Beberapa orang berkumpul di depan rumah Airi yang
kebakaran. Salah satu dari mereka adalah
Satoru. Awalnya ia tidak tau kalau Airi di dalam rumah, namun begitu mendengar
kalau Airi masih di dalam, ia dengan cepat masuk dan menerobos api. Ia melihat
Airi tampak tergeletak di lantai dan langsung menatihnya keluar.
Boku Dake ga Inai Machi |
Disaat ia khawatir karena banyaknya api, si manajer
tiba-tiba datang dan menolong Airi untuk keluar. Manajer menyuruh Satoru untuk
pergi saja dan biar dia yang mengurus Airi. Ia juga mengatakan kepada Satoru
untuk tidak lagi melibatkan Airi dalam masalahnya.
Satoru menyetujui dan keluar dari rumah itu lewat
pintu belakang. Beberapa saat kemudian, Satoru duduk sendirian memikirkan apa
yang baru saja terjadi pada Airi. Apakah itu juga ulah pembunuh itu?
Ia terus memikirkannya. Tiba-tiba ia mendapati handphonenya di dalam saku dan melihat
pesan itu. Disana tertulis kalau pesan itu darinya. Ternyata saat Satoru
menyelamatkan Airi tadi, Airi menyelipkan hp tersebut kedalam saku Satoru agar
polisi tidak menemukannya dan mencurigai Satoru sebagai dalang dibalik semua
kejadian ini.
Satoru menarik kesimpulan kalau pembunuh itu pasti
telah mengetahui sejak awal tempat tinggal Airi dan mungkin juga pelakunya
lebih dekat dari yang dia duga.
Aku akan
mencarinya. Aku yang akan menangkapnya duluan. Atau, aku yang akan menemukannya
duluan.
Suatu hari, Satoru mengajak seseorang pria untuk
ketemuan. Pria itu adalah Sawada yang merupakan mantan pegawai Ishikari
TV. Satoru ingat kalau pria itu pernah
dilihat Satoru saat ia revival ke
masa dia sekolah dasar. Lelaki itu adalah seorang wartawan dan berteman dekat
dengan ibunya. Sekarang dia sudah tampak tua.
Boku Dake ga Inai Machi |
Pak Sawada itu mengatakan kalau Satoru tidak perlu
cemas karena ia tidak akan membicarakan pertemuan itu pada siapapun. Karena ia
percaya kalau Satoru bukanlah orang yang membunuh ibunya sendiri.
Pria itu mengatakan kalau beberapa hari lalu,
sebelum ibu Satoru meninggal, ibu Satoru menelponnya mengenai kasus pembunuhan
berantai yang terjadi 18 tahun lalu. Disaat itu, ibunya mengatakan kalau kemungkinan
besar pelakunya bukanlah Shiratori (yuuki). Dan Ibu Satoru mengatakan kalau ia
tau siapa pelaku sebenarnya. Dia mengajak pak Sawada untuk bertemu di Stasiun
Koiwa. Tapi pertemuan itu tidak pernah terjadi karena malamnya Ibu Satoru
dinyatakan meninggal.
“Seharusnya aku menanyakan namanya dulu.” Cecar pak Sawada
dengan menyesal. “Mari kita bahas insiden masa lalu, tentang kasus kematian
Kayo Hinazuki.” Sambungnya.
“Pada malam hari tanggal 2 Maret 1988, Kayo dipukuli
oleh ibunya dan pacar ibunya. Lalu, dia dikunci di dalam gudang. Dia mati
karena kedinginan. Polisi curiga kalau ibunya Kayo dan pacarnya sudah
menyembunyikan mayatnya. Tapi, antara jam 10 dan 11 pagi pada tanggal 2, Kayo
menghilang dari gudang. Ibu Kayo menyadari kalau Kayo menghilang pada pukul
00.30 malam tanggal 3. Dia menghubungi rumahmu dan menanyakan keberadaan Kayo
dengan normal. Orang yang membawanya adalah Jun Shiratori. Jejak sepatu karet
yang tertinggal di gudang itu sangat cocok dengan ukuran sepatu Jun Shiratori.
