Sunday, 18 September 2016

Sinopsis Boku Dake ga Inai Machi episode 3

Kejadian paling menggemparkan di Showa. Anak-anak yang menghilang dan terbunuh yaitu Nakanishi Aya (11 tahun), Sugita Hiromi (11 tahun), dan Hinazuki Kayo (10 tahun). Hanya Hinazuki yang berusia 10 tahun. Dengan kata lain, saat Hinazuki menghilang di bulan Maret, dia pasti belum merayakan ulang tahunnya. Hari X diantara tanggal satu sampai hari ulang tahun Hinazuki. ***
Pagi itu, sekolah tengah mengadakan lomba ice skating antar murid. Satoru melawan Hamada yang merupakan anak yang paling jagoan ice skating. Awalnya, Satoru berusaha kuat untuk menang dan jika ia mau, dia akan menang. Tapi ia berpikir apa artinya jika ia menang.
Boku Dake ga Inai Machi
Hamada sudah berusaha dan berlatih jauh-jauh hari, jadi dialah yang seharusnya menang. Maka, ia pun mengurangi kecepatan mainnya tepat sebelum garis finish. Hamada menjadi pemenangnya. Hanya saja, Hamada marah dan mengatakan “Aku membenci orang sepertimu.” Mungkin ia tau kalau Satoru sengaja mengalah untuknya.  
Tiba-tiba ia mengingat sesuatu.
Aku mengulang kesalahanku 18 tahun yang lalu. Ucapnya agak kecewa begitu teringat kalau dulu ia pernah mengalami kejadian yang sama. Saat itu Hamada juga mengatakan, “Aku membenci orang sepertimu.”
Kenya memandangi Satoru dari jauh.
Sepulang sekolah, Satoru menanyakan kepada Hinazuki tentang kapan hari ulang tahunnya. Dengan mengetahui hari ulang tahun Hinazuki, maka Satoru bisa lebih mudah mencegah kejahatan itu terjadi. Tapi, Hinazuki tampak marah dan kecewa kepada Satoru. 
Boku Dake ga Inai Machi
“Kau bilang kau tidak akan berbohong kepadaku.”
“Maafkan aku. Untuk beberapa alasan aku pikir Hamada harus memenangkan pertandingan itu.” Ucap Satoru.
“Begitu?” balas Hinazuki. “kita berdua sama-sama palsu, jadi tidak masalah kalau kita sama-sama berbohong.” Hinazuki mengakhiri dan meninggalkan Satoru.
Satoru tiba-tiba mendapatkan ide. Dia dengan cepat pergi ke ruang guru dan hendak melihat sendiri tanggal ulang tahun Hinazuki. Sayangnya, wali kelasnya Yashiro Gaku tiba-tiba datang dan memegang pundak Satoru. “Ada apa Satoru?”
Satoru terperanjak kaget. Ia pun menceritakan kalau maksudnya datang ke ruang guru adalah untuk mencari hari ulangtahun Hinazuki Kayo.
“Satoru, belakangan ini kamu sangat dekat dengan Kayo,ya?” ucap Yashiro dengan sedikit senyuman.
“Bukan seperti itu, sih…”
“Apa kau tidak tanya langsung padanya?”
Satoru mengatakan kalau ia sudah menanyakannya langsung, tapi Hinazuki tidak mau memberitahunya.  Yashiro kemudian memperlihatkan buku itu pada Satoru. Disana tertulis Hinazuki Kayo-02 Maret. Ternyata hari ulangtahun Hinazuki sama dengan hari ulangtahun Satoru.
Boku Dake ga Inai Machi
Satoru senang dan berterimkasih kepada Yashiro karena sudah membantunya.
Yashiro Gaku, mungkin dia seusia dengan diriku yang sebelumnya. Dia memiliki pengamatan yang tajam.
Aku tahu hari X itu. Tanggal 1 Maret. Sekarang tanggal 19, jadi 11 hari lagi dari sekarang. Pertama, aku harus baikan dengan Hinazuki dulu.
