Hari ini, Poppo Jintan, Anaru, Tsuruko, dan Yukiatsu
memutuskan untuk pergi ke rumah Menma. Mereka berencana hendak meminta langsung
bantuan orangtua Menma karena ternyata orangtua Menma lah yang memiliki
festival kembang api. Sebenarnya Jintan merasa sedikit ragu mengingat bagaimana
Menma marah ketika mereka mengunjungi rumahnya kemaren.
Seperti sebelumnya, ibu Menma menyambut mereka
dengan hangat dan penuh senyuman. Melihat itu, Poppo merasa rencananya kali ini
akan berhasil dengan mudah. Hanya saja, saat Jintan dan Poppo mulai membahas
tentang kembang api, ibu Menma mulai marah.
Ibu menma mengatakan membuat festival kembang api
hanyalah untuk kesenangan mereka sendiri, bukan untuk kesenangan Menma karena
Menma sudah meninggal. Bahkan, ibu Menma mengatakan kenapa hanya anaknya yang
meninggal di hari itu, padahal mereka sedang kumpul bersama-sama dan kenapa
teman-temannya bisa tumbuh sampai dewasa sementara Menma tidak.
Mendengar itu, Jintan dan teman-temannya memutuskan
untuk pergi agar ibu Menma tidak semakin sedih dan marah. Sepulang dari rumah
Menma, Yukiatsu juga meminta Jintan untuk menghentikan semua omong kosong
tentang permohonan Menma.
Yukiatsu mengatakan kalau Jintan terlalu terikat
dengan masa lalu hingga ia menyakiti semua orang, termasuk ibu Menma.
Sepertinya Yukiatsu dan teman-temannya yang lain masih belum sepenuhnya percaya
tentang Menma ataupun permohonannya. Yah, tentu akan sangat sulit
mempercayainya.
Anohana |
Anaru berusaha mencegahnya dan mengatakan untuk
menghentikan saja semua ini. Tapi jintan tidak mempedulikannya dan terus
berjalan. Melihat itu, Anaru mengejar Jintan dan memeluknya dari belakang.
“Jangan pergi!” cecar Anaru sambil menangis. “Waktu
itu juga…, aku juga tak ingin kau lari.”
“Waktu itu?”
Anohana |
“Aku, akan mengatakan sesuatu yang benar-benar kejam
tentangku.” Ucap Anaru. “Waktu itu, jujur saja, aku merasa lega ketika kau
bilang kau tidak menyukai Menma. Tapi…, kau lari seperti itu. Itu artinya kau
benar-benar menyukai Menma, iya, kan?” Air mata Anaru mengalir dengan deras.
“Sejak itu, aku merasakan sakit. Tak bisa memaafkan diriku yang senang dalam
kondisi seperti itu, ketika kau melukai perasaan Menma seperti itu.”
Jintan hanya diam mendengar penyesalan dan juga
penuturan Anaru.
“Jintan, aku tidak bisa memaafkan diriku karena
menyukaimu, Jintan.” Isak Anaru.
Jintan melepaskan pelukan Anaru dan melangkah pergi.
“Jintan, jika Menma benar tinggal denganmu, kalau
permohonannya terkabul, maka dia akan pergi dan menghilang, kan?” teriak Anaru
yang membuat Jintan menghentikan langkahnya. “Tak masalah bagimu jika Menma
menghilang? Padahal kau menyukainya?”
Jintan sedikit kaget dan kemudian memutuskan untuk
tidak mengucapkan apa-apa dan pergi dari hadapan Anaru yang tengah menangis
sedih.
Malamnya, Jintan melihat Menma tengah tertidur di
atas meja. Jintan menyentuh wajah Menma yang membuat Menma langsung terbangun.
Menma kemudian melihat kuku Jintan yang kotor dan membersihkannya. Saat itu, ia
mulai teringat dengan ucapan Anaru.
“Aku tau,
kalau permohonannya terkabulkan, Menma akan…, tapi kalau itu yang Menma
inginkan maka aku akan…,” Jintan berbisik sendiri dalam hati sambil melihat
Menma yang sibuk membersihkan kukunya.
