Thursday, 22 September 2016

Sinopsis Boku Dake ga Inai Machi episode 10


Kehidupan asliku, 1988. Kayo, Hiromi, dan Aya Nakanishi telah menghilang dan tubuh mereka telah ditemukan. Aku menyalahkan diriku karena tak bisa menyelamatkan mereka. Aku berusaha untuk melupakan semua itu. Dan, yang tersisa hanyalah lubang besar di hatiku.
Satoru, Hiromi dan juga Kenya menyapa Aya Nakanishi yang tengah membaca. Satoru memulai pembicaraan dengan memperkenalkan diri, begitu juga Kenya dan Hiromi.
Aya terlihat bingung dan mengatakan apakah sebelumnya mereka pernah bertemu. Satoru mengatakan kalau mereka belum pernah bertemu, namun Satoru tau kalau Aya suka bermain piano. Agar terlihat lebih akrab, mereka kemudian menyakan apa buku yang dibaca Aya.
“Aku sepertinya pernah melihatmu sebelumnya!” Aya tampak ingat kalau pernah melihat Satoru. “ Kau adalah anak yang selalu menyelinap ke dalam bangunan di seberang sungai ya?” terkanya.
“Jadi, tempat persembunyian terlihat jelas dari sini ya?” ucap Satoru pada dirinya sendiri.
“Persembunyian?” tanya Aya. “Dasar kekanak-kanakan!” sambungnya yang membuat Kenya tampak kesal.
Boku Dake ga Inai Machi
Aya dengan jutek menambahkan, “Anak laki-laki itu selalu menyelinap ke dalam sebuah bangunan lalu menganggapnya sebagai tempat persembunyian. Kalian pasti sedang bermain pahlawan-pahlawan, kan?”
Kini Satoru yang semakin kesal dengan sikap dingin gadis itu. “Jangan mengejek para pahlawan!” teriaknya.  Hiromi dengan cepat menenangkan Satoru.
Dengan cuek, Aya kemudian meninggalkan mereka bertiga yang masih tampak kesal.
Kazu yang dari tadi menguping dengan cepat menghalang Aya. Tampaknya ia juga tidak terima kalau Aya mengatakan tempat persembunyian adalah kekanak-kanakan.
“Apa yang kau inginkan?” Tanya Aya.
Boku Dake ga Inai Machi
 “Persembunyian, adalah semangat petualangan para laki-laki!” teriak Kazu dengan penuh percaya diri.
Wajah Aya terlihat memerah.
“Jika kau sedang luang, mampirlah ke tempat persembunyian Kami! Kalau kau melakukannya, kau pasti mengerti!” tambah Kazu.
“Kalian semua aneh!” ucap Aya kemudian berlari meninggalkan mereka.
Besok siangnya, Satoru dan kawan-kawan tengah berada di dalam tempat persembunyian tepi sungai (bukan tempat menyembunyikan Hinazuki waktu itu). Saat itu, Satoru masih memikirkan bagaimana cara mendekati Aya karena melihat kejadian kemaren pasti Aya tidak mau lagi berbicara denganya. 
Ia kemudian mengintip dari jendela untuk melihat Aya di seberang sungai sana. Belum sempat ia mengintip, tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan keras hingga Satoru dan kawan-kawan kaget.
“Aku  punya waktu luang, jadi aku datang untuk melihat tempat persembunyian kalian.” Ucap Aya di depan pintu. Ekspresinya masih terlihat cuek.
Boku Dake ga Inai Machi
Kazu dengan cepat berdiri dari tempat duduknya. “Selamat datang di tempat persembunyian kami!”
Sejak saat itu, mereka, termasuk Aya sering ngumpul dan bercanda bersama di tempat persembunyian. Sehingga tidak ada waktu bagi Aya untuk menyendiri.
Aya Nakanishi, Hiromi Sugita, dan Kayo Hinazuki. Penculik itu memang akan membunuh ketiga anak itu. Tapi, kali ini dia pasti takkan bisa menyentuh mereka.Tapi, tanpa adanya sebuah petunjuk apa aku bisa menemukan penculik itu?
Boku Dake ga Inai Machi
Tahun 2006, Pak Sawada berkata kalau ibuku tahu siapa pelaku yang sebenarnya. Kemungkinan dia adalah orang yang ibu kenal di tahun 1988. ….setelah kehilangan targetnya, pelakunya pasti akan mencari target pengganti.
Siang itu, Hiromi mengatakan kepada Satoru kalau Misato tempak menyendiri setelah peristiwa hilangnya uang makan pada waktu itu. Kenya dan anak-anak lain ternyata juga menyadari perubahan sikap Misato. Siang itu, Misato pergi ke pertandingan Hoki Hamada sendirian. Satoru mengikutinya kesana dan melihat Misato tampak duduk sendirian. 
Selain itu, karena penculik itu sudah kehilangan dua targetnya sekaligus, apa dia adalah pengganti targetnya?
Tiba-tiba dia melihat Misato pergi ke toilet. Beberapa lama ia menunggu di depan toilet, tapi Misato tak kunjung keluar. Tiba-tiba pak Yashiro menemuinya dan mengatakan kalau Misato sudah pergi. Satoru dengan cepat pergi ke depan gedung dan melihat mobil keluarga kak Yuuki baru jalan. Satoru kemudian mengajak pak Yashiro untuk mengikuti mobil itu. 