Kemudian, kasus itu di ungkap secara publik. Shiratori menghantam tubuh Kayo
Hinazuki dengan keras dan memfotonya. Dia mengunci Kayo di ruang pendinginan
toko keluarga dan menggunakan atomizer untuk mempercepat pembekuan. Disaat Kayo
tidak memiliki harapan untuk hidup, dia mengembalikan mayatnya ke gudang
Hinazuki sebelum matahari terbit.”
Boku Dake ga Inai Machi |
Satoru yang mendengar cerita itu langsung marah.
“Kak Yuuki tidak mungkin melakukan hal seperti itu!”
Pak Sewada itu juga mengatakan hal yang sama. Itu
adalah cerita setelah kejadian itu. Dia merasa sudah dibodohi selama
bertahun-tahun dan hingga sekarang kasus itu sebenarnya belum terselesaikan
karena meskipun Shiratoru ditangkap, tapi kenyataanya pembunuh sebenarnya masih
berkeliaran. Orang yang membunuh Kayo Hinazuki dan juga anak lainnya adalah
orang yang sama yang sudah melimpahkan perbuatannya pada orang lain!
“Dan sekarang dia ada di kota ini.” Balas Satoru.
“Dia memang licik. Dia mengulur waktu dengan cara
menyalahkan orang lain, meminimalisir adanya saksi, dan mengubah situasi di
tempat kejadian.” Cecar Pak Sewada geram. Tampaknya ia juga sangat antusias
mencari siapa pembunuh sebenarnya.
Saat di rumah sakit, Airi mendengar bahwa semua
orang menyalahkan Satoru atas kejadian ini. Polisi juga mengatakan kalau mereka
akan mencari pelakunya yaitu Satoru dalam waktu dekat. Pelaku dalam pembunuhan
dan juga pembakaran. Airi merasa sedih, karena di dalam surat kabar juga sudah
beredar berita itu.
Boku Dake ga Inai Machi |
Satoru memperlihatkan pesan yang dikirim pembunuh
itu kepada Pak Sewada. Disana itu tertulis kalau pesan itu dari dirinya sendiri.
“Dia sengaja membantu melancarkan penyelidikan
dengan cara menyalahkanmu atas pembakaran rumah itu.” tangkap pria itu begitu
melihat pesan yang disodorkan Satoru.
Satoru mengatakan kalau mungkin itu adalah kedoknya
agar tidak ketahuan. Namun, ia merasa kalau tidak hanya itu alasan pembunuh
itu. Satoru merasa kalau pembunuh itu juga menjadikan Airi sebagai target
selanjutnya.
“Untuk membuatku menjadi pelaku atas pembunuhan
ibuku, dia harus tahu kapan aku pulang dari tempat kerja. Jadi, dalam rentan
waktu 24 jam saat ibuku melihatnya saat dia berusaha melakukan penculikan dan
pembunuhan, dia pasti datang ke toko pizza dan melihat jadwal kerja.” Satoru
tampak serius. “Dan saat itu, Airi pasti melihatnya.”
“Begitu ya.” Balas pria itu mencoba memahami apa
yang dikatakan Satoru. “Kalau begitu, dia pasti seseorang yang bisa masuk
melewati bagian belakang toko Pizza dan melihat jadwal kerjanya,ya.”
Pria itu menduga kalau mungkin inilah awal mereka
bisa mencari pelaku tersebut.
Ia kemudian pamit untuk pergi ke rumah sakit.
Setelah mengendap-endap, pak Sewada berhasil masuk ke dalam ruangan Airi
dirawat. Saat ia memperkenalkan diri, tiba-tiba seorang wanita tersenyum. Dia
ibunya Airi.
Boku Dake ga Inai Machi |
Flashback.
