Kehidupan
asliku, 1988. Kayo, Hiromi, dan Aya Nakanishi telah menghilang dan tubuh mereka
telah ditemukan. Aku menyalahkan diriku karena tak bisa menyelamatkan mereka.
Aku berusaha untuk melupakan semua itu. Dan, yang tersisa hanyalah lubang besar
di hatiku.
Satoru, Hiromi dan juga Kenya menyapa Aya Nakanishi
yang tengah membaca. Satoru memulai pembicaraan dengan memperkenalkan diri,
begitu juga Kenya dan Hiromi.
Aya terlihat bingung dan mengatakan apakah sebelumnya
mereka pernah bertemu. Satoru mengatakan kalau mereka belum pernah bertemu,
namun Satoru tau kalau Aya suka bermain piano. Agar terlihat lebih akrab, mereka
kemudian menyakan apa buku yang dibaca Aya.
“Aku sepertinya pernah melihatmu sebelumnya!” Aya
tampak ingat kalau pernah melihat Satoru. “ Kau adalah anak yang selalu
menyelinap ke dalam bangunan di seberang sungai ya?” terkanya.
“Jadi, tempat persembunyian terlihat jelas dari sini
ya?” ucap Satoru pada dirinya sendiri.
“Persembunyian?” tanya Aya. “Dasar kekanak-kanakan!”
sambungnya yang membuat Kenya tampak kesal.
Boku Dake ga Inai Machi |
Aya dengan jutek menambahkan, “Anak laki-laki itu
selalu menyelinap ke dalam sebuah bangunan lalu menganggapnya sebagai tempat
persembunyian. Kalian pasti sedang bermain pahlawan-pahlawan, kan?”
Kini Satoru yang semakin kesal dengan sikap dingin
gadis itu. “Jangan mengejek para pahlawan!” teriaknya. Hiromi dengan cepat menenangkan Satoru.
Dengan cuek, Aya kemudian meninggalkan mereka
bertiga yang masih tampak kesal.
Kazu yang dari tadi menguping dengan cepat
menghalang Aya. Tampaknya ia juga tidak terima kalau Aya mengatakan tempat
persembunyian adalah kekanak-kanakan.
“Apa yang kau inginkan?” Tanya Aya.
Boku Dake ga Inai Machi |
“Persembunyian, adalah semangat petualangan para
laki-laki!” teriak Kazu dengan penuh percaya diri.
Wajah Aya terlihat memerah.
“Jika kau sedang luang, mampirlah ke tempat
persembunyian Kami! Kalau kau melakukannya, kau pasti mengerti!” tambah Kazu.
“Kalian semua aneh!” ucap Aya kemudian berlari
meninggalkan mereka.
Besok siangnya, Satoru dan kawan-kawan tengah berada
di dalam tempat persembunyian tepi sungai (bukan tempat menyembunyikan Hinazuki
waktu itu). Saat itu, Satoru masih memikirkan bagaimana cara mendekati Aya
karena melihat kejadian kemaren pasti Aya tidak mau lagi berbicara denganya.
Ia
kemudian mengintip dari jendela untuk melihat Aya di seberang sungai sana.
Belum sempat ia mengintip, tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan keras
hingga Satoru dan kawan-kawan kaget.
“Aku punya
waktu luang, jadi aku datang untuk melihat tempat persembunyian kalian.” Ucap
Aya di depan pintu. Ekspresinya masih terlihat cuek.
Boku Dake ga Inai Machi |
Kazu dengan cepat berdiri dari tempat duduknya.
“Selamat datang di tempat persembunyian kami!”
Sejak saat itu, mereka, termasuk Aya sering ngumpul
dan bercanda bersama di tempat persembunyian. Sehingga tidak ada waktu bagi Aya
untuk menyendiri.
Aya Nakanishi,
Hiromi Sugita, dan Kayo Hinazuki. Penculik itu memang akan membunuh ketiga anak
itu. Tapi, kali ini dia pasti takkan bisa menyentuh mereka.Tapi, tanpa adanya
sebuah petunjuk apa aku bisa menemukan penculik itu?
Boku Dake ga Inai Machi |
Tahun 2006, Pak
Sawada berkata kalau ibuku tahu siapa pelaku yang sebenarnya. Kemungkinan dia
adalah orang yang ibu kenal di tahun 1988. ….setelah kehilangan targetnya,
pelakunya pasti akan mencari target pengganti.
