1 maret 18 tahun
yang lalu. Seperti biasanya, Hinazuki berdiri sendirian di taman ini. Saat itu,
kira-kira hampir 6 jam. Saat itu, aku sedang menuju tempat persembunyian untuk
mencari sarung tanganku yang hilang. Aku tak ingat kenapa sarung tanganku ada
di sana. Setelah dari persembunyian, aku melihat kak Yuuki tengah duduk di tepi
sungai dan memandang ke arah sungai. Setelah itu, saat aku kembali ke taman
Hinazuki sudah tidak ada di taman.
Guru tampak memberikan pelajaran di depan kelas.
Satoru hanya melihat ke arah Hinazuki.
Boku Dake ga Inai Machi |
Hari ini tanggal
24 Februari. Kayo Hinazuki akan menjadi korban pertama dari penculikan dan
pembunuhan berantai. Satu minggu dari sekarang. Hari X. Kalau aku berhasil
melewati tanggal 1 Maret dengan baik-baik saja, dan menghabiskan waktu di hari
selanjutnya bersama Hinazuki di pesta ulangtahunku, itu pasti bisa merubah masa
depan.
Hari sabtu, Satoru berencana mengajak Hinazuki untuk
keluar dari rumahnya. Bukan, lebih tepatnya untuk pergi dari kekerasan ibunya.
Saat hendak pulang, Satoru menanyakan kepada teman-temannya bagaimana kalau
mereka pergi bersama ke museum ilmiah pada hari sabtu.
Awalnya salah satu
temannya mengatakan kalau itu ide bagus, namun tiba-tiba ia berubah pikiran dan
mengatakan kalau ia ada acara lain hari itu. Begitu juga dengan teman-temannya
yang lain. Teman-temannya menyarankan agar Satoru pergi berdua saja dengan
Hinazuki.
Boku Dake ga Inai Machi |
Pulangnya, ia meminta izin kepada ibu Hinazuki untuk
rencananya yang ingin mengajak Hinazuki ke museum ilmiah pada hari Sabtu. Ibu
Hinazuki melarang dan mengatakan kalau ia membutuhkan Hinazuki pada hari Sabtu.
“membantu apa?” tanya Satoru. Membantumu melampiaskan amarah? Bisik Satoru dalam hati.
Ibu Hinazuki tetap bersikeras tidak mengizinkan
Hinazuki pergi. “Kalau kamu bagaimana Kayo? Apa kau ingin ikut dengan bocah
ini?”
Setengah takut, Hinazuki mengangguk. Hal itu membuat
ibunya sangat marah dan hendak menamparnya. Namun tiba-tiba ibu Satoru datang
dan menahan tangannya.
Boku Dake ga Inai Machi |
“Jangan begitu, ibu Hinazuki!” cecar ibu Satoru.
Wanita itu mengatakan kalau ibu Satoru tidak perlu
ikut campur dengan urusannya. Ibu Satoru membantah, bahwa ini sebagiannya juga
urusannya karena Satoru sangat serius, jadi dia ingin membantu. Tetapi saja,
wanita itu tidak peduli. Dia kemudian membawa Hinazuki masuk dan menutup pintu.
Saat perjalanan pulang, ibu Satoru mengatakan kalau
Hinazuki adalah gadis yang manis dan ia berharap Satoru tidak meninggalkannya.
Mendengar itu, wajah Satoru tampak merah dan malu. Kenapa aku jadi malu? Umurku sudah 29, lo!
Bisiknya sambil memukul-mukul kecil wajahnya.
Pada hari sabtu, Satoru dan Hinazuki bisa ke museum
ilmiah berdua. Satoru merasakan perasaan
yang aneh terhadap Hinazuki. Apakah ia mulai menyukai Hinazuki?
Boku Dake ga Inai Machi |
Ia beberapa kali datang ke museum ini tapi ini
pertama kalinya ia pergi bersama Hinazuki.
“Fujinuma, terimakasih telah mengajakku hari ini.
Apa kau tau kalau aku juga sangat menyukai tempat ini?” cecar Hinazuki lirih.
“Apa orang-orang yang ingin membuat manga selalu memilih tempat seperti ini?”
Satoru kaget. Itu adalah kata-kata yang pernah dia
dengar 18 tahun yang lalu.
Aku ingat
percakapan yang sama ini 18 tahun yang lalu. Aku datang ke tempat ini
sendirian, lalu tidak sengaja bertemu Hinazuki.
“Ada apa?” tanya Hinazuki.
“Tttidak apa-apa..”
Satoru menganga tak percaya. Apa aku mengulang hal yang sama? Aku ingin merubah masa depan, tapi
tanpa sadar melakukan hal yang sama seperti dahulu?
Satoru dalam kebimbangan. Apakah dia benar-benar
bisa merubah masa depan atau tidak.
Pagi senin itu, Hinazuki datang ke sekolah tepat
waktu. Biasanya di selalu datang terlambat pada hari ini. Ia menyapa Satoru
begitu melewati bangku Satoru. Satoru
membalasnya dengan senyuman.
