Thursday, 15 September 2016

Sinopsis Boku Dake ga Inai Machi Episode 1

Seorang pria berumur 29 tahun bernama Satoru Fujinuma tampak diam dan mencoba memahami kata-kata yang keluar dari mulut seorang pria di depannya. Pria itu mengatakan bahwa Satoru perlu menggali lebih dalam agar karyanya bisa lebih bagus dan pembaca bisa melihat dirinya dalam karyanya. Dan, umurnya yang dibilang sudah tidak lagi muda itu menjadi faktor mengganjal untuk diterima di majalah mereka. 
Boku Dake ga Inai Machi
Ia tak menampik itu semua. Benar, ia terkadang sedikit kecewa dengan dirinya sendiri kenapa ia tidak melakukannya dari dulu.
Aku takut untuk menyentuh isi hatiku.
Satoru bersiap untuk mengantarkan pesanan pizza. Ketika ia hendak pergi, seorang gadis yang bekerja satu tempat dengannya bernama Airi mengatakan, “Fujinuma-san, pizza nya jangan dimakan di tengah jalan,ya.” Setelah itu ia tersenyum dan pergi dari hadapan Satoru.


Boku Dake ga Inai Machi
Ia tidak paham dengan gadis itu dan leluconnya. Dia adalah gadis yang aneh, Setiap kali gadis itu bertemu dengannya, pasti dia akan mengatakan hal yang sama.
Dalam perjalanan mengantar Pizza, Satoru melihat anak kecil yang hendak menyebarang jalan, dan ibu-ibu yang tengah berbelanja di sebuah toko. Bukan hal yang aneh. Namun, kejadian itu datang lagi. Tiba-tiba ia berada di waktu 5 menit yang lalu. Ia kembali melihat anak kecil itu dan jug para ibu-ibu yang berbelanja. “Tidak salah lagi. Hal ini terjadi lagi.” Cecarnya dalam hati. 

Matanya kemudian dengan jeli melihat ke sekelilingnya. “Dimana?” ia terus memperhatikan orang-orang disekelilingnya. “Apa yang kelihatan ganjil?”
Akhirnya ia menemukan apa yang ganjil. Seorang pria setengah baya tampak ketiduran saat menyetir, sementara tidak jauh di depannya, anak tadi hendak menyeberang. Satoru memutar balik mobil mininya dan mengejar mobil itu.
Boku Dake ga Inai Machi
Ia berusaha membangunkan orang di dalamnya, namun pria itu masih tampak tidur atau mungkin saja mabuk. Ia menceloteh sendiri dan mengatakan ia tak seharusnya ikut campur, tapi anak itu…
Ia menjangkau tangannya hingga mobil berpindah haluan dan tidak jadi menabrak anak kecil itu. Sayangnya, belum sempat dia bernapas lega, sebuah mobil berwarna merah tampak menghadangnya dari depan.
Semuanya gelap.
Apa ini? Kilas balik kehidupanku ya. Tuh, kan. Tidak ada untungnya mencampuri urusan orang asing. Tapi tak apalah. Aku matipun tak akan menjadi masalah.
Satoru terbangun dan ia mendapati dirinya tengah tidur di atas kasur rumah sakit dengan kondisi yang penuh perban dan infus. Airi tampak duduk disampingnya.

