padahal aku ini
pacarmu.” Nito mengatakan penyesalannya karena tidak bisa menjadi pacar yang
baik bagi Taku dulunya. (ternyata Nito dan Taku memiliki kisah asmara dulunya
saat mereka SMP dan sampai sekarang sepertinya masih menyimpan perasaan yang
sama).
Ada flashback
dimana Nito hendak memegang pundak Taku yang tengah sedih, namun ia
mengurungkannya lantaran takut diketahui oleh teman-temannya kalau mereka
tengah pacaran. Dengan artian, saat itu mereka berpacaran diam-diam.
Anthem of The Heart |
Kembali lagi ke masa sekarang. Taku mengatakan kalau
dia adalah orang culun jadi tidak pantas untuk Nito. Nito membantah dan
mengatakan kalau Taku adalah orang yang baik dan perhatian. Disaat membicarakan
masalah itu, Taku justru bilang kalau ia salut dengan Naruse karena Naruse bisa
mengutarakan isi hatinya.
Taku juga ingin menyemangati Naruse. Saat itu, Nito
ingin bilang apakah Taku menyukai Naruse, tapi dia tidak jadi mengatakanya dan
justru bilang kalau dia juga ingin menyemangati Naruse nantinya.
“Jadi, kamu punya teman, ya?” ucap ibu Naruse saat
di atas mobil. Naruse hanya diam dan menatap ke luar kaca mobil. “Terimakasih
sudah membayar iuran warga.” Sambungnya. Ternyata ibu Naruse mulai sadar dengan
kata-kata yang diucapkan Taku di rumah sakit tadi.
Bersambung ke Sinopsis Anime Anthem Of the Heart Part 3
EmoticonEmoticon