Jintan terbelalak kaget mendengar Yukiatsu juga
melihat Menma.
Belum sempat Jintan menanyakan lebih jauh, tiba-tiba
Poppo memanggilnya dan menyuruhnya untuk ikut mencari Menma. Jintan kemudian
pergi dari hadapan Yukiatsu. Mereka berteriak-teriak memanggil nama Menma
disekitar sungai, tapi tidak menemukan apa-apa.
Dalam suatu kesempatan, Anaru terlihat hanya berdua
dengan Jintan. Saat itu, Anaru bertanya kepada Jintan apakah Jintan mau datang
lagi ke sekolah dan melupakan ucapan teman-temannya yang sedikit kasar. Jintan
mengatakan kalau ia tidak peduli dengan ucapan teman-teman Anaru.
Anaru hanya diam.
“Kau benar-benar sangat menyukainya sampai-sampai
kau dapat melihat sesuatu yang tak dapat dilihat orang lain, iya kan?” tanya
Anaru.
Matanya tampak berkaca-kaca.
Jintan terdiam kaget mendengar penuturan Anaru.
“Jika kau benar-benar bisa melihat Menma, perlakukan
dia dengan baik.” Sambung Anaru.
Belum sempat Jintan menjawab, tiba-tiba
teman-temannya yang lain memanggil. Mereka tampak sedih karena tidak bisa
menemukan Menma. Lucunya, bahkan Menma sendiri terlihat kecewa karena ia juga
ingin melihat hantu Menma (dia sangat polos hingga tidak sadar kalau dialah
hantu Menma sebenarnya yang dicari-cari temannya)
Sampainya di markas, Yukiatsu tampak sedang membakar
daging. Poppo bertanya kenapa Yukiatsu sendirian disini dan tidak membantu
mencari Menma.
Yukiatsu mengatakan kalau itu dia lakukan atas
keinginan Menma sendiri. Semuanya tampak terkejut.
“Ketika Menma muncul di hadapanku, dia bilang,
“tolong jangan membuat keributan tentang hal ini.” Cecar Yukiatsu dingin.
“Eh, Menma benar-benar bilang begitu?” tanya Poppo
kaget.
Yukiatsu membenarkan dan mengatakan kalau jika
mereka terus seperti ini, maka Menma bisa terganggu. Jadi, ada baiknya semua
ini dihentikan. Itulah keinginan Menma.
Menma yang mendengarnya langsung marah dan berusaha
mengatakan kalau itu tidak benar. Menma berteriak mengatakan kalau ia sama
sekali tidak terganggu. Justru ia sangat bahagia melihat teman-temannya kembali
bersama dan mengingatnya. Meskipun Menma sudah meninggal, Menma ingin melihat
semua teman-temannya tetap bersama. Menma menangis sedih.
Jintan terlihat sedih melihat Menma sedih. Ia
kemudian mengambil kue yang dibuat oleh Menma dan memberikan kepada
teman-temannya.
“Ini adalah buatan Menma.” Ujar Jintan.
Yukiatsu kemudian tertawa dan meledek Jintan. “Kau
bilang, hantulah yang membuat kue itu?”
Sementara yang lainnya tampak hanya diam. Mungkin
mereka bingung apakah harus mempercayainya atau tidak.
“Aku tidak peduli apakah kau menganggapku aneh atau
gila. Menma bilang kalau ia begitu bahagia kita masih bisa bersama.”
Yukiatsu menyuruh Jintan menghentikan omong
kosongnya. Yukiatsu merasa Jintan terobsesi dengan Menma karena tidak bisa
melupakannya. Yukiatsu kemudian pergi dari tempat itu karena tidak ingin
mendengar omong kosong lagi.
Jintan juga memutuskan untuk pergi dari tempat itu
karena sedih. Di rumah, Menma berusaha menghibur Jintan, tapi tetap saja Jintan
merasa sedih. Jintan juga teringat dengan ucapan Anaru yang mengatakan kalau
Jintan pasti sangat menyukai Menma.
Sepertinya Jintan mulai memikirkan perasaannya
kepada Menma. Apakah benar dia menyukai Menma seperti yang dikatakan Anaru atau
tidak. Bahkan ia bingung dengan perasaannya sendiri.
Saat Menma tidur, Jintan terus memandangi wajah
Menma dari jauh. “Hei..waktu dulu, apakah kau punya perasaan kepadaku?” bisik
Jintan.