Boku Dake ga Inai Machi
Dalam mobil, Satoru menceritakan tentang anggapannya tentang adanya penculik di kota itu. Jadi, Satoru dan kawan-kawan mengajak bicara anak-anak wanita yang penyendiri dan mengajaknya bermain untuk mencegah kasus penculikan itu.
Saat itu, Yashiro dan Satoru bercerita tentang banyak hal. Satoru tiba-tiba membuka kotak yang waktu itu banyak permen. Saat ia membukanya, ia tidak mendapati satu permenpun.
“Terimakasih Satoru, tapi tak ada permen di sini. “ cecar Yashiro sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke stir mobil. “Soalnya, ini bukan mobilku.” tambahnya terdengar lebih tebal. 

Satoru merasa ada yang aneh. Satoru perlahan melihat ke arah pria itu.
Boku Dake ga Inai Machi
Pria itu tampak tersenyum licik.
“Apa maksud bapak ini bukan mobilmu?” tanya Satoru sedikit takut.
“Momen paling membahagiakan, apa menurutmu itu bisa didapatkan berulang kali?” Yashiro masih tersenyum. “Bagiku, itu terjadi lagi hari ini. Saat kau bisa mengisi kekosongan hatimu, itu adalah momen paling membahagiakan. Menemukan apa yang kau cari, lalu mendapatkannya. Semakin sulit kau dapatkan, semakin membahagiakan saat kaudapatkan.”
Bicara apa dia ini!? Dia membicarakan soal apa? Bisik Satoru dalam hati. Satoru melihat obat pencuci perut dalam kotak permen tersebut.
“Satoru, kau berbohong satu hal pada bapak. Kau tadi bilang kalau kau baru beranggapan ada penculik di kota ini, tapi sebenarnya kau tahu itu benar adanya dan melakukan tindakan pencegahan. Aku menolak untuk menerimanya.”
Boku Dake ga Inai Machi
Perkataan pak Yashiro semakin aneh dan menakutkan.

