Wednesday, 4 January 2017

Sinopsis Anime Anohana Episode 8

Hari ini, Poppo Jintan, Anaru, Tsuruko, dan Yukiatsu memutuskan untuk pergi ke rumah Menma. Mereka berencana hendak meminta langsung bantuan orangtua Menma karena ternyata orangtua Menma lah yang memiliki festival kembang api. Sebenarnya Jintan merasa sedikit ragu mengingat bagaimana Menma marah ketika mereka mengunjungi rumahnya kemaren.
Seperti sebelumnya, ibu Menma menyambut mereka dengan hangat dan penuh senyuman. Melihat itu, Poppo merasa rencananya kali ini akan berhasil dengan mudah. Hanya saja, saat Jintan dan Poppo mulai membahas tentang kembang api, ibu Menma mulai marah. 
 
Ibu menma mengatakan membuat festival kembang api hanyalah untuk kesenangan mereka sendiri, bukan untuk kesenangan Menma karena Menma sudah meninggal. Bahkan, ibu Menma mengatakan kenapa hanya anaknya yang meninggal di hari itu, padahal mereka sedang kumpul bersama-sama dan kenapa teman-temannya bisa tumbuh sampai dewasa sementara Menma tidak.
Mendengar itu, Jintan dan teman-temannya memutuskan untuk pergi agar ibu Menma tidak semakin sedih dan marah. Sepulang dari rumah Menma, Yukiatsu juga meminta Jintan untuk menghentikan semua omong kosong tentang permohonan Menma.
Yukiatsu mengatakan kalau Jintan terlalu terikat dengan masa lalu hingga ia menyakiti semua orang, termasuk ibu Menma. Sepertinya Yukiatsu dan teman-temannya yang lain masih belum sepenuhnya percaya tentang Menma ataupun permohonannya. Yah, tentu akan sangat sulit mempercayainya.
Anohana
Jintan merasa sedih karena teman-temannya memang sudah sedikit berubah. Ia memutuskan untuk melakukannya sendiri. Ia mencari tambahan kerja hingga tidak sempat untuk tidur. Saat bekerja di toko game bersama Anaru, Jintan jatuh sakit dan Anaru merawatnya. Namun, Jintan memutuskan kembali bekerja meski kondisinya belum pulih.
Anaru berusaha mencegahnya dan mengatakan untuk menghentikan saja semua ini. Tapi jintan tidak mempedulikannya dan terus berjalan. Melihat itu, Anaru mengejar Jintan dan memeluknya dari belakang. 
“Jangan pergi!” cecar Anaru sambil menangis. “Waktu itu juga…, aku juga tak ingin kau lari.”
“Waktu itu?”
Anohana
“Aku, akan mengatakan sesuatu yang benar-benar kejam tentangku.” Ucap Anaru. “Waktu itu, jujur saja, aku merasa lega ketika kau bilang kau tidak menyukai Menma. Tapi…, kau lari seperti itu. Itu artinya kau benar-benar menyukai Menma, iya, kan?” Air mata Anaru mengalir dengan deras. “Sejak itu, aku merasakan sakit. Tak bisa memaafkan diriku yang senang dalam kondisi seperti itu, ketika kau melukai perasaan Menma seperti itu.”
Jintan hanya diam mendengar penyesalan dan juga penuturan Anaru.
“Jintan, aku tidak bisa memaafkan diriku karena menyukaimu, Jintan.” Isak Anaru.
Jintan melepaskan pelukan Anaru dan melangkah pergi.
“Jintan, jika Menma benar tinggal denganmu, kalau permohonannya terkabul, maka dia akan pergi dan menghilang, kan?” teriak Anaru yang membuat Jintan menghentikan langkahnya. “Tak masalah bagimu jika Menma menghilang? Padahal kau menyukainya?”
Jintan sedikit kaget dan kemudian memutuskan untuk tidak mengucapkan apa-apa dan pergi dari hadapan Anaru yang tengah menangis sedih.
Malamnya, Jintan melihat Menma tengah tertidur di atas meja. Jintan menyentuh wajah Menma yang membuat Menma langsung terbangun. Menma kemudian melihat kuku Jintan yang kotor dan membersihkannya. Saat itu, ia mulai teringat dengan ucapan Anaru. 
Aku tau, kalau permohonannya terkabulkan, Menma akan…, tapi kalau itu yang Menma inginkan maka aku akan…,” Jintan berbisik sendiri dalam hati sambil melihat Menma yang sibuk membersihkan kukunya.
Anohana
Tak sadar air matanya mengalir deras yang membuat Menma heran kenapa Jintan menangis. Jintan kemudian membuat alasan yang tidak jelas dengan mengatakan ia sedih karena acara di televisi. Tapi dengan begitu, ia bisa menangis lebih bebas tanpa diketahui Menma apa alasan sebenarnya.
Besoknya, Menma pergi jalan-jalan karena Jintan bekerja. Dia melihat Poppo dan tak sengaja mendengar kalau Poppo tidak ingin membiarkan Jintan melakukannya sendiri. Poppo ingin percaya lagi kepada Jintan. Dengan kata lain, Menma tau kalau beberapa hari ini semuanya tidak lagi ada yang percaya dan mendukung Jintan. Menma tidak ingin itu terjadi, ia kemudian berlari ke rumah.
Tsuruko menelpon Yukiatsu dan menanyakan bukankah Jintan tengah bekerja. Yukiatsu membenarkan. Tsuruko lalu mengatakan kalau ada orang yang menelpon dari rumah jintan tapi begitu dia mengangkatnya tidak ada suara apapun. Tidak hanya Tsuruko, Yukiatsu, Poppo, dan Anaru ternyata juga mendapatkan telpon yang sama dari rumah Jintan. 
Anohana

