Sunday, 18 September 2016

Sinopsis Boku Dake ga Inai Machi episode 4

 

1 maret 18 tahun yang lalu. Seperti biasanya, Hinazuki berdiri sendirian di taman ini. Saat itu, kira-kira hampir 6 jam. Saat itu, aku sedang menuju tempat persembunyian untuk mencari sarung tanganku yang hilang. Aku tak ingat kenapa sarung tanganku ada di sana. Setelah dari persembunyian, aku melihat kak Yuuki tengah duduk di tepi sungai dan memandang ke arah sungai. Setelah itu, saat aku kembali ke taman Hinazuki sudah tidak ada di taman.
Guru tampak memberikan pelajaran di depan kelas. Satoru hanya melihat ke arah Hinazuki. 
Boku Dake ga Inai Machi
Hari ini tanggal 24 Februari. Kayo Hinazuki akan menjadi korban pertama dari penculikan dan pembunuhan berantai. Satu minggu dari sekarang. Hari X. Kalau aku berhasil melewati tanggal 1 Maret dengan baik-baik saja, dan menghabiskan waktu di hari selanjutnya bersama Hinazuki di pesta ulangtahunku, itu pasti bisa merubah masa depan.
Hari sabtu, Satoru berencana mengajak Hinazuki untuk keluar dari rumahnya. Bukan, lebih tepatnya untuk pergi dari kekerasan ibunya. Saat hendak pulang, Satoru menanyakan kepada teman-temannya bagaimana kalau mereka pergi bersama ke museum ilmiah pada hari sabtu. 
Awalnya salah satu temannya mengatakan kalau itu ide bagus, namun tiba-tiba ia berubah pikiran dan mengatakan kalau ia ada acara lain hari itu. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain. Teman-temannya menyarankan agar Satoru pergi berdua saja dengan Hinazuki.
Boku Dake ga Inai Machi
Pulangnya, ia meminta izin kepada ibu Hinazuki untuk rencananya yang ingin mengajak Hinazuki ke museum ilmiah pada hari Sabtu. Ibu Hinazuki melarang dan mengatakan kalau ia membutuhkan Hinazuki pada hari Sabtu.
“membantu apa?” tanya Satoru. Membantumu melampiaskan amarah? Bisik Satoru dalam hati.
Ibu Hinazuki tetap bersikeras tidak mengizinkan Hinazuki pergi. “Kalau kamu bagaimana Kayo? Apa kau ingin ikut dengan bocah ini?”
Setengah takut, Hinazuki mengangguk. Hal itu membuat ibunya sangat marah dan hendak menamparnya. Namun tiba-tiba ibu Satoru datang dan menahan tangannya. 
Boku Dake ga Inai Machi

“Jangan begitu, ibu Hinazuki!” cecar ibu Satoru.
Wanita itu mengatakan kalau ibu Satoru tidak perlu ikut campur dengan urusannya. Ibu Satoru membantah, bahwa ini sebagiannya juga urusannya karena Satoru sangat serius, jadi dia ingin membantu. Tetapi saja, wanita itu tidak peduli. Dia kemudian membawa Hinazuki masuk dan menutup pintu.
Saat perjalanan pulang, ibu Satoru mengatakan kalau Hinazuki adalah gadis yang manis dan ia berharap Satoru tidak meninggalkannya.
Mendengar itu, wajah Satoru tampak merah dan malu. Kenapa aku jadi malu? Umurku sudah 29, lo! Bisiknya sambil memukul-mukul kecil wajahnya.
Pada hari sabtu, Satoru dan Hinazuki bisa ke museum ilmiah berdua.  Satoru merasakan perasaan yang aneh terhadap Hinazuki. Apakah ia mulai menyukai Hinazuki?
Boku Dake ga Inai Machi
Ia beberapa kali datang ke museum ini tapi ini pertama kalinya ia pergi bersama Hinazuki. 