Siang itu, Satoru pergi ke taman mencari Hinazuki tapi ia tidak berhasil menemukannya. Justru ia bertemu dengan Yuuki, seorang pria berusia 23 tahun yang akrab dengan Satoru saat Satoru Sekolah Dasar. Ia senang karena bisa bertemu lagi dengan pria itu.
“Sepertinya kau sudah memiliki banyak teman ya?” ucap Yuuki sambil tersenyum manis. “Syukurlah” sambungnya.
Boku Dake ga Inai Machi
Saat ini, kak Yuuki berusia 23 tahun. Di lebih muda dariku yang sebelumnya. Hatinya lembut seperti biasa. Dia orang yang baik.
“Kak Yuuki, apa kak Yuuki mengenal Hinazuki Kayo?”
“Kayo-chan? Aku kenal,kok!” balas pria itu sambil tersenyum manis. “Dia, selalu berada di taman sendirian kan?”
Saat itu, ayah Yuuki memanggilnya untuk makan malam. Satoru bingung, bukankah ini masih sore? Bukankah terlalu awal untuk makan malam?
Yuuki mengatakan ini karena mereka bangun lebih pagi. Yuuki bangun dan mulai bekerja pada jam 4 pagi sampai siang.
Kami selalu bermain bersama di sore hari. Jadi, aku pikir dia adalah pengangguran. Sekarang, aku yang berusia 29 tahun, aku tau kalau dia selalu berusaha menahan gaya bicaranya. Bagi anak-anak, ucapannya memang bersifat menasehati seperti orang tua.
Flashback. Satoru ditanya-tanya oleh polisi setelah terjadi pembunuhan itu. Polisi menanyakan perihal gaya bicara Yuuki dan juga apakah dia orang baik atau tidak.
Saat Yuuki mengambil buku di rak-rak, Satoru melihat beberapa majalah dan buku dewasa. Yuuki dengan cepat menutupnya dan mengatakan kalau itu adalah pemberian dari seseorang dan dia akan segera membuangnya.
Flashback. Setelah peristiwa itu, Polisi menanyakan apakah ada sesuatu di ruangan Yuuki yang membuat Satoru merasa penasaran (curiga).
Boku Dake ga Inai Machi
Dimasa depanku pada tahun 2006, dia menjadi tahanan hukuman mati. Pada sidang pertamanya, dia mengaku kalau dia tidak bersalah.
Aku masih tidak percaya kalau kak Yuuki tega membunuh seseorang. Jika kasus penculikan itu tidak terjadi di sana, maka ia tidak akan dicurigai. Kak Yuuki, tunggu aku, aku pasti…..
Siang itu, Sotoru pergi ke rumah Hinazuki, tapi dia tidak menemukan siapa-siapa. Iapun lewat melalui pintu belakang. Betapa kagetnya Satoru begitu melihat isi tas Hinazuki berserakan di tanah. Begitu ia membuka sebuah ruangan, ia melihat Hinazuki tampak tidur tak berdaya dengan tubuh dipenuhi memar dan luka.
Boku Dake ga Inai Machi
Satoru segera membantunya tapi Hinazuki melarang.
 “Jangan mendekat!” teriak Hinazuki
Tiba-tiba seorang wanita datang. “Lo, ada apa Kayo?” ucapnya dengan penuh kepuraan.
Satoru melihat geram ke arah wanita yang merupakan ibu Hinazuki itu. Dia…Dia yang melakukannya!
Wanita itu kemudian membawa Hinazuki keluar dari ruangan itu.
“Hei, kenapa Hinazuki terluka seperti itu?” tanya Satoru marah. Ia tau kalau yang melakukan semua itu pastilah ibu Hinazuki sendiri.
Boku Dake ga Inai Machi
“Jawab dia, kayo.” Bisik wanita itu ke telinga Hinazuki.
“Aku jatuh.” Cecarnya lirih, kemudian pergi bersama ibunya ke dalam rumah.
Aku tak  bisa menemukan kata yang tepat untuk menjawab kebohongan Hinazuki yang dipenuhi kesedihan. Matanyapun juga tidak melihat kearahku. ***
Malam itu tampak Hinazuki tengah dipaksa untuk memasukkan wajahnya ke dalam bak yang dipenuhi air es. Wanita itu (ibunya) mengatakan kalau wajah Hinazuki harus sembuh sebelum besok karena ia tidak mau orang-orang menyalahkannya. 