“Kau tampak lebih cantik.” Ucap Satoru yang membuat
wajah Hinazuki memerah.
Aku keceplosan
lagi, bisik Satoru.
Mendengar itu, semua teman-temannya bersorak dan
mengatakan Satoru keren sekali. Apa mereka akan menikah? Bodoh! Mereka harus
tunangan dulu. Apa itu tunangan? Berbagai kata dilontarkan oleh teman-temannya
yang membuat Satoru malu. Tak seharusnya ia mengatakan itu saat ia berperan
sebagai anak-anak.
Saat jam pelajaran, Satoru memandangi Hinazuki.
Hinazuki akan
dibunuh besok.1 Maret. Mulai dari sekaranglah
pertarungan sebenarnya dimulai.
Satoru berencana untuk menjemput Hinazuki besok dan
barengan ke sekolah. Benar saja, hari itu, 1 Maret, Satoru pergi lebih awal dan
menjemput Hinazuki ke rumahnya.
Boku Dake ga Inai Machi |
Hinazuki takkan
menghilang.
Situasinya sudah
banyak berubah dibanding 18 tahun yang lalu dengan sekarang. Hinazuki diincar
karena ia selalu sendirian di taman. Jadi, untuk hari ini
dia tidak akan membiarkan Hinazuki sendirian.
Sepulang sekolah, Satoru sengaja mengajak Hinazuki
untuk main ke taman kanak-kanak. Awalnya Hinazuki tidak mau karena ia ingin
langsung pulang, tapi Satoru membujuk hingga akhirnya Hinazuki mau. Tidak
beberapa disana, Hinazuki mengatakan kalau ia ingin pulang.
Boku Dake ga Inai Machi |
Satoru melihat jam
di dinding. Belum malam. Meski begitu, iapun mengikuti keinginan Hinazuki dan
mengantarnya pulang. Satoru berhenti begitu sampai di taman dimana biasanya Hinazuki
sendirian dan Hinazuki dinyatakan hilang. Satoru tersenyum. Ia pun lega karena
sudah mengantar Hinazuki sampai ke pintu rumahnya.
“Besok aku akan menjemputmu juga!’” teriak Satoru
dengan keras.
Aku
mengatakannya sekeras mungkin.Itu untuk Hinazuki, ibunya di dalam, dan siapa
saja dekat sini yang mungkin mendengarnya. Dengan maksud ucapanku,
“Aku ada disisinya”
Malam itu, Satoru tidak bisa tidur. Ia dengan
seksama menatap ke arah jam dinding.
Hari X hampir
berakhir. Aku bisa melaluinya dengan mudah.
Untuk memastikannya. Ia pergi ke depan rumah
Hinazuki sambil membawa jam. Ia tersenyum begitu jam untuk hari ini telah
berakhir.
Aku berhasil.
Aku pasti merubah sejarah dengan satu hari ini.
Bisiknya senang, kemudian dia kembali pulang.
Baru jam 6 pagi, Satoru dengan cepat bergegas. Ia
mengatakan kalau hal yang paling dia inginkan saat ini adalah secepatnya
bertemu dengan Hinazuki. Ia sangat lega begitu melihat Hinazuki membukakan
pintu.
Boku Dake ga Inai Machi |
Hari ini, dia juga mengajak Hinazuki ke supermarket
untuk persiapan pesta ulangtahunnya hari ini. Namun, saat membayar dia teringat
jalau jumlah pembayarannya hari ini sama persis dengan jumlah pembayaran saat
18 tahun yang silam.
Saat itu, karena
saking senangnya, aku menghabiskan seluruh uang yang kupunya. Aku dan ibu membuat
banyak roti isi, tapi apa yang makan hanya kami saja?
Saat Satoru dan Hinazuki membuka pintu, ternyata
teman-temannya telah menyiapkan kejutan dan mengucapkan selamat ulangtahun
kepada Satoru dan juga Hinazuki. Satoru dan Hinazuki merasa sangat senang.
Mereka membuat roti isi bersama dengan penuh kegembiraan.
Tak seperti 18
tahun lalu, kami bisa menghabiskan semua roti dalam satu hari. Menyenangkan
sekali memiliki teman.
Boku Dake ga Inai Machi |
Satoru memberikan Hinazuki hadiah berupa sarung
tangan dan mengantar Hinazuki pulang. Satoru berjanji akan menjemput Hinazuki
besok untuk sekolah. Hinazuki berjanji juga akan memberikan hadiah untuk Satoru
besok di sekolah.
Aku berhasil!
Aku menang! Aku merubah sejarah!
Teriak Satoru begitu pulang. Ia berlari kegirangan
dan penuh kebahagiaan. Iapun bisa tidur dengan lega dan nyenyak hingga esoknya
dia terlambat datang ke sekolah.
Besoknya, ia sangat kaget begitu melihat bangku
Hinazuki kosong. Hinazuki tidak hadir hari ini.
Janji terakhirku
dengan Hinazuki tidak pernah terpenuhi.
Bersambung ke Sinopsis Boku Dake ga Inai Machiepisode 5
EmoticonEmoticon