Airi mengatakan bahwa ia melihat kejadian itu. Ia mengatakan kalau dulu ia beranggapan bahwa Satoru adalah orang yang tertutup dan tidak pernah senyum, namun saat ini ia melihat sisi lain dari Satoru yaitu baik hati karena menolong anak kecil.
Airi juga mengatakan pesan dari manager kalau Fujinuma tidak perlu memikirkan kerusakan mobil mini kantor ataupun mobil yang ditabrak. Mendengar itu, Satoru merasa senang karena tidak lucu jika akhirnya ia harus menanggung semua biaya kerusakan itu.
Satoru bertanya apa sebenarnya alasan Airi mau bekerja di restoran Pizza itu. Gadis itu menjawab kalau alasannya adalah karena ia punya mimpi. Namun, Satoru tak menanyakan lebih lanjut apa mimpinya.
Boku Dake ga Inai Machi
“Apa kau hanya bertanya sampai disitu?” Tanya Airi.
“Hei.., saat kau menceritakan mimpimu kepada orang lain, apa kau tidak pernah berpikir seperti “bagaimana kalau mimpiku tidak jadi nyata?”
“Aku tak menganggap mimpiku sebagai hal yang memalukan. Kurasa, jika kata terus-menerus mengatakannya, mungkin suatu saat akan menjadi kenyataan.”
Satoru kaget mendengar pernyataan penuh bijaksana dari gadis itu. Ia merasa kalau kata-kata Airi barusan sangat akrab di benaknya.
Gadis itu kemudian pergi dan mengatakan kalau ia tidak akan menceritakan mimpinya karena mereka tidak begitu dekat.
Gadis aneh. Bisik Satoru dalam hati begitu gadis itu menutup pintu.***
Aku menyebut fenomena itu sebagai “Revival”. Meski aku tau itu tidak bermanfaat bagiku, tapi aku tetap saja terlibat. Biasanya, aku kembali ke satu, atau lima menit, dimana semuanya terlihat sama seperti sebelumnya. Fenomena itu selalu muncul tepat sebelum ada hal buruk terjadi. Aku mencari sesuatu yang ganjil. Seperti ada orang yang menyuruhku dengan perintah, “Cegah itu!” Sebagai hasilnya, aku bisa mencegah masalah terjadi. Namun, kadangkala aku yang dapat dampak negatifnya.
Satoru diperbolehkan pulang. Sesampainya di rumah, ia kaget melihat ibunya tengah memasak untuknya. Ibunya mengatakan kalau ia pergi ke rumah sakit, namun karena Satoru belum bangun juga, akhirnya ia memutuskan untuk pulang dan memasakkan makanan. Ia juga berencana untuk nginap dan merawat Satoru.
Boku Dake ga Inai Machi
Satoru memprotes dan memberi saran agar sebaiknya ibunya nginap di hotel saja, lagian dia juga sudah sembuh. Ia juga mengatakan akan membayar uang rumah sakit, tapi ibunya menolak dan mengatakan untuk menjadikan uang itu sebagai uang sewa karena ia menginap di rumah Satoru. Satoru tidak bisa apa-apa karena ibunya sedikit keras kepala. Usia ibunya sudah mencapai 52 tahun, namun yang membuatnya heran adalah ibunya tidak pernah berubah. Ia juga tampak masih muda.
Saat hendak tidur, ibunya mengatakan apakah Satoru ingat kejadian saat ia masih sekolah dasar. Ia bilang kalau ia berusaha membuat Satoru tidak mengingatnya. Satoru hanya diam.
Saat aku kelas 5 SD. Penculikan.., dua teman sekelasku menghilang. Saat aku kecil dulu, seorang paman bernama Yuuki-san sering bermain dengan ku. Nama aslinya bukan Yuuki, tapi itu adalah sebutanku untuknya. Enam bulan setelah insiden anak hilang itu, Jun Shiratori ditangkap sebagai penculik dan pembunuh berantai. Dia adalah Yuuki-san.
Boku Dake ga Inai Machi
Siang itu, saat ia selesai belanja dengan ibunya di supermarket, Satoru kembali mengalami kejadian yang ia anggap sebagai revival, dimana ia kembali ke satu atau lima menit yang lalu. Ia berusaha mencari yang ganjil dan bahkan meminta ibunya untuk membantu melihat sekelilingnya, namun tidak apa-apa.

Hanya saja, ibunya sempat melihat seorang lelaki membawa anak kecil, kemudian meninggalkan anak kecil itu dengan sebuah es krim. Ia memasuki mobil dan lewat di depan Satoru. Untuk berjaga-jaga, ibunya sempat memfoto bagian belakang mobil tersebut.