Saat itu Airi merasa sedih karena tidak ada satupun orang yang percaya bahwa
Satoru bukanlah pelaku dari semua ini. Ibunya mengatakan kalau ia menyesal
karena dulu dia tidak percaya terhadap suaminya yang dituduh mencuri coklat.
Dia tidak ingin mengulang penyesalan untuk kedua kalinya. Ia membolehkan Airi
untuk pergi dan dia berpura-pura tidur di ranjang rumah sakit. Berpura-pura
menjadi Airi.
Airi menelpon Satoru dan mengatakan kalau ia ingin
bertemu. Satoru mengatakan kalau mereka tidak bisa bertemu sekarang karena
mungkin saja pembunuh itu tengah membuntuti Airi. Airi membantah dan memastikan
kalau ia akan datang sendirian.
Akhirnya mereka bertemu.
“Ku pikir orang yang bernama Nishizono itu
mencurigakan.” Ucap Airi.
Boku Dake ga Inai Machi |
“Nishizono?” tanya Satoru penasaran.
“Aku melihatnya dua sampai tiga kali di toko.” Cecar
Airi. “Manajer memanggilnya guru. Dari lencana yang dia pakai, aku rasa dia
anggota dewan kota.”
Orang yang dibicarakan Airi adalah pria yang kemaren
berbicara dengan manajer dan juga memperhatikan Airi dari kejauhan.
“Dia pasti melihat jadwal kerja karyawan, makannya
tak aneh bila dia mengetahui alamat Airi.” Lanjut Airi menceritakan
kecurigaanya.”Aku juga sempat bertegur sapa dengannya. Aku pikir dia
mengincarku karena Airi mengetahui wajahnya.”
Boku Dake ga Inai Machi |
Satoru mencoba mengingat-ingat daftar tersangka saat
pembunuhan 18 tahun silam. Seingatnya tidak ada nama Nishizono di dalamnya.
Mungkinkah ia berganti nama? Bukannya kalau menjadi anggota dewan harus nama
asli? Satoru menjadi pusing memikirkan semuanya.
“Aku mengerti perasaanmu, tapi jangan memaksakan
dirimu.” Ucap Airi mencoba menenangkan Satoru.
“Ada hal yang tak bisa kuselesaikan sejak
dulu.”
Airi sedikit kaget mendengarkan ucapan Satoru.
“Tidak, ini tentang jalan cerita manga yang
kutulis.” Sambung Satoru. Ia tidak ingin gadis itu tau tentang masalah 18 tahun
silam.
Saat mereka bercerita, tiba-tiba beberapa orang
polisi tampak sudah mengepung mereka. Itu membuat Satoru dan Airi sangat kaget.
“Anda kami tangkap atas tuduhan pembunuhan dan
percobaan pembunuhan dengan membakar rumah.”
Polisi akhirnya memborgol dan membawa Satoru. Airi berusaha mencegah, tapi
polisi itu jauh lebih kuat. Airi menangis dan merasa sangat bersalah. Ia sudah
berjanji untuk datang sendiri, tapi entah kenapa polisi juga bisa datang ke
tempat itu.
Satoru meyakinkan kalau Airi tidak perlu merasa
bersalah karena justru berkat Airilah dia bisa bertahan. Ia berterimakasih pada
Airi dan senang karena sudah mempercayai Airi.
Boku Dake ga Inai Machi |
Tiba-tiba Satoru melihat ke salah seorang pria yang
berdiri diantara para polisi itu. Pria yang memakai payung itu melihat
kearahnya dengan senyuman licik.
Tatapan mata itu….
Satoru terperanjak. Tatapan itu…., Satoru ingat
sekali kalau tatapan mata itu adalah milik lelaki berjas yang dia temui di
rumahnya sebelum ia mendapati ibunya meninggal.
Satoru menatapnya dengan tatapan geram dan penuh
kebencian. Dia pembunuhnya!
EmoticonEmoticon