Keesokan paginya, Jintan kaget dengan kedatangan Tsuruko
karena Tsuruko adalah anak yang pintar dan tidak mungkin bolos sekolah dan
lagian sudah lama sekali sejak ia datang ke rumah itu. Tsuruko mengatakan kalau
hari ini tidak ada pelajaran dan ia tidak begitu menyukai acara yang dibuat
temannya.
Menma senang dan menyuruh Jintan untuk segera menyuguhkan
cemilan untuk Tsuruko.
Tsuruko mulai bicara. Ia mengatakan kalau kue
semalam agak keras karena kekurangan tepung roti. Jika adonannya tepat, maka
kuenya akan jadi enak. Tapi meski begitu, Tsuruko mengatakan kalau ia tetap
tidak percaya kalau Menma yang membuat kuenya.
Jintan mendesah dan mengatakan memang agak sulit
untuk mempercayainya.
“Tapi, itulah alasan yang membuatku ingin minta
tolong padamu.” Sanggah Tsuruko.
Ternyata Tsuruko meminta Jintan dan anggota lainnya
untuk kembali berkumpul di markas.
Jintan kemudian mengajak Yukiatsu yang sedang
latihan lari untuk bicara. Yukiatsu seperti tidak peduli dan terus berlari,
tapi kemudian ia berhenti. Yukiatsu dengan dingin bertanya kenapa Jintan
bisa-bisanya berkeliaran sementara sekolah akan masuk semester dua.
Jintan menjawab kalau Menma yang memaksanya untuk
jalan-jalan.
Mendengar itu, Yukiatsu langsung mengepalkan tangan
seakan marah.
Jintan juga bertanya seperti apa Menma yang dilihat
oleh Yukiatsu itu. Yukiatsu kemudian kembali berlari tanpa menjawab pertanyaan
omong kosong Jintan.
“Karena Menma yang dirumahku mengatakan kalau Menma
yang ditempatmu itu adalah palsu. Sekarang kita akan berkumpul di markas
rahasia dan aku akan membawa Menma…” teriak Jintan.
Yukiatsu berhenti dan kembali ke hadapan Jintan.
“Kenapa kau begitu percaya diri?” tanya Yukiatsu.
“Sekarang ini bukanlah dulu ketika kau
berperan sebagai ketuanya. Yah, bahkan ketika dulupun aku tidak menganggap
dirimu begitu.”
Jintan hanya diam mendengar yang diucapkan Yukiatsu.
“Jangan berbicara padaku seolah-olah kita ini teman,
anjing payah!” tutup Yukiatsu dan kemudian pergi dari hadapan Jintan.
Lagi-lagi Jintan hanya diam mendengar ucapan kasar
dari Yukiatsu.
Di rumahnya, Yukiatsu tampak marah. “Keluarlah
Menma…ayo tunjukkan dirimu kepadanya.” Cecar Yukiatsu sambil membuka lemari.
Malamnya, Jintan, Anaru, dan juga Tsuruko berkumpul
di markas. Setelah minum kopi bersama, Poppo pergi keluar untuk pipis, tapi ia
kaget begitu melihat seseorang mirip Menma. Ia dengan cepat memberitahu Jintan
dan juga anak lainnya. Mereka, termasuk Menma keluar dan memastikan apakah
benar yang dilihat oleh Poppo.
“Jintan! Lihat sana!” teriak Menma.
Jintan melihat ke arah yang ditunjuk Menma. Ia
melihat seorang disana dengan menggunakan baju putih dan pita di tengahnya.
Tanpa pikir panjang, Jintan dan yang lain mengejarnya.
Mereka berhenti karena kehilangan sosok Menma
misterius itu.
Tsuruko kemudian berteriak. “Kau bisa saja mencukur
bulu kakimu, tapi tubuhmu itu tetap tubuh seorang lelaki. Kau tidak bisa lagi
terus begitu, Yukiatsu!”
Jintan dan yang lainnya kaget mendengar ucapan
Tsuruko. Sepertinya ia mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui.
Seseorang yang berpura-pura menjadi Menma itu kaget
dengan ucapan Tsuruko dan kembali lari. Jintan dan yang lainnya berusaha
mengejar.
Saat berusaha lari, tiba-tiba Menma palsu itu
terjatuh dan tidak kuat lagi unuk berlari.
Poppo perlahan-lahan mengarahkan senter ke wajahnya
dan mereka semua terkejut melihat siapa sebenarnya orang yang sudah
berpura-pura menjadi Menma itu.
Jintan melihatnya dengan pandangan kaget sekaligus
tak percaya. “Yukiatsu..!”
EmoticonEmoticon