“Aku menolak untuk menerimanya. Tidak, aku tak ingin mempercayainya, kalau ada seseorang yang bisa mencegah tindakanku.”
Satoru kaget mendengar apa yang diucapkan wali kelasnya itu.
Tiba-tiba, Yashiro membelokkan mobilnya dan menjauhi mobil keluarga Yuuki. “Tenang saja, disana tidak ada Misato. Yang ada hanya ayah Jun Shiratori yang mengendarainya.”
Satoru terlihat geram ke arah pria yang selama ini diyakininya sebagai pria baik itu.
“Aku tak menyadari sama sekali sebelum aku melihatmu membuntuti Aya Nakanishi. Hari dimana aku mengantar kau dan ibumu pulang, itu adalah hari di saat aku ingin mengeksekusinya. Tapi itu sangat menggelikan bukan? Disaat kau sedang berusaha merampas mangsaku, aku malah serius menjawab seluruh pertanyaanmu.”
Yashiro tertawa besar. “Itu adalah kedua kalinya kau menggagalkan rencanaku. Di saat itulah aku percaya kalau itu bukan kebetulan. Karena Misato dikucilkan oleh temannya, aku menyuruhnya untuk menonton pertandingan Hoki, lalu aku memberitahu Hiromi soal itu. Satoru, jika kau muncul, kecurigaanku berarti benar. Kalau kau adalah musuhku!”
Boku Dake ga Inai Machi
Perasaan marah dan takut menjadi satu dirasakan oleh Satoru. Ia menatap pria disampingnya dengan penuh kebencian. Ini tidak mungkin!
Aku sudah memperkirakan waktu yang tepat untuk memberi Misato minuman yang sudah dicampur obat pencuci perut. Aku juga memesan makanan dari Shiratori.” Yashiro menyambung ceritanya yang membuat Satoru semakin tidak percaya.
Ini tidak mungkin !
“Semua kepingan puzzle sudah masuk sesuai dengan yang kurencanakan. Inilah diriku sebenarnya. Aku juga mengganti mobil ini sebelum menjalankan rencana ini. Standarku dalam memilih mobil sedikit berbeda dengan orang-orang lain. Aku punya beberapa mobil dengan bentuk dan warna yang sama. Jadi bisa kugunakan sebagai pengalihan saat aku ketahuan. Yah, meskipun ini pertama kalinya aku ketahuan.”
Aku benar-benar bodoh. Bisik satoru. Ia mengingat lagi bagaimana ia selalu bercerita banyak hal pada wali kelasnya tersebut dan ternyata ia menceritakan semuanya pada si pembunuh itu sendiri. Ia juga ingat kalau di daftar orang yang dicurigai oleh pak Sawada salah satunya ada nama Manabu Yashiro. Tapi ia benar-benar tidak menyangka dan mengabaikan nama itu.
 Karena aku terlalu percaya pada Yashiro, aku jadi membuang kecurigaanku .Tapi..” Satoru menatap Yashiro dengan penuh kebencian dan amarah. Ia kembali mengingat bagaimana ibunya dibunuh oleh pembunuh itu di masa depan. …..pembunuh itu ada di depanku! Dia adalah Yashiro!
Boku Dake ga Inai Machi
Pria itu mempercepat laju mobilnya dan berhenti di suatu tempat yang begitu sepi dan tak ada satu orangpun. Satoru berusaha membuka sabuk pengamannya, tapi tidak bisa.
“Itu takkan bisa dilepaskan.” Cecar Yashiro.
Salju pertama tampak turun diluar sana.
“Satoru, hingga saat ini aku masih belum bisa percaya. Kau bisa mengantisipasi rencanaku dan menghancurkannya. Sejujurnya aku kagum kau bisa membuatku sampai terpojok seperti ini.” Pria itu mendekat kearah Satoru. “Rasanya kau seperti melihat masa depan.”
Boku Dake ga Inai Machi
Yashiro kemudian keluar dari mobil itu dan meninggalkan Satoru sendiri di dalamnya.
Satoru terus mencoba membuka sabuk pengamannya. Sia-sia.
“Aku tak ingin ada yang mengganjal lagi, jadi biar kuperjelas ini padamu. Apa yang kulakukan ini bukanlah balas dendam karena kau menganggu rencanaku. Aku sungguh sangat mengagumimu. Aku ingin kau menganggap ini sebagai bayaran atas tak bisa terpenuhinya keinginanku.”
“Yashiro, aku takkan mati sampai melihatmu hancur!” teriak Satoru.
“Keinginanmu terlalu tinggi!”
Ia tersenyum. Kemudian mobil itu bergerak dan melaju sendiri ke arah sungai. Sementara Yashiro menjauhi tempat itu dengan senyuman.
Boku Dake ga Inai Machi
“Yashiro! Aku mengetahui masa depanmu!” teriak Satoru untuk yang terakhir kalinya.
Air mulai memenuhi seluruh isi mobil. Satoru tidak bisa berkata-kata lagi.
Ibu… teman-teman…Kayo… Airi.
Semuanya gelap.




EmoticonEmoticon