Malamnya mereka berkumpul di markas rahasia. Jintan yang berencana memberikan sapu tangan milik Anaru kaget begitu melihat teman-temannya berkumpul disana. 
“Apa yang kau lakukan hari ini?” tanya Yukiatsu.
“Apa maksudmu? Aku sedang bekerja.” Balas Jintan santai.
“Kau yakin kau tidak menelpon kita?”
“Menelpon?” tanya Jintan heran.
“Kita mendapat telepon sekitar jam 5.” Sambung Tsuruko.
“Atau, kau ingin bilang kalau Menmalah yang melakukannya, kan?” tanya Yukiatsu.
“Tapi jam segitu aku ataupun ayahku tidak ada dirumah.” Jawab Jintan. “Jadi..itu pasti Menma.”
Mendengar itu, Yukiatsu marah dan menarik kerah baju Jintan. “Menma..Menma terus!” Teriak Yukiatsu. “Kalau begitu, biarkan aku melihatnya juga!” Yukiatsu tidak bisa menghentikan amarahnya. Untung saja Poppo cepat menghentikan mereka. 
Anohana
Tiba-tiba Jintan melihat Menma di depan pintu. “Menma!”
“Kau! Lagi-lagi Menma?” teriak Yukiatsu mendengar Jintan kembali menyebut Menma. Tidak hanya Yukiatsu, bahkan Anaru dan Tsuruko juga menyuruh Jintan untuk menghentikan semuanya.
Menma tersenyum ke arah Jintan dan menyuruh Jintan untuk menenangkan suasana.
Tiba-tiba Yukiatsu menarik Jintan dan hendak menonjoknya. Tapi ia tidak jadi melakukannya.
“Tolong..tolong hentikan! Kita tidak bisa hidup seperti dulu sewaktu Menma masih ada. Kalau Menma meminta maaf, itu bohong.Tidak mungkin Menma memaafkan kita semua!” cecar Yukiatsu kesal.
Semuanya kaget begitu mendengar diary Menma terjatuh ke lantai. Poppo merasa heran kenapa buku itu bisa jatuh dari meja padahal tidak ada angin?
Anohana

Mereka lebih kaget lagi saat membaca apa tulisan yang tertulis disana.
Hari ini,aku dan teman-teman yang sudah tumbuh dewasa di markas rahasia. Bermain bersama-sama. Kalian tidak boleh berkelahi. Perdamaian Super Buster adalah teman selamanya.”
“Ini tulisan Menma.” Ucap Yukiatsu tak percaya.
“..Jintan, itu benar Menma ya?” Tanya Poppo memastikan.
“Iya..”
Menma melihat ke arah Jintan dengan senyuman bahagia yang tak terlukiskan.
Anohana



EmoticonEmoticon