Di rumah,
Menma berkata kalau mungkin itu bukanlah keinginannya. Tapi dia lega karena
saat ini dia tengah menyukai sebuah acara di televisi. Jintan juga merasa kalau
permohonan Menma adalah hal yang berbeda karena meskipun mereka sudah
menyalakan kembang api tapi Menma belum juga menghilang.
Malam
itu, saat Menma tengah tertidur, Jintan diminta oleh Yukiatsu untuk bertemu
karena ada hal yang ingin mereka bicarakan. Sampainya disana, Jintan heran
melihat teman-temannya tampak tertunduk sedih.
“Menurutmu,
kenapa Menma tidak ke surga?” Tanya Yukiatsu.
Jintan
sedikit kaget dengan pertanyaan Yukiatsu.
“Karena
kembang api bukanlah permohonan Menma yang sebenarnya.” Jawab Tsuruko.
“Menma
tidak bisa ke surga bukan karena permohonan yang berbeda.” Sanggah Anaru.
“Apakah kita benar-benar memikirkan tentang Menma? Benar-benar mengabulkan apa
yang diinginkannya? Aku hanya memikirkan diriku sendiri! Karena Jintan selalu
memikirkan Menma..aku tidak tahan melihatnya..jadi, aku memikirkan sebaiknya
Menma pergi ke surga saja!” teriak Anaru sambil menangis. “Bukan karena ingin
mengabulkan permohonannya! Aku hanya ingin dia kesana demi diriku sendiri! Dewa
mengetahui hal itu, jadi…” Anaru tidak bisa menghentikan tangisnya.
Anohana |
“Aku juga
begitu.” Cecar Yukiatsu. “Aku menyukai Menma. Sudah banyak waktu berlalu sejak
hari itu, tapi aku terkejut karena tidak ada yang berubah, tentang seberapa
banyak aku menyukainya. Karena itu, karena hanya Yadomilah yang bisa melihat
Menma, aku tidak tahan dengan keadaan seperti ini. Aku sama sekali tidak
berniat menyerahkannya padamu, jadi lebih baik ku kabulkan permohonannya dan
mengirimnya ke surga!”
Tsuruko
mengatakan kalau Yukiatsu memuakkan. Anaru membantah dan mengatakan Tsuruko
juga memuakkan. Anaru mengatakan kalau sebenarnya Tsuruko juga pasti cemburu
melihat Yukiatsu hanya menyukai Menma jadi Tsuruko juga ingin Menma ke surga.
Tsuruko
membantah dan mengatakan kalau dia tidak cemburu pada Menma. “Aku sama sekali
tidak cemburu! Karena aku tau dari awal kalau diriku takkan mampu melampaui
Menma. Aku tidak pernah memikirkan sesuatu yang tidak mungkin. Walaupun Menma
sudah mencapai surganya, maka dirimu sebagai gantinya..” ucap Tsuruko ke arah
Anaru.
Anaru
kaget mendengar penuturan Tsuruko.
Anohana |
“Pengganti
yang tak bisa kukalahkan. Orang yang selalu membuatku cemburu dari dulu, adalah
kamu, Anaru!” teriak Tsuruko. “Baik dulu atau sekarang, kau dan Yukiatsu selalu
saja bisa saling mengerti! Itu yang membuatku sakit.” Tsuruko tertunduk sedih.
“Waktu silih berganti dan akhirnya aku bisa lebih dekat dengan Yukiatsu. ….aku
pikir jika Menma ke surga, maka Anaru dan Jintan akan bisa bersama, sehingga
aku bisa masuk (dalam hati Yukiatsu).”
Tsuruko
menyesal dan mengatakan kalau dirinya memang memuakkan.
Poppo
ternyata juga memiliki penyesalan. Dia mengatakan bahwa waktu itu dia melihat
Menma disungai tapi dia tidak menolongnya karena ketakutan. Setelah itu, Poppo
sengaja pergi ke luar negeri untuk melupakan semua rasa bersalahnya. Tapi
akhirnya, dia kembali lagi ke tempat ini dan kembali merasakan rasa bersalahnya
pada Menma. Karena itu, dia ingin Menma kembali ke surga agar dia tidak lagi
merasakan rasa bersalah.
Anohana |
“Ternyata
memang tidak mungkin..untuk membantu Menma menggapai surga dengan perasaan
seperti ini.” Ucap Yukiatsu tertunduk.
Yukiatsu,
Anaru, Poppo, dan Tsuruko tampak menangis dengan hebat hingga isakannya
terdengar keras. Keegoisan tampaknya membuat mereka begitu menyesal.