22 Februari.
Hari itu Hinazuki terlambat datang ke sekolah. Awalnya Satoru mengira Hinazuki tidak datang ke sekolah. Lagi-lagi, ia melihat luka memar di bagian leher belakang Hinazuki. Ia semakin marah dan geram. Saat istirahat ia mendatangi wali kelasnya Yashiro Gaku dan menanyakan perihal Hinazuki yang selalu terlambat datang ke sekolah.
“Apa, kamu tau Satoru?” Yashiro balik bertanya.
Dengan jujur, Satoru mengatakan apa yang dia rasakan. “Itu karena ibunya Hinazuki selalu memukulinya  setiap hari Sabtu.”
“Begitu,” jawab Yashiro. “Jadi, kamu sudah mengetahuinya?”
Ternyata wali kelasnya, Yashiro sudah lama mencurigai kalau ibu Hinazuki sering berbuat kasar dan memukuli Hinazuki sejak akhir bulan Mei. Namun belum ada bukti-bukti kuat karena ibu Hinazuki pintar dalam menutupi lukanya. Komisi perlindungan anak juga sudah beberapa kali datang, namun saat itu Hinazuki dan ibunya selalu tidak di rumah. Yashiro juga mengatakan kalau ia telah sering mengunjungi ibunya,namun tetap saja Hinazuki masih disiksa.
Boku Dake ga Inai Machi
“Sekarang tinggal menunggu KPA mengetahuinya saja. Lalu, mereka akan langsung merebut Hinazuki dari ibunya.”
Satoru cukup geram melihat kebenaran itu.
Aku sangat yakin Yashiro menunggu sampai liburan musim semi untuk bertindak. Tapi kalau benar, itu akan terlambat! Cepatlah.Sialan.
Siang itu, saat hendak makan siang. Satoru mengatakan kalau uang makan yang telah dikumpulkan para murid hilang. Misato menuduh kalau pencurinya pasti Hinazuki karena Hinazuki miskin. Satoru marah mendengar tuduhan itu. 
Bocah tengik. bisiknya kearah Misato yang terus memojokkan Hinazuki.
Boku Dake ga Inai Machi
Karena tidak tahan, Satoru akhirnya berteriak dan marah kearah temannya yang menuduh itu hingga Misato berhenti bicara. Dirinya yang sebenarnya tampak terlihat ketika ia marah.
Masing-masing murid disuruh untuk menggeladah tas, dan uang tersebut ditemukan dalam tas Hinazuki. Kenya mengatakan pasti ada seseorang yang sengaja mengambil uang itu dan menaruhnya di dalam tas Hinazuki.
Ia juga tidak percaya kalau Hinazuki melakukannya. Yashiro menenangkan anak-anak dan mengatakan untuk tidak lagi memperpanjang masalah itu karena uangnya sudah ketemu.
Kejadian itu membuat hubungan Satoru dan Hinazuki membaik. Hinazuki berterimakasih karena sudah membelanya dalam kejadian itu. Hinazuki mengatakan kalau ia dan Misato memang saling membenci sejak lama. Pernah, Misato mengundangnya ke pesta  natal, namun hanya untuk memamerkan pohon natalnya yang besar. “Tapi, itu sangat indah.”
Aku ingat. Tiba-tiba Satoru mengingat sesuatu. Tentang pohon besar di atas gunung.

Ia mengajak Hinazuki untuk melihat pohon natal yang lebih indah. Awalnya Hinazuki tidak mau, tapi akhirnya dia mau ikut dengan Satoru. Ia memberikan sarung tangannya kepada Hinazuki karena di gunung pasti sangat dingin. Merekapun naik ke gunung, menginjakkan kaki diantara es yang membeku.
Boku Dake ga Inai Machi
Akhirnya mereka sampai di pohon natal yang dimaksud oleh Satoru. Sebuah pohon yang sangat besar dan indah. Satoru bisa melihat senyuman indah di bibir Hinazuki. Senyuman yang selama ini belum pernah dia lihat.


EmoticonEmoticon