Monday, 19 September 2016

Sinopsis Boku Dake ga Inai Machi Episode 6

Beberapa orang berkumpul di depan rumah Airi yang kebakaran. Salah satu dari  mereka adalah Satoru. Awalnya ia tidak tau kalau Airi di dalam rumah, namun begitu mendengar kalau Airi masih di dalam, ia dengan cepat masuk dan menerobos api. Ia melihat Airi tampak tergeletak di lantai dan langsung menatihnya keluar.
Boku Dake ga Inai Machi
Disaat ia khawatir karena banyaknya api, si manajer tiba-tiba datang dan menolong Airi untuk keluar. Manajer menyuruh Satoru untuk pergi saja dan biar dia yang mengurus Airi. Ia juga mengatakan kepada Satoru untuk tidak lagi melibatkan Airi dalam masalahnya.
Satoru menyetujui dan keluar dari rumah itu lewat pintu belakang. Beberapa saat kemudian, Satoru duduk sendirian memikirkan apa yang baru saja terjadi pada Airi. Apakah itu juga ulah pembunuh itu?
Ia terus memikirkannya. Tiba-tiba ia mendapati handphonenya di dalam saku dan melihat pesan itu. Disana tertulis kalau pesan itu darinya. Ternyata saat Satoru menyelamatkan Airi tadi, Airi menyelipkan hp tersebut kedalam saku Satoru agar polisi tidak menemukannya dan mencurigai Satoru sebagai dalang dibalik semua kejadian ini.
Satoru menarik kesimpulan kalau pembunuh itu pasti telah mengetahui sejak awal tempat tinggal Airi dan mungkin juga pelakunya lebih dekat dari yang dia duga.
Aku akan mencarinya. Aku yang akan menangkapnya duluan. Atau, aku yang akan menemukannya duluan.
Suatu hari, Satoru mengajak seseorang pria untuk ketemuan. Pria itu adalah Sawada yang merupakan mantan pegawai Ishikari TV.  Satoru ingat kalau pria itu pernah dilihat Satoru saat ia revival ke masa dia sekolah dasar. Lelaki itu adalah seorang wartawan dan berteman dekat dengan ibunya. Sekarang dia sudah tampak tua. 
Boku Dake ga Inai Machi
Pak Sawada itu mengatakan kalau Satoru tidak perlu cemas karena ia tidak akan membicarakan pertemuan itu pada siapapun. Karena ia percaya kalau Satoru bukanlah orang yang membunuh ibunya sendiri.
Pria itu mengatakan kalau beberapa hari lalu, sebelum ibu Satoru meninggal, ibu Satoru menelponnya mengenai kasus pembunuhan berantai yang terjadi 18 tahun lalu. Disaat itu, ibunya mengatakan kalau kemungkinan besar pelakunya bukanlah Shiratori (yuuki). Dan Ibu Satoru mengatakan kalau ia tau siapa pelaku sebenarnya. Dia mengajak pak Sawada untuk bertemu di Stasiun Koiwa. Tapi pertemuan itu tidak pernah terjadi karena malamnya Ibu Satoru dinyatakan meninggal.
“Seharusnya aku menanyakan namanya dulu.” Cecar pak Sawada dengan menyesal. “Mari kita bahas insiden masa lalu, tentang kasus kematian Kayo Hinazuki.” Sambungnya.
“Pada malam hari tanggal 2 Maret 1988, Kayo dipukuli oleh ibunya dan pacar ibunya. Lalu, dia dikunci di dalam gudang. Dia mati karena kedinginan. Polisi curiga kalau ibunya Kayo dan pacarnya sudah menyembunyikan mayatnya. Tapi, antara jam 10 dan 11 pagi pada tanggal 2, Kayo menghilang dari gudang. Ibu Kayo menyadari kalau Kayo menghilang pada pukul 00.30 malam tanggal 3. Dia menghubungi rumahmu dan menanyakan keberadaan Kayo dengan normal. Orang yang membawanya adalah Jun Shiratori. Jejak sepatu karet yang tertinggal di gudang itu sangat cocok dengan ukuran sepatu Jun Shiratori. Kemudian, kasus itu di ungkap secara publik. Shiratori menghantam tubuh Kayo Hinazuki dengan keras dan memfotonya. Dia mengunci Kayo di ruang pendinginan toko keluarga dan menggunakan atomizer untuk mempercepat pembekuan. Disaat Kayo tidak memiliki harapan untuk hidup, dia mengembalikan mayatnya ke gudang Hinazuki sebelum matahari terbit.”
Boku Dake ga Inai Machi
Satoru yang mendengar cerita itu langsung marah. “Kak Yuuki tidak mungkin melakukan hal seperti itu!”
Pak Sewada itu juga mengatakan hal yang sama. Itu adalah cerita setelah kejadian itu. Dia merasa sudah dibodohi selama bertahun-tahun dan hingga sekarang kasus itu sebenarnya belum terselesaikan karena meskipun Shiratoru ditangkap, tapi kenyataanya pembunuh sebenarnya masih berkeliaran. Orang yang membunuh Kayo Hinazuki dan juga anak lainnya adalah orang yang sama yang sudah melimpahkan perbuatannya pada orang lain!
“Dan sekarang dia ada di kota ini.” Balas Satoru.
“Dia memang licik. Dia mengulur waktu dengan cara menyalahkan orang lain, meminimalisir adanya saksi, dan mengubah situasi di tempat kejadian.” Cecar Pak Sewada geram. Tampaknya ia juga sangat antusias mencari siapa pembunuh sebenarnya.
Saat di rumah sakit, Airi mendengar bahwa semua orang menyalahkan Satoru atas kejadian ini. Polisi juga mengatakan kalau mereka akan mencari pelakunya yaitu Satoru dalam waktu dekat. Pelaku dalam pembunuhan dan juga pembakaran. Airi merasa sedih, karena di dalam surat kabar juga sudah beredar berita itu.
Boku Dake ga Inai Machi
Satoru memperlihatkan pesan yang dikirim pembunuh itu kepada Pak Sewada. Disana itu tertulis kalau pesan itu dari dirinya sendiri.
“Dia sengaja membantu melancarkan penyelidikan dengan cara menyalahkanmu atas pembakaran rumah itu.” tangkap pria itu begitu melihat pesan yang disodorkan Satoru.
Satoru mengatakan kalau mungkin itu adalah kedoknya agar tidak ketahuan. Namun, ia merasa kalau tidak hanya itu alasan pembunuh itu. Satoru merasa kalau pembunuh itu juga menjadikan Airi sebagai target selanjutnya.
“Untuk membuatku menjadi pelaku atas pembunuhan ibuku, dia harus tahu kapan aku pulang dari tempat kerja. Jadi, dalam rentan waktu 24 jam saat ibuku melihatnya saat dia berusaha melakukan penculikan dan pembunuhan, dia pasti datang ke toko pizza dan melihat jadwal kerja.” Satoru tampak serius. “Dan saat itu, Airi pasti melihatnya.”
“Begitu ya.” Balas pria itu mencoba memahami apa yang dikatakan Satoru. “Kalau begitu, dia pasti seseorang yang bisa masuk melewati bagian belakang toko Pizza dan melihat jadwal kerjanya,ya.”
Pria itu menduga kalau mungkin inilah awal mereka bisa mencari pelaku tersebut.
Ia kemudian pamit untuk pergi ke rumah sakit. Setelah mengendap-endap, pak Sewada berhasil masuk ke dalam ruangan Airi dirawat. Saat ia memperkenalkan diri, tiba-tiba seorang wanita tersenyum. Dia ibunya Airi.
Boku Dake ga Inai Machi
Flashback. Saat itu Airi merasa sedih karena tidak ada satupun orang yang percaya bahwa Satoru bukanlah pelaku dari semua ini. Ibunya mengatakan kalau ia menyesal karena dulu dia tidak percaya terhadap suaminya yang dituduh mencuri coklat. Dia tidak ingin mengulang penyesalan untuk kedua kalinya. Ia membolehkan Airi untuk pergi dan dia berpura-pura tidur di ranjang rumah sakit. Berpura-pura menjadi Airi.
Airi menelpon Satoru dan mengatakan kalau ia ingin bertemu. Satoru mengatakan kalau mereka tidak bisa bertemu sekarang karena mungkin saja pembunuh itu tengah membuntuti Airi. Airi membantah dan memastikan kalau ia akan datang sendirian.
Akhirnya mereka bertemu.
“Ku pikir orang yang bernama Nishizono itu mencurigakan.” Ucap Airi. 
Boku Dake ga Inai Machi