Jintan
terdiam memandangi semua temannya menangis dengan begitu sedih. Ternyata, bukan hanya aku saja…yang punya
keegoisan tentang pelepasan Menma ke surga. Yang tidak serius memikirkan
permohonan Menma. Menma, maaf kan aku. Maaf kan aku.
Di lain
sisi, Menma tampak menyanyi sendiri di rumah. Dia merasa bahagia karena melihat
tangannya sedikit demi sedikit mulai berubah warna dan tidak bisa digerakkan.
Dengan kata lain, keinginannya untuk ke surga akan segera tercapai.
“Aku akan
minta maaf!” teriak Anaru. Ia berusaha menghentikan tangisnya. “Aku tidak
peduli lagi dengan Jintan, aku akan meminta maaf dengan tulus kepada Menma,
lalu..”
Anohana |
Tiba-tiba
semuanya tertawa karena bulu mata palsu Anaru terlepas karena menangis.
Yukiatsu tak henti tertawa dan meledek Anaru yang memiliki dua bulu mata. Poppo
juga mengatakan kalau Anaru sudah punya bulu mata, kenapa dia harus menambahnya
lagi? Dengan alasan sesederhana itu, akhirnya mereka bisa kembali ceria dan
tertawa bersama.
“Seperti
yang kau bilang, Yukiatsu.”
Semuanya
diam kembali begitu Jintan angkat bicara.
“Jauh
didalam diriku, aku senang kalau hanya aku yang bisa melihat Menma. Tapi, Menma
berbeda...tidak hanya padaku, tapi dia ingin berbicara pada kalian semua.
Karena itulah, dia ingin pergi ke surga dan bereinkarnasi.”
Semuanya
kaget. Menma sangat mempedulikan dan menyanyangi mereka.
“Mari kita
kabulkan permohonan Menma yang sebenarnya.” Ucap Yukiatsu.
Anaru dan
Tsuruko membenarkan dan meminta agar Menma datang kesini. Menma harus ada
disini karena kalau tidak ada Menma, mereka bukanlah Perdamaian Super Buster.
Yukiatsu
merangkul Jintan. “Kuserahkan padamu, leader!”
Jintan
merasa bahagia melihat teman-temannya masih seperti yang dulu dan berjanji akan
membawa Menma ke markas rahasia untuk berkumpul bersama. Jintan berlari dengan
bahagia dan tidak sabar bertemu dengan Menma. Sampainya dirumah Jintan sangat kaget
karena Menma tampak tertidur lemas di lantai.
Anohana |
Menma
tersenyum ke arah Jintan.
“Menma,
kenapa begini?” teriak Jintan.
“Permohonan
Menma…sepertinya sudah terkabulkan.” Jawab Menma sambil tersenyum.
Menma
memperlihatkan tangannya yang mulai berubah warna dan lemas. “Menma ingat
tentang janji yang dibuat dengan ibunya Jintan.”
Ada flashback dimana ibu Jintan yang
sakit-sakitan mengatakan kalau dia cemas melihat Jintan yang tidak pernah mau
menangis dan memendam emosinya setelah ia sakit. Dia menahannya terlalu banyak.
Ibunya ingin Jintan tertawa, marah, dan juga menangis. Saat itu, Menma berjanji
akan membuat Jintan menangis. Karena itulah waktu itu, Menma mengajak semuanya
berkumpul dan berencana membuat Jintan menangis dengan meledeknya. Tapi waktu
itu semuanya tidak seperti yang diharapkan.
Anohana |
Menma…kembali kesini agar permohonannya itu
terkabulkan.
Jintan berbisik dalam hati. Tak terasa air matanya berlinang. Menma dengan
cepat menghapus air mata Jintan dan mengatakan kalau sebenarnya ia lebih
menyukai wajah Jintan yang tersenyum. Tiba-tiba tangan Menma lemah dan terjatuh
sendiri ke lantai.
“Kurasa
sudah saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal.” Ucap Menma.
“Tunggu!
Kau belum boleh pergi! Tunggu!” teriak Jintan. “Jangan hanya mengatakannya
padaku!”
Jintan
mengatakan bahwa tidak hanya dia yang menyayangi Menma, semuanya menyukai Menma
dan tengah menunggunya disana. Jintan dengan cepat menggendong Menma dan
membawanya ke markas.
Tepat
sampai di markas Menma menghilang. Jintan terus berteriak memanggil nama Menma
tapi ia sudah tidak dapat melihatnya lagi. Yang lainnya heran kenapa Jintan
seperti itu dan kemudian mengerti kalau Menma sudah menghilang. Mereka terlihat
sangat sedih, cemas, dan takut kehilangan sampai-sampai berteriak memanggil
Menma seperti orang gila. (Ini adalah bagian yang paling menyedihkan, jadi
jangan lupa siapkan tisue ya, J)
Anohana |
Anohana |
Menma
menangis sedih melihat itu. A-aku main
petak umpet. Ucap Menma untuk menenangkan teman-temannya. Tapi, bahkan ia
sendiri tidak bisa menahan rasa sedihnya karena ia belum mengucapkan selamat
tinggal dengan benar pada teman-temannya. Kemudian Menma mencoba menulis di
kertas meskipun itu sudah sangat sulit.
