Thursday, 22 September 2016

Sinopsis Boku Dake ga Inai Machi episode 11


Tahun 2003.
Ibu Satoru tampak menjalani kehidupan sehari-harinya dengan sedikit berat. Ia bekerja, memasak, dan..memikirkan Satoru. Suatu waktu, Ia masuk ke kamar dan menangis melihat seorang anak laki-laki diam seakan membeku di tempat tidur. Laki-laki itu, Satoru. ***
Di rumah sakit.
“Ya, ini mengejutkan. Kamu bisa tertidur sampai 15 tahun.” Cecar dokter setelah memeriksa kondisi Satoru.
“Lima bbe..belas tahun?” ucar Satoru dengan sedikit terbata-bata. 
Sepertinya ibuku menghabiskan waktu sekitar 4 jam dalam sehari untuk merawat tubuhku selama 15 tahun. Dalam tiga tahun terakhir, dia menggunakan perangkat EMS, untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu aku terbangun. Dia merawat sendi dan ototku. Dari anak kelas lima yang hanya memiliki tinggi 139 cm, menjadi seseorang yang memiliki tinggi 169 cm. Dr. Kitamura berkata kalau ini semua berkat ibuku dan ini adalah kejadian yang tak masuk akal.
Boku Dake ga Inai Machi
“Sekarang, Satoru, mungkin ini adalah saatnya. Tolong jawab pertanyaanku yang selanjutnya. Apa hal terakhir yang kau ingat sebelum kau tertidur?” tanya Dr. Kitamura
“Hal terakhir yang kuingat…’ Satoru merasa bingung. Ia merasa ingatannya seperti terhalang dan terkunci di balik pintu yang kokoh. Ia bahkan tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya?
Suatu pagi, ada dua orang tamu untuk Satoru. Mereka adalah Kenya dan Sugita Hiromi. 
Boku Dake ga Inai Machi
Kenya Kobayashi dan Hiromi Sugita adalah teman terdekatku. Sekarang Kenya sudah menjadi pengacara dan Hiromi sudah menjadi dokter. Aku membicarakan hal-hal kecil bersama mereka. Sepertinya Kenya ingin mengatakan sesuatu padaku. Tapi sepertinya ibuku sudah memberi peringatan yang keras. Karena itu, kami cuma sebatas ngobrol. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padanya tapi ibuku berusaha untuk menghindari topik yang berkaitan dengan masa laluku….jika itu yang diinginkan ibuku, sepertinya aku tak perlu mengingat masa lalu.
Suatu hari, Hinazuki bersama bayinya datang menjenguk Satoru ke rumah sakit. Satoru tidak bisa membendung air matanya, “Selamat, Kayo.”
Ternyata Hinazuki Kayo sudah menikah bersama dengan Hiromi dan melahirkan seorang anak laki-laki. Satoru mengatakan kalau Hiromi tampak ingin membicarakan sesuatu padanya, mungkin itu tentang anaknya.
Boku Dake ga Inai Machi
“Satoru, jujur saja. Kami merasa tidak nyaman. Apa tidak masalah kalau hanya kami yang berbahagia?” cecar Hinazuki lirih. “Mungkin kami juga menjadi salah satu penyebab atas keadaaanmu.” Tambahnya.
”Kayo, takdirku adalah milikku. Kau tidak perlu merasa bertanggungjawab. Aku seperti ini pasti karena akulah yang mengharapkannya.” Satoru meyakinkan.
Meski begitu, Hinazuki merasa berterimakasih karena semua kebahagiaan yang saat ini dialaminya adalah berkat Satoru.
Satoru diam dan mencoba mengingat. Melihat Hinazuki yang berterimakasih, sebenarnya apa yang sudah dia lakukan dulunya?
Saat siang, Dr. Kitamura kembali melakukan cek up. Satoru menanyakan kapan ia kira-kira bisa berjalan seperti orang lain karena ia ingin segera pergi keluar. Dokter itu mengatakan kalau semuanya tergantung Satoru. Maka, sejak itu, Satoru berusaha keras untuk berlatih berjalan dan ia berhasil menunjukkan peningkatan yang cukup drastis meskipun belum sepenuhnya pulih.
Boku Dake ga Inai Machi