Boku Dake ga Inai Machi
Kebetulan, Satoru dan Ibunya melihat Airi pulang sekolah SMA. Ibunya pun mengajak Airi untuk ikut makan malam bersama mereka karena ia akan masak kari malam ini. Airipun setuju. Sepulangnya Airi, ibu Satoru mengatakan kalau mereka adalah pasangan yang cocok. Satoru memprotes dan mengatakan kalau mereka hanyalah teman satu tempat kerja. Ibunya juga memprotes, jika Satoru mau, sebenarnya Satoru bisa mengajak Airi pacaran.
Boku Dake ga Inai Machi
“Satoru.., mengenai siang tadi di parkiran supermarket..” ibu Fujinuma tampak serius sambil menghisap sebatang rokok.
“Emang kenapa?”
“Kasus penculikan yang dulu terjadi sebenarnya belum terpecahkan.”
“Apa?” Tanya Satoru kaget.
“Aku bercanda kok.” Balas ibunya yang membuat Satoru semakin kesal.
Berbicara masalah kasus penculikan tersebut, Satoru kembali teringat dengan Hinazuki. Dia adalah salah satu temannya yang hilang saat kelas 5 SD tersebut.
Flashback.

Boku Dake ga Inai Machi
Malam itu, Satoru kecil melihat Hinazuki sendirian ditaman. Ia hendak mengajaknya untuk pulang bersama, namun ia mengurungkan niatnya karena mereka tidak begitu dekat. Dan, itu menjadi malam terakhir ia melihat Hinazuki. Ia merasa menyesal karena jika seandainya ia mengajak Hinazuki untuk pulang bersama, maka semua itu tidak akan terjadi.
Itu adalah sesuatu yang paling ingin aku lupakan. Ibu benar-benar mencoba untuk membuatku melupakan itu dari ingatanku.
Di lain sisi, ibu Satoru tampak masih memikirkan kejadian yang ia lihat di parkiran supermarket tadi siang. Ia curiga dengan lelaki yang membawa anak itu. Ia sempat mencek WA mobil itu dan ternyata itu adalah mobil rental-an. 

Itu memang sebuah upaya penculikan. Apa dia mengurungkan niatnya karena dia melihatku? Dia menyembunyikan wajahnya saat berpapasan. Dia mengenaliku.” Ibu Satoru tampak terus berpikir sambil memilih sayuran di supermarket. Ia merasa mengenali lelaki yang menurutnya hendak melakukan upaya penculikan itu, tapi dimana persisnya?
Akhirnya dia menyadari kalau pria itu adalah benar-benar pembunuh, sesuai dugaannya. “Tapi, mungkin saja bukan Shiratori.” Pikirnya tidak begitu yakin.
Boku Dake ga Inai Machi
Ia terus memikirkannya sampai rumah. Kasus yang terjadi 18 tahun lalu itu itu belum ditutup. Ia berencana hendak mengatakan kepada Satoru nanti. Tiba-tiba seorang lelaki dengan setelan jas  dan topi menusuk perut ibu Satoru dengan keras hingga Ibu Satoru jatuh kelantai dengan berlinangan darah. Dengan samar-samar ia melihat ke arah lelaki itu.
“Aku memang benar. Harus ..memanggil Satoru. Bilang padanya untuk tidak pulang dan meminta maaf padanya.” Bisiknya lirih. Ia kembali mengingat betapa Satoru berusaha meyakinkan kalau pelakunya bukan Yuuki-san. Bukan Shiratori. “Aku seharusnya percaya kepadanya dulu.”cecarnya lagi. 

Ia hendak menjangkau handphone yang ada di atas meja dengan tangannya yang penuh darah. Tapi semuanya seakan percuma. Dia tak sanggup lagi melakukannya. “Satoru, maaf ya.” Ucapnya untuk yang terakhir kali. 
Boku Dake ga Inai Machi
Satoru sangat kaget begitu melihat ibunya yang tergeletak di lantai dengan dipenuhi darah. Ia semakin kaget begitu pisau terbenam kuat di perut ibunya. Tiba-tiba, disaat seperti itu, seorang tetangga datang hendak memberikan makanan. 

Tetangga itu langsung kaget dan menuduh Satoru sebagai pembunuh ibunya. Satoru di kejar polisi. Ia terus berlari dan teringat dengan lelaki dengan setelan jas yang ia temui saat hendak menuju rumah. Mungkinkah pria itu yang melakukan semuanya?

Tiba-tiba saja semuanya gelap.
Ia membuka mata, dan mendapati dirinya tengah berada di tahun 1988. Saat dimana ia berusia 5 tahun dan masih Sekolah Dasar.
Boku Dake ga Inai Machi
Apakah ini revival lagi?


EmoticonEmoticon