Tahun 2003.
Ibu Satoru tampak menjalani kehidupan sehari-harinya
dengan sedikit berat. Ia bekerja, memasak, dan..memikirkan Satoru. Suatu waktu,
Ia masuk ke kamar dan menangis melihat seorang anak laki-laki diam seakan
membeku di tempat tidur. Laki-laki itu, Satoru. ***
Di rumah sakit.
“Ya, ini mengejutkan. Kamu bisa tertidur sampai 15
tahun.” Cecar dokter setelah memeriksa kondisi Satoru.
“Lima bbe..belas tahun?” ucar Satoru dengan sedikit
terbata-bata.
Sepertinya ibuku
menghabiskan waktu sekitar 4 jam dalam sehari untuk merawat tubuhku selama 15
tahun. Dalam tiga tahun terakhir, dia menggunakan perangkat EMS, untuk
berjaga-jaga jika sewaktu-waktu aku terbangun. Dia merawat sendi dan ototku.
Dari anak kelas lima yang hanya memiliki tinggi 139 cm, menjadi seseorang yang
memiliki tinggi 169 cm. Dr. Kitamura berkata kalau ini semua berkat ibuku dan
ini adalah kejadian yang tak masuk akal.
Boku Dake ga Inai Machi |
“Sekarang, Satoru, mungkin ini adalah saatnya.
Tolong jawab pertanyaanku yang selanjutnya. Apa hal terakhir yang kau ingat
sebelum kau tertidur?” tanya Dr. Kitamura
“Hal terakhir yang kuingat…’ Satoru merasa bingung.
Ia merasa ingatannya seperti terhalang dan terkunci di balik pintu yang kokoh.
Ia bahkan tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya?
Suatu pagi, ada dua orang tamu untuk Satoru. Mereka
adalah Kenya dan Sugita Hiromi.
Boku Dake ga Inai Machi |
Kenya Kobayashi
dan Hiromi Sugita adalah teman terdekatku. Sekarang Kenya sudah menjadi
pengacara dan Hiromi sudah menjadi dokter. Aku membicarakan hal-hal kecil
bersama mereka. Sepertinya Kenya ingin mengatakan sesuatu padaku. Tapi
sepertinya ibuku sudah memberi peringatan yang keras. Karena itu, kami cuma
sebatas ngobrol. Ada
banyak hal yang ingin kutanyakan padanya tapi ibuku berusaha untuk menghindari
topik yang berkaitan dengan masa laluku….jika itu yang diinginkan ibuku,
sepertinya aku tak perlu mengingat masa lalu.
Suatu hari, Hinazuki bersama bayinya datang
menjenguk Satoru ke rumah sakit. Satoru tidak bisa membendung air matanya,
“Selamat, Kayo.”
Ternyata Hinazuki Kayo sudah menikah bersama dengan
Hiromi dan melahirkan seorang anak laki-laki. Satoru mengatakan kalau Hiromi
tampak ingin membicarakan sesuatu padanya, mungkin itu tentang anaknya.
Boku Dake ga Inai Machi |
“Satoru, jujur saja. Kami merasa tidak nyaman. Apa
tidak masalah kalau hanya kami yang berbahagia?” cecar Hinazuki lirih. “Mungkin
kami juga menjadi salah satu penyebab atas keadaaanmu.” Tambahnya.
”Kayo, takdirku adalah milikku. Kau tidak perlu
merasa bertanggungjawab. Aku seperti ini pasti karena akulah yang
mengharapkannya.” Satoru meyakinkan.
Meski begitu, Hinazuki merasa berterimakasih karena
semua kebahagiaan yang saat ini dialaminya adalah berkat Satoru.
Satoru diam dan mencoba mengingat. Melihat Hinazuki
yang berterimakasih, sebenarnya apa yang sudah dia lakukan dulunya?
Saat siang, Dr. Kitamura kembali melakukan cek up. Satoru menanyakan kapan ia
kira-kira bisa berjalan seperti orang lain karena ia ingin segera pergi keluar.
Dokter itu mengatakan kalau semuanya tergantung Satoru. Maka, sejak itu, Satoru
berusaha keras untuk berlatih berjalan dan ia berhasil menunjukkan peningkatan
yang cukup drastis meskipun belum sepenuhnya pulih.
Boku Dake ga Inai Machi |
Kenya datang bersama dengan Pak Sawada. Satoru
mengucapkan salam kenal karena ia tidak mengenal Pak Sawada di tahun ini.
