“…kamu boleh memakan pankreasku. Aku mencari tau, jika orang
memakannya, keyakinan bahwa jiwanya akan hidup di dalam orang itu.” (Sakura
Yamauchi)
“Aku tidak mau, jiwamu itu terlalu berisik.” (Me)
“Me” menemukan buku catatan penyakit Sakura yang tergeletak
di bangku rumah sakit. Itu adalah catatan mengenai Sakura yang menderita
penyakit pankreas dan diprediksi hanya memiliki beberapa minggu tersisa untuk
hidup. “Me” hanya terlihat datar dan tidak peduli, seakan dia baru saja membaca
catatan pelajaran di sekolah. Sakura heran, bukankah biasanya orang akan
terkejut lalu mengucapkan kata-kata semangat hidup? Tapi dia akui, bagian
inilah yang membuatnya tertarik dengan pria ini.
“Me” adalah salah satu murid yang berada di kelas yang sama dengan
Sakura. Dia kutu buku, pendiam, dan tidak tertarik dengan orang lain. Seakan
dia hidup dengan dunianya sendiri. Ini terdengar seperti orang yang hidupnya
membosankan dan suram. Sementara Sakura, wajahnya selalu bersinar dan suaranya
penuh semangat. Dia memiliki banyak teman. Bisa dibilang, mereka saling
berkebalikan.
Sakura meminta “Me” untuk merahasiakan penyakitnya. Ekspresi wajah
“Me” masih datar seakan bilang dia bahkan tidak tertarik membicarakan hal
semacam ini, apalagi membicarakannya pada semua orang. Sakura berpikir, “Me”
tidak memiliki teman jadi dia ingin menemani nya sebelum dia meninggal. “Me”
bilang dia tidak peduli dan tidak tertarik dengan orang lain, sebaliknya orang
lain juga tidak tertarik padanya jadi Sakura tidak perlu melakukan itu. Sakura
menyanggah, dia tertarik padanya dan itulah alasan kenapa dia ingin bersamanya
sebelum dia mati. “Me” hanya bisa terdiam mendengarnya.
Sakura rupanya telah membuat sebuah agenda yang akan dilakukannya
sebelum dia meninggal dan dia memilih “Me” untuk menemaninya melakukan semua
agendanya dan menjadi teman dekatnya. Pertama sekali, dia memilih menjadi
petugas perpustakaan seperti halnya “Me”. “Me” heran, orang-orang biasanya
mewujudkan impiannya sebelum dia meninggal, tapi Sakura justru memilih bekerja
sebagai petugas perpustakaan dengannya. Apakah ini sesuatu yang bagus
dikerjakan untuk mengisi waktunya yang tersisa?
Sakura bertanya balik, lalu kenapa “Me” tidak segera mewujudkan
impiannya? karena dia bisa saja mati esok hari. Mereka sebenarnya sama,
sama-sama akan mati tanpa ada yang tau kapan tepatnya. “Me” hanya
terdiam. Ya, itu benar. Setelah perpustakaan tutup, Sakura mengajak “Me” untuk
makan jeroan di sebuah kedai. “Me” terlihat tidak begitu antusias, tapi dia
juga tidak bisa menolak ajakan Sakura.
Baru pertama kali mereka menghabiskan waktu bersama, di sekolah
sudah mulai beredar gosip mereka memiliki sebuah hubungan serius. Teman Sakura
menyarankan Sakura memilih pria lain saja karena si “Me” seperti tidak memiliki
harapan dan masa depan yang baik. Sakura seharusnya dekat dengan ketua kelas
yang tampan dan pintar berolahraga. Sakura hanya tersenyum, lalu sepulang
sekolah kembali mengajak “Me” untuk ke suatu tempat yang ingin dia kunjungi
yaitu sebuah kedai kue. “Me” menolak, dia tidak begitu tertarik untuk itu,
lagian dia tidak suka dibicarakan atau menjadi bahan gossip orang-orang. Sakura
tidak mau tau dan terus membujuknya. seperti biasa, “Me” selalu tidak bisa
menolak keinginan Sakura.
Besok adalah hari libur. Sakura mengajak “Me” pergi liburan
bersama ke tempat yang agak jauh dari tempat mereka. Mereka
berbelanja dan bermain ke pantai. Meskipun “Me” terlihat begitu cuek tapi kini
dia telah terlihat lebih hangat dari sebelumnya. Dia mulai ingin tau bagaimana
Sakura tumbuh dewasa dan kenapa dia tidak mau menceritakan penyakitnya pada
keluarga maupun pada Kyoko yang merupakan sahabat terdekatnya. Sakura bercerita
mengenai orangtua dan sahabatnya yang begitu memperhatikannya dan selalu
menjadikan dia sebagai prioritas utama.
Jika mereka tau tentang penyakitnya, maka Sakura yakin mereka
pasti akan sangat sedih dan memperlakukannya jauh lebih berlebihan lagi. Sakura
memilih “Me” karena hanya dia yang memperlakukannya dengan normal meskipun
sudah tau dia akan meninggal. Karena itulah dia bisa menjalani sisa hidupnya
dengan normal pula sebagaimana orang lain menjalani kesehariannya.
Mereka semakin dekat dan lebih sering menghabiskan waktu bersama.
Maka, begitulah cara mereka mengenal lebih dalam. “Me” merasa Sakura tidak
seceria yang dibayangkan, dia rentan dan benar-benar takut mati. Utuk itulah,
dia sebenarnya membutuhkan seseorang untuk menemaninya.
Kedekatan mereka tidak hanya menimbulkan gosip yang tidak berarti
dikelas, tapi mantan kekasih Sakura begitu tidak menyukai ini. Sakura putus
dengannya karena tidak suka dengan pria yang suka mengekang. Dia tidak sekedar
suka, tetapi lebih kepadanya membencinya. Ini alasan yang membuat mantannya itu
pernah bertengkar dengan “Me” yang membuat “Aku”menjadi merasa bersalah dan
ingin berhenti menjadi teman Sakura agar tidak mengganggu siapapun. Dia meminta
Sakura memilih Kyoko saja atau keluarganya yang menemaninya. Tapi Sakura tidak
mau dan tetap ingin “Me” yang menemaninya hingga akhir.
“Me” telah menemani setengah dari daftar keinginan Sakura, untuk kemudian dia mulai lebih sering di rumah sakit karena penyakitnya perlahan mulai memburuk. Tapi Sakura masih terlihat begitu tegar dan ceria seperti biasa. Tanpa disadari, “Me” mulai mengkhawatirkan Sakura dan dia sungguh ingin Sakura terus hidup bersamanya. Lalu, apakah itu memungkinkan disaat kondisi kesehatan Sakura semakin memburuk?
“Aku ingin memakan pankreasmu” -- (pesan terakhir “Me” pada Sakura)
2 Comments
Kak ada link download nya gak?soalbya dari kemarin nyari belum dapat yang bisa didownload
EmoticonEmoticon