“Nishizono?” tanya Satoru penasaran.
“Aku melihatnya dua sampai tiga kali di toko.” Cecar Airi. “Manajer memanggilnya guru. Dari lencana yang dia pakai, aku rasa dia anggota dewan kota.”
Orang yang dibicarakan Airi adalah pria yang kemaren berbicara dengan manajer dan juga memperhatikan Airi dari kejauhan.
“Dia pasti melihat jadwal kerja karyawan, makannya tak aneh bila dia mengetahui alamat Airi.” Lanjut Airi menceritakan kecurigaanya.”Aku juga sempat bertegur sapa dengannya. Aku pikir dia mengincarku karena Airi mengetahui wajahnya.”
Boku Dake ga Inai Machi
Satoru mencoba mengingat-ingat daftar tersangka saat pembunuhan 18 tahun silam. Seingatnya tidak ada nama Nishizono di dalamnya. Mungkinkah ia berganti nama? Bukannya kalau menjadi anggota dewan harus nama asli? Satoru menjadi pusing memikirkan semuanya.
“Aku mengerti perasaanmu, tapi jangan memaksakan dirimu.” Ucap Airi mencoba menenangkan Satoru.
“Ada hal yang tak bisa kuselesaikan sejak dulu.” 
Airi sedikit kaget mendengarkan ucapan Satoru.
“Tidak, ini tentang jalan cerita manga yang kutulis.” Sambung Satoru. Ia tidak ingin gadis itu tau tentang masalah 18 tahun silam.
Saat mereka bercerita, tiba-tiba beberapa orang polisi tampak sudah mengepung mereka. Itu membuat Satoru dan Airi sangat kaget.
“Anda kami tangkap atas tuduhan pembunuhan dan percobaan pembunuhan dengan membakar rumah.”
Polisi akhirnya memborgol dan  membawa Satoru. Airi berusaha mencegah, tapi polisi itu jauh lebih kuat. Airi menangis dan merasa sangat bersalah. Ia sudah berjanji untuk datang sendiri, tapi entah kenapa polisi juga bisa datang ke tempat itu.
Satoru meyakinkan kalau Airi tidak perlu merasa bersalah karena justru berkat Airilah dia bisa bertahan. Ia berterimakasih pada Airi dan senang karena sudah mempercayai Airi.
Boku Dake ga Inai Machi
Tiba-tiba Satoru melihat ke salah seorang pria yang berdiri diantara para polisi itu. Pria yang memakai payung itu melihat kearahnya dengan senyuman licik.
Tatapan mata itu….
Satoru terperanjak. Tatapan itu…., Satoru ingat sekali kalau tatapan mata itu adalah milik lelaki berjas yang dia temui di rumahnya sebelum ia mendapati ibunya meninggal.
Satoru menatapnya dengan tatapan geram dan penuh kebencian. Dia pembunuhnya!


EmoticonEmoticon