Siang itu, Hiromi mengatakan kepada Satoru kalau
Misato tempak menyendiri setelah peristiwa hilangnya uang makan pada waktu itu.
Kenya dan anak-anak lain ternyata juga menyadari perubahan sikap Misato. Siang
itu, Misato pergi ke pertandingan Hoki Hamada sendirian. Satoru mengikutinya
kesana dan melihat Misato tampak duduk sendirian.
Selain itu,
karena penculik itu sudah kehilangan dua targetnya sekaligus, apa dia adalah
pengganti targetnya?
Tiba-tiba dia melihat Misato pergi ke toilet. Beberapa
lama ia menunggu di depan toilet, tapi Misato tak kunjung keluar. Tiba-tiba pak
Yashiro menemuinya dan mengatakan kalau Misato sudah pergi. Satoru dengan cepat
pergi ke depan gedung dan melihat mobil keluarga kak Yuuki baru jalan. Satoru
kemudian mengajak pak Yashiro untuk mengikuti mobil itu.
Boku Dake ga Inai Machi |
Dalam mobil, Satoru
menceritakan tentang anggapannya tentang adanya penculik di kota itu. Jadi,
Satoru dan kawan-kawan mengajak bicara anak-anak wanita yang penyendiri dan
mengajaknya bermain untuk mencegah kasus penculikan itu.
Saat itu, Yashiro dan Satoru bercerita tentang
banyak hal. Satoru tiba-tiba membuka kotak yang waktu itu banyak permen. Saat
ia membukanya, ia tidak mendapati satu permenpun.
“Terimakasih Satoru, tapi tak ada permen di sini. “ cecar
Yashiro sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke stir mobil. “Soalnya, ini bukan
mobilku.” tambahnya terdengar lebih tebal.
Satoru merasa ada yang aneh. Satoru perlahan melihat
ke arah pria itu.
Boku Dake ga Inai Machi |
Pria itu tampak tersenyum licik.
“Apa maksud bapak ini bukan mobilmu?” tanya Satoru
sedikit takut.
“Momen paling membahagiakan, apa menurutmu itu bisa
didapatkan berulang kali?” Yashiro masih tersenyum. “Bagiku, itu terjadi lagi
hari ini. Saat kau bisa mengisi kekosongan hatimu, itu adalah momen paling
membahagiakan. Menemukan apa yang kau cari, lalu mendapatkannya. Semakin sulit
kau dapatkan, semakin membahagiakan saat kaudapatkan.”
Bicara apa dia
ini!? Dia
membicarakan soal apa? Bisik Satoru dalam hati. Satoru melihat obat pencuci
perut dalam kotak permen tersebut.
“Satoru, kau berbohong satu hal pada bapak. Kau tadi
bilang kalau kau baru beranggapan ada penculik di kota ini, tapi sebenarnya kau
tahu itu benar adanya dan melakukan tindakan pencegahan. Aku menolak untuk
menerimanya.”
Boku Dake ga Inai Machi |
Perkataan pak Yashiro semakin aneh dan menakutkan.
“Aku menolak untuk menerimanya. Tidak, aku tak ingin
mempercayainya, kalau ada seseorang yang bisa mencegah tindakanku.”
Satoru kaget mendengar apa yang diucapkan wali
kelasnya itu.
Tiba-tiba, Yashiro membelokkan mobilnya dan menjauhi
mobil keluarga Yuuki. “Tenang saja, disana tidak ada Misato. Yang ada hanya
ayah Jun Shiratori yang mengendarainya.”
Satoru terlihat geram ke arah pria yang selama ini
diyakininya sebagai pria baik itu.
“Aku tak menyadari sama sekali sebelum aku melihatmu
membuntuti Aya Nakanishi. Hari dimana aku mengantar kau dan ibumu pulang, itu
adalah hari di saat aku ingin mengeksekusinya. Tapi itu sangat menggelikan
bukan? Disaat kau sedang berusaha merampas mangsaku, aku malah serius menjawab
seluruh pertanyaanmu.”