Jintan
bisa mendengar suara Menma dan tersenyum sedih. “Apa maksudnya main petak
umpet?”
Mereka
kemudian pergi keluar markas dan berteriak-teriak memanggil nama Menma. Tapi
mereka tidak berhasil menemukannya. Mereka kemudian berhenti di depan sebuah
pohon dan melihat ada 5 kertas di sana. Itu adalah ucapan perpisahan dari
Menma.
Kepada Tsuruko. Aku menyukai kelembutanmu.
Kepada Yukiatsu. Aku menyukai kerja kerasmu.
Kepada Poppo. Aku menyukai kelucuanmu.
Kepada Anaru. Aku menyukai kepercayaan dirimu.
Semuanya
sedih melihat surat yang ditujukan Menma untuk masing-masing mereka.
Anohana |
Anohana |
Aku mencintaimu Jintan. Cintaku padamu adalah cinta
yang singkat dimana aku ingin menikahimu. Jintan menangis membaca surat Menma untuknya.
Menma
duduk di pohon dan melihat teman-temannya dengan penuh bahagia karena ia
akhirnya berhasil mengucapkan selamat tinggal dengan baik.
“Apa ini?
Apa ini Menma?” Teriak Jintan. “Kita sedang main petak umpet, kan? Jadi…sampai
kami menemukanmu..ini tidak akan pernah berakhir, bukan?”teriak Jintan dengan
tangisannya.
Jintan
kemudian terus berteriak, Kamu ada disana?!
Poppo,
Anaru, Yukitsu, dan juga Tsuruko juga ikut berteriak. Kamu ada disana?!
Mereka
terus meneriakkan kata itu dan berharap Menma akan menjawabnya.
Menma
menangis sedih melihat itu. “Sudah ketemu!” teriak Menma. Tampaknya ia tidak
bisa mengendalikan betapa sedihnya ia saat ini.
Jintan dan
yang lainnya kaget mendengar suara Menma.
Anohana |
Mereka
semakin kaget begitu melihat Menma duduk di bawah pohon. Kali ini tidak hanya
Jintan, Poppo, Anaru, Yukiatsu, dan juga Tsuruko bisa melihat Menma dengan
jelas. Mereka tersenyum senang bisa melihat Menma lagi dan bahkan untuk pertama
kalinya setelah sekian lama.
“Menma
payah dalam permainan petak umpet,ya?” ucap Menma lirih. “Ya, Jintan. Bilang
yang benar…terus ini akan jadi perpisahan, bukan?”
Cahaya
matahari tampak mulai menembus tubuh Menma.
“Aku sudah
baca suratmu!” teriak Poppo. “Aku juga sangat menyanyangimu, Menma!”
“Aku juga
menyayangimu!” sambung Tsuruko.
“Aku juga
sangat menyayangimu!” teriak Anaru.
“Tentu
saja, aku juga sangat menyanyangimu!” cecar Yukiatsu.
Anohana |
Jintan
tersenyum dan melihat Menma dengan pandangan lirih. “Terimakasih sudah
mengabulkan permohonan ibuku. Aku sangat mencintaimu, Menma.”
Menma menangis
haru. “Menma ingin lebih lama lagi bersama teman-teman semua. Bermain bersama.
Jadi, aku akan bereinkarnasi dan bersama dengan kalian lagi.” Teriak Menma
sedih. “Jadi, sekarang karena jintan sudah menangis,....dan kita sudah mengucapkan
selamat tinggal, maka….”
Menma
kemudian tersenyum dan mengilang.
Anohana |
Ternyata Menma masih tersenyum.
Kami sudah beranjak dewasa. Dan, secepat apapun
musim berganti, bunga yang bermekaran di pinggir jalan juga mulai berganti. Aku
masih berpikir, berpikir apa nama bunga yang mekar di musim itu? Bergemetar saat
ditiup angin, berduri ketika hendak disentuh..dan ketika hidungmu didekatkan,
itu memberikan aroma kesegaran dari sinar matahari.
…..seiring berjalannya waktu, aroma itu mulai pudar.
Dan, kami akan bernjak lebih dewasa. Tapi, aku yakin, bunga itu pasti akan
tetap bermekaran disuatu tempat. Benar, kami semua terus melangkah maju.
-Tamat-
EmoticonEmoticon