Kenya datang bersama dengan Pak Sawada. Satoru mengucapkan salam kenal karena ia tidak mengenal Pak Sawada di tahun ini.
“Aku mantan teman kerja ibumu. Sebelum kamu masuk SD kita sempat bertemu beberapa kali.”
Boku Dake ga Inai Machi
“Itu 20 tahun yang lalu, mana mungkin dia mengingatnya.” Sambung ibunya. Sangat jelas terlihat kalau ibunya berusaha untuk menjauhkan Satoru dari kata-kata yang bisa membuat Satoru mengingat semuanya lagi.
Saat pulang, Pak Sawada dan Kenya mengatakan kalau mereka sudah menunggu ini selama 15 tahun. Tapi untuk sekarang mereka tidak perlu buru-buru dan lakukan dengan perlahan-lahan saja. Mungkin maksud Pak Sawada dan Kenya adalah tentang pelaku penculikan dan pembunuhan itu.
Boku Dake ga Inai Machi
Suatu siang, Satoru berkeliling dengan kursi roda dan ia bertemu dengan seorang pasien anak kecil bernama Kumi. Anak kecil itu mengatakan kalau ia takut karena dua minggu lagi ia akan dioperasi.
Di lain sisi tampak dua orang wartawan mengendap-endap mengambil foto Satoru untuk dijadikan sebuah berita. Namun, tiba-tiba seorang pria berstelan berjas mengambil kameranya dan mengatakan kalau mereka bisa dipenjara karena pencemaran nama baik dan pelanggaran hak privasi. Lelaki itu menyuruh para wartawan pergi sebelum dia dipenjarakan. Pria berstelan jas itu kemudian menghampiri Satoru.
“Tuan Nishizono! Halo,” ucap si gadis kecil. Tampaknya gadis kecil itu sudah mengenal lelaki yang memaki jas itu.
Boku Dake ga Inai Machi
Pria itu tersenyum ke arah Kumi dan kemudian menuju ke depan Satoru. Ia mengatakan apakah Satoru masih mengenalnya. Ia membuka topi dan kacamatanya, “Itu lo, aku adalah wali kelasmu sat kelas lima SD. Gaku Yashiro.”
Ternyata pria berstelan jas itu adalah Yashiro. Yashiro mengatakan kalau saat ini namanya Nishizono.
Satoru menanyakan kenapa ia merubah namanya.Yashiro menjawab kalau dia menikah dan diadopsi menjadi anak oleh keluarga istrinya. “Ayah mertuaku telah menjadi angota dewan kota selama bertahun-tahun, tapi dia meninggal tiga tahun yang lalu.”
Yashiro yang berganti nama menjadi Nishizono itu juga mengatakan kalau pemilik rumah sakit ini adalah kenalannya juga. 
 “Hari ini anda repot-repot datang ke sini hanya untuk menjengukku?”
“Aku sudah menunggumu sadarkan diri selama 15 tahun.”
“Ah, terimakasih.”
“Kamu pasti sudah mengalami berbagai macam hal.”
Satoru meminta maaf karena ia belum ingat masa lalunya.
“Lebih baik kamu mengingatnya perlahan-lahan saja.” Ucap Yashiro dengan senyuman kecil.
Sejak saat itu, Yashiro lebih sering ke rumah sakit dan mengobrol bersama Satoru dan Kumi.
Suatu sore, Satoru hendak mengunjungi Kumi karena besok adalah jadwal operasinya. Tapi sebelum kesana, Satoru mengatakan kalau kebetulan ia ingin membicarakan satu hal kepada pak Yashiro. Pria itu tersenyum dan mengajak Satoru untuk bicara di tempat lain. Tempat lain yang sempurna.
Boku Dake ga Inai Machi
Ia membawa Satoru ke lift gudang rumah sakit dan naik ke atas atap. Yashiro mengatakan kepada Satoru untuk tidak memberitahu siapa-siapa karena sebenarnya tak ada yang boleh ke atap rumah sakit.
“Aku jadi teringat saat kamu, Kenya dan Hiromi sering bilang, “Ayo kita pergi ke tempat persembunyian” Itu markas rahasia kalian, kan?” cecar Yashiro.
Boku Dake ga Inai Machi
“Yashiro..” Satoru menatap dengan tatapan tajam ke arah pria itu. “Ingatanku…,sudah kembali!”


EmoticonEmoticon