Anohana |
Tak sadar air matanya mengalir deras yang membuat
Menma heran kenapa Jintan menangis. Jintan kemudian membuat alasan yang tidak
jelas dengan mengatakan ia sedih karena acara di televisi. Tapi dengan begitu,
ia bisa menangis lebih bebas tanpa diketahui Menma apa alasan sebenarnya.
Besoknya, Menma pergi jalan-jalan karena Jintan
bekerja. Dia melihat Poppo dan tak sengaja mendengar kalau Poppo tidak ingin
membiarkan Jintan melakukannya sendiri. Poppo ingin percaya lagi kepada Jintan.
Dengan kata lain, Menma tau kalau beberapa hari ini semuanya tidak lagi ada
yang percaya dan mendukung Jintan. Menma tidak ingin itu terjadi, ia kemudian
berlari ke rumah.
Tsuruko menelpon Yukiatsu dan menanyakan bukankah
Jintan tengah bekerja. Yukiatsu membenarkan. Tsuruko lalu mengatakan kalau ada
orang yang menelpon dari rumah jintan tapi begitu dia mengangkatnya tidak ada
suara apapun. Tidak hanya Tsuruko, Yukiatsu, Poppo, dan Anaru ternyata juga
mendapatkan telpon yang sama dari rumah Jintan.
Anohana |
Malamnya mereka berkumpul di markas rahasia. Jintan
yang berencana memberikan sapu tangan milik Anaru kaget begitu melihat
teman-temannya berkumpul disana.
“Apa yang kau lakukan hari ini?” tanya Yukiatsu.
“Apa maksudmu? Aku sedang bekerja.” Balas Jintan
santai.
“Kau yakin kau tidak menelpon kita?”
“Menelpon?” tanya Jintan heran.
“Kita mendapat telepon sekitar jam 5.” Sambung
Tsuruko.
“Atau, kau ingin bilang kalau Menmalah yang
melakukannya, kan?” tanya Yukiatsu.
“Tapi jam segitu aku ataupun ayahku tidak ada
dirumah.” Jawab Jintan. “Jadi..itu pasti Menma.”
Mendengar itu, Yukiatsu marah dan menarik kerah baju
Jintan. “Menma..Menma terus!” Teriak Yukiatsu. “Kalau begitu, biarkan aku
melihatnya juga!” Yukiatsu tidak bisa menghentikan amarahnya. Untung saja Poppo
cepat menghentikan mereka.
Anohana |
Tiba-tiba Jintan melihat Menma di depan pintu.
“Menma!”
“Kau! Lagi-lagi Menma?” teriak Yukiatsu mendengar
Jintan kembali menyebut Menma. Tidak hanya Yukiatsu, bahkan Anaru dan Tsuruko
juga menyuruh Jintan untuk menghentikan semuanya.
Menma tersenyum ke arah Jintan dan menyuruh Jintan
untuk menenangkan suasana.
Tiba-tiba Yukiatsu menarik Jintan dan hendak
menonjoknya. Tapi ia tidak jadi melakukannya.
“Tolong..tolong hentikan! Kita tidak bisa hidup
seperti dulu sewaktu Menma masih ada. Kalau Menma meminta maaf, itu
bohong.Tidak mungkin Menma memaafkan kita semua!” cecar Yukiatsu kesal.
Semuanya kaget begitu mendengar diary Menma terjatuh
ke lantai. Poppo merasa heran kenapa buku itu bisa jatuh dari meja padahal
tidak ada angin?
Anohana |
Mereka lebih kaget lagi saat membaca apa tulisan
yang tertulis disana.
“Hari ini,aku
dan teman-teman yang sudah tumbuh dewasa di markas rahasia. Bermain
bersama-sama. Kalian tidak boleh berkelahi. Perdamaian Super Buster adalah
teman selamanya.”
“Ini tulisan Menma.” Ucap Yukiatsu tak percaya.
“..Jintan, itu benar Menma ya?” Tanya Poppo
memastikan.
“Iya..”
Menma melihat ke arah Jintan dengan senyuman bahagia
yang tak terlukiskan.
Anohana |
Bersambung ke Sinopsis AnimeAnohana Episode 9
EmoticonEmoticon