Yashiro tertawa besar. “Itu adalah kedua kalinya kau
menggagalkan rencanaku. Di saat itulah aku percaya kalau itu bukan kebetulan.
Karena Misato dikucilkan oleh temannya, aku menyuruhnya untuk menonton
pertandingan Hoki, lalu aku memberitahu Hiromi soal itu. Satoru, jika kau
muncul, kecurigaanku berarti benar. Kalau kau adalah musuhku!”
Boku Dake ga Inai Machi |
Perasaan marah dan takut menjadi satu dirasakan oleh
Satoru. Ia menatap pria disampingnya dengan penuh kebencian. Ini tidak mungkin!
“Aku
sudah memperkirakan waktu yang tepat untuk memberi Misato minuman yang sudah
dicampur obat pencuci perut. Aku juga memesan makanan dari Shiratori.” Yashiro
menyambung ceritanya yang membuat Satoru semakin tidak percaya.
Ini tidak mungkin !
“Semua kepingan puzzle sudah masuk sesuai dengan
yang kurencanakan. Inilah diriku sebenarnya. Aku juga mengganti mobil ini
sebelum menjalankan rencana ini. Standarku dalam memilih mobil sedikit berbeda
dengan orang-orang lain. Aku punya beberapa mobil dengan bentuk dan warna yang
sama. Jadi bisa kugunakan sebagai pengalihan saat aku ketahuan. Yah, meskipun
ini pertama kalinya aku ketahuan.”
Aku benar-benar
bodoh. Bisik satoru. Ia mengingat lagi bagaimana ia
selalu bercerita banyak hal pada wali kelasnya tersebut dan ternyata ia
menceritakan semuanya pada si pembunuh itu sendiri. Ia juga ingat kalau di
daftar orang yang dicurigai oleh pak Sawada salah satunya ada nama Manabu
Yashiro. Tapi ia benar-benar tidak menyangka dan mengabaikan nama itu.
Karena aku terlalu percaya pada Yashiro, aku
jadi membuang kecurigaanku .Tapi..” Satoru menatap
Yashiro dengan penuh kebencian dan amarah. Ia kembali mengingat bagaimana
ibunya dibunuh oleh pembunuh itu di masa depan. …..pembunuh itu ada di depanku! Dia adalah Yashiro!
Boku Dake ga Inai Machi |
Pria itu mempercepat laju mobilnya dan berhenti di
suatu tempat yang begitu sepi dan tak ada satu orangpun. Satoru berusaha
membuka sabuk pengamannya, tapi tidak bisa.
“Itu takkan bisa dilepaskan.” Cecar Yashiro.
Salju pertama tampak turun diluar sana.
“Satoru, hingga saat ini aku masih belum bisa
percaya. Kau bisa mengantisipasi rencanaku dan menghancurkannya. Sejujurnya aku
kagum kau bisa membuatku sampai terpojok seperti ini.” Pria itu mendekat kearah
Satoru. “Rasanya kau seperti melihat masa depan.”
Boku Dake ga Inai Machi |
Yashiro kemudian keluar dari mobil itu dan meninggalkan
Satoru sendiri di dalamnya.
Satoru terus mencoba membuka sabuk pengamannya.
Sia-sia.
“Aku tak ingin ada yang mengganjal lagi, jadi biar
kuperjelas ini padamu. Apa yang kulakukan ini bukanlah balas dendam karena kau
menganggu rencanaku. Aku sungguh sangat mengagumimu. Aku ingin kau menganggap
ini sebagai bayaran atas tak bisa terpenuhinya keinginanku.”
“Yashiro, aku takkan mati sampai melihatmu hancur!”
teriak Satoru.
“Keinginanmu terlalu tinggi!”
Ia tersenyum. Kemudian mobil itu bergerak dan melaju
sendiri ke arah sungai. Sementara Yashiro menjauhi tempat itu dengan senyuman.
Boku Dake ga Inai Machi |
“Yashiro! Aku mengetahui masa depanmu!” teriak
Satoru untuk yang terakhir kalinya.
Air mulai memenuhi seluruh isi mobil. Satoru tidak
bisa berkata-kata lagi.
Ibu… teman-teman…Kayo…
Airi.
Semuanya gelap.
Bersambung ke SinopsisBoku Dake ga Inai Machi Episode 11
EmoticonEmoticon