“Aku mantan teman kerja ibumu. Sebelum kamu masuk SD
kita sempat bertemu beberapa kali.”
Boku Dake ga Inai Machi |
“Itu 20 tahun yang lalu, mana mungkin dia
mengingatnya.” Sambung ibunya. Sangat jelas terlihat kalau ibunya berusaha
untuk menjauhkan Satoru dari kata-kata yang bisa membuat Satoru mengingat
semuanya lagi.
Saat pulang, Pak Sawada dan Kenya mengatakan kalau
mereka sudah menunggu ini selama 15 tahun. Tapi untuk sekarang mereka tidak
perlu buru-buru dan lakukan dengan perlahan-lahan saja. Mungkin maksud Pak Sawada
dan Kenya adalah tentang pelaku penculikan dan pembunuhan itu.
Boku Dake ga Inai Machi |
Suatu siang, Satoru berkeliling dengan kursi roda
dan ia bertemu dengan seorang pasien anak kecil bernama Kumi. Anak kecil itu
mengatakan kalau ia takut karena dua minggu lagi ia akan dioperasi.
Di lain sisi tampak dua orang wartawan mengendap-endap
mengambil foto Satoru untuk dijadikan sebuah berita. Namun, tiba-tiba seorang
pria berstelan berjas mengambil kameranya dan mengatakan kalau mereka bisa
dipenjara karena pencemaran nama baik dan pelanggaran hak privasi. Lelaki itu
menyuruh para wartawan pergi sebelum dia dipenjarakan. Pria berstelan jas itu
kemudian menghampiri Satoru.
“Tuan Nishizono! Halo,” ucap si gadis kecil.
Tampaknya gadis kecil itu sudah mengenal lelaki yang memaki jas itu.
Boku Dake ga Inai Machi |
Pria itu tersenyum ke arah Kumi dan kemudian menuju
ke depan Satoru. Ia mengatakan apakah Satoru masih mengenalnya. Ia membuka topi
dan kacamatanya, “Itu lo, aku adalah wali kelasmu sat kelas lima SD. Gaku
Yashiro.”
Ternyata pria berstelan jas itu adalah Yashiro. Yashiro
mengatakan kalau saat ini namanya Nishizono.
Satoru menanyakan kenapa ia merubah namanya.Yashiro
menjawab kalau dia menikah dan diadopsi menjadi anak oleh keluarga istrinya.
“Ayah mertuaku telah menjadi angota dewan kota selama bertahun-tahun, tapi dia
meninggal tiga tahun yang lalu.”
Yashiro yang berganti nama menjadi Nishizono itu
juga mengatakan kalau pemilik rumah sakit ini adalah kenalannya juga.
“Hari ini anda repot-repot datang ke sini hanya
untuk menjengukku?”
“Aku sudah menunggumu sadarkan diri selama 15
tahun.”
“Ah, terimakasih.”
“Kamu pasti sudah mengalami berbagai macam hal.”
Satoru meminta maaf karena ia belum ingat masa
lalunya.
“Lebih baik kamu mengingatnya perlahan-lahan saja.”
Ucap Yashiro dengan senyuman kecil.
Sejak saat itu, Yashiro lebih sering ke rumah sakit
dan mengobrol bersama Satoru dan Kumi.
Suatu sore, Satoru hendak mengunjungi Kumi karena
besok adalah jadwal operasinya. Tapi sebelum kesana, Satoru mengatakan kalau
kebetulan ia ingin membicarakan satu hal kepada pak Yashiro. Pria itu tersenyum
dan mengajak Satoru untuk bicara di tempat lain. Tempat lain yang sempurna.
Boku Dake ga Inai Machi |
Ia membawa Satoru ke lift gudang rumah sakit dan
naik ke atas atap. Yashiro mengatakan kepada Satoru untuk tidak memberitahu
siapa-siapa karena sebenarnya tak ada yang boleh ke atap rumah sakit.
“Aku jadi teringat saat kamu, Kenya dan Hiromi
sering bilang, “Ayo kita pergi ke tempat persembunyian” Itu markas rahasia
kalian, kan?” cecar Yashiro.
Boku Dake ga Inai Machi |
“Yashiro..” Satoru menatap dengan tatapan tajam ke
arah pria itu. “Ingatanku…,sudah kembali!”
EmoticonEmoticon