“Fujinuma, terimakasih telah mengajakku hari ini. Apa kau tau kalau aku juga sangat menyukai tempat ini?” cecar Hinazuki lirih. “Apa orang-orang yang ingin membuat manga selalu memilih tempat seperti ini?”
Satoru kaget. Itu adalah kata-kata yang pernah dia dengar 18 tahun yang lalu.
Aku ingat percakapan yang sama ini 18 tahun yang lalu. Aku datang ke tempat ini sendirian, lalu tidak sengaja bertemu Hinazuki.
“Ada apa?” tanya Hinazuki.
“Tttidak apa-apa..”
Satoru menganga tak percaya. Apa aku mengulang hal yang sama? Aku ingin merubah masa depan, tapi tanpa sadar melakukan hal yang sama seperti dahulu?
Satoru dalam kebimbangan. Apakah dia benar-benar bisa merubah masa depan atau tidak.
Pagi senin itu, Hinazuki datang ke sekolah tepat waktu. Biasanya di selalu datang terlambat pada hari ini. Ia menyapa Satoru begitu melewati bangku Satoru.  Satoru membalasnya dengan senyuman. 
“Kau tampak lebih cantik.” Ucap Satoru yang membuat wajah Hinazuki memerah. 
Aku keceplosan lagi, bisik Satoru.
Mendengar itu, semua teman-temannya bersorak dan mengatakan Satoru keren sekali. Apa mereka akan menikah? Bodoh! Mereka harus tunangan dulu. Apa itu tunangan? Berbagai kata dilontarkan oleh teman-temannya yang membuat Satoru malu. Tak seharusnya ia mengatakan itu saat ia berperan sebagai anak-anak.
Saat jam pelajaran, Satoru memandangi Hinazuki.
Hinazuki akan dibunuh besok.1 Maret. Mulai dari sekaranglah  pertarungan sebenarnya dimulai.
Satoru berencana untuk menjemput Hinazuki besok dan barengan ke sekolah. Benar saja, hari itu, 1 Maret, Satoru pergi lebih awal dan menjemput Hinazuki ke rumahnya.
Boku Dake ga Inai Machi
Hinazuki takkan menghilang.
Situasinya sudah banyak berubah dibanding 18 tahun yang lalu dengan sekarang. Hinazuki diincar karena ia selalu sendirian di taman. Jadi, untuk hari ini dia tidak akan membiarkan Hinazuki sendirian.
Sepulang sekolah, Satoru sengaja mengajak Hinazuki untuk main ke taman kanak-kanak. Awalnya Hinazuki tidak mau karena ia ingin langsung pulang, tapi Satoru membujuk hingga akhirnya Hinazuki mau. Tidak beberapa disana, Hinazuki mengatakan kalau ia ingin pulang.
Boku Dake ga Inai Machi
Satoru melihat jam di dinding. Belum malam. Meski begitu, iapun mengikuti keinginan Hinazuki dan mengantarnya pulang. Satoru berhenti begitu sampai di taman dimana biasanya Hinazuki sendirian dan Hinazuki dinyatakan hilang. Satoru tersenyum. Ia pun lega karena sudah mengantar Hinazuki sampai ke pintu rumahnya. 

“Besok aku akan menjemputmu juga!’” teriak Satoru dengan keras.
Aku mengatakannya sekeras mungkin.Itu untuk Hinazuki, ibunya di dalam, dan siapa saja dekat sini yang mungkin mendengarnya. Dengan maksud ucapanku, “Aku ada disisinya”
Malam itu, Satoru tidak bisa tidur. Ia dengan seksama menatap ke arah jam dinding.
Hari X hampir berakhir. Aku bisa melaluinya dengan mudah.
Untuk memastikannya. Ia pergi ke depan rumah Hinazuki sambil membawa jam. Ia tersenyum begitu jam untuk hari ini telah berakhir.
Aku berhasil. Aku pasti merubah sejarah dengan satu hari ini. Bisiknya senang, kemudian dia kembali pulang.
Baru jam 6 pagi, Satoru dengan cepat bergegas. Ia mengatakan kalau hal yang paling dia inginkan saat ini adalah secepatnya bertemu dengan Hinazuki. Ia sangat lega begitu melihat Hinazuki membukakan pintu.
Boku Dake ga Inai Machi
Hari ini, dia juga mengajak Hinazuki ke supermarket untuk persiapan pesta ulangtahunnya hari ini. Namun, saat membayar dia teringat jalau jumlah pembayarannya hari ini sama persis dengan jumlah pembayaran saat 18 tahun yang silam.

Saat itu, karena saking senangnya, aku menghabiskan seluruh uang yang kupunya. Aku dan ibu membuat banyak roti isi, tapi apa yang makan hanya kami saja?

Saat Satoru dan Hinazuki membuka pintu, ternyata teman-temannya telah menyiapkan kejutan dan mengucapkan selamat ulangtahun kepada Satoru dan juga Hinazuki. Satoru dan Hinazuki merasa sangat senang. Mereka membuat roti isi bersama dengan penuh kegembiraan.
Tak seperti 18 tahun lalu, kami bisa menghabiskan semua roti dalam satu hari. Menyenangkan sekali memiliki teman.
Boku Dake ga Inai Machi
Satoru memberikan Hinazuki hadiah berupa sarung tangan dan mengantar Hinazuki pulang. Satoru berjanji akan menjemput Hinazuki besok untuk sekolah. Hinazuki berjanji juga akan memberikan hadiah untuk Satoru besok di sekolah.
Aku berhasil! Aku menang! Aku merubah sejarah!
Teriak Satoru begitu pulang. Ia berlari kegirangan dan penuh kebahagiaan. Iapun bisa tidur dengan lega dan nyenyak hingga esoknya dia terlambat datang ke sekolah.
Besoknya, ia sangat kaget begitu melihat bangku Hinazuki kosong. Hinazuki tidak hadir hari ini.
Janji terakhirku dengan Hinazuki tidak pernah terpenuhi.

 


EmoticonEmoticon