Anaru, Poppo, Yukiatsu, dan juga Tsuruko akhirnya
percaya sepenuhnya tentang kemunculan Menma. Malam itu, Menma membuatkan kue
panggang untuk mereka dan menghindangkannya secara langsung. Sekali-kali Anaru
dan Tsuruko tampak ketakutan dan mengatakan kalau mereka sebenarnya sedikit
merinding.
Menma menaruh kue paling besar dalam piring Poppo
dan mengatakan kalau sekarang Poppo besar jadi dia mendapatkan kue yang paling
besar juga. Jintan mengatakan apa yang dikatakan Menma kepada Poppo yang
membuat Poppo terharu dan langsung memakan kue buatan Menma.
“..kalau aku?” tanya Yukiatsu. “Aku akan dapat yang
paling apa Menma?” tanyanya lirih.
Anohana |
Jintan dengan cepat menjawab, “katanya, Yukiatsu
dapat yang paling banyak kismisnya.” (Padahal sebenarnya Menma belum sempat
menjawab)
“Menma, aku ingin mendengarnya langsung darimu.”
Ucap Yukiatsu seakan tidak mempedulikan jawaban Jintan. “Katakan padaku,
Menma.” Ada kesedihan yang menggelayut di wajah Yukiatsu.
Jintan kemudian memiliki ide agar Menma menjawabnya
dengan menulisnya di kertas. Menma setuju. Hanya saja kebetulan tintanya habis
sehingga Menma tidak jadi menulis untuk Yukiatsu.
Yukiatsu hanya diam melihat Jintan tampak berdebat
dengan Menma soal pulpen. Sepertinya ia cemburu karena hanya Jintan yang bisa
melihat Menma, sementara dia sendiri tidak bisa.
Anohana |
Malamnya, Yukiatsu dan Tsuruko menemui ayah Menma
dan mengatakan keinginannya untuk membuat kembang api demi Menma. Awalnya ayah
Menma agak ragu, namun Yukiatsu memohon dan bahkan berlutut di hadapan ayah
Menma dan mengatakan kesungguhannya. Melihat hal itu, ayah Menma akhirnya
membolehkan.
Maka, besoknya mereka bersama-sama mulai mengerjakan
kembang api dengan dibantu anak buah ayah Menma. Menma juga ikut menemani
mereka mengerjakan kembang api dengan sangat senang dan bahkan ia berlari
kegirangan. Jintan menyuruh Menma untuk berhati-hati karena ia takut Menma
jatuh.
Anaru melihat Jintan tersenyum bahagia melihat
Menma. Itu adalah senyuman untuk Menma.
“Aku bisa
melihat Menma tanpa melihatnya langsung.” Bisik Anaru dalam hati. Anaru
ingat saat mereka masih anak-anak dimana Jintan selalu tersenyum bahagia saat
berada di dekat Menma. Senyuman yang sama yang Anaru lihat saat ini. Senyuman
milik Menma.
“Aku tak
sebanding dengannya. Dulu, bahkan sekarang. Tak bisa dibandingi.” Anaru
tertunduk sedih dan lari meninggalkan tempat itu. Ia pergi ke sebuah lapangan
dan menangis disana.
“…untung kau melarikan diri.”
Anaru kaget dan melihat ke arah orang itu. Ternyata
Yukiatsu.
“Aku saja hampir ingin berteriak.” Sambung Yukiatsu.
“Menma ada didekat kita. Aku sudah bisa menerimanya. Tapi, aku tidak bisa
melihatnya. Dan, tidak bisa berbicara dengannya.”
Anaru hanya diam melihat Yukiatsu.
Anohana |
“Aku ingin melihatnya lagi. Tapi, kenapa hanya
Yadomi saja?” cecar Yukiatsu sedih. Yukiatsu memang merasa cemburu karena hanya
Jintan yang bisa melihat dan berbicara dengan Menma sementara dia tidak bisa
melakukannya.
Anaru membenarkan memang bagi Menma hanya ada Yadomi
saja dan bagi Yadomi hanya ada Menma.
“Apa yang ku bilang waktu itu.., aku
sungguh-sungguh.” Cecar Yukiatsu.
Anaru sedikit kaget. “Eh, Waktu itu?”
“Ketika aku mengajakmu kencan.”
Anaru langsung kaget dan Yukiatsu justru tertawa
melihat Anaru. Yukiatsu mengatakan kalau Anaru terlihat tidak tau bagaimana
cara menghadapi cowok. Dan, Anaru semakin kesal melihat Yukiatsu yang terus
meledeknya.
Sepulang kerja Jintan sangat kaget karena dia tidak
menemukan Menma di rumah. Biasanya Menma selalu menunggunya dirumah begitu dia
pulang. Jintan cemas apakah terjadi sesuatu dengan Menma. Dia dengan cepat lari
dan berencana menuju ke markas rahasia.
Tapi ditengah jalan, ia berhenti begitu Menma
memanggilnya. Jintan melihat ke bawah jembatan dan melihat Menma tengah berada
di tepi sungai. Jintan kaget dan langsung ingat kalau waktu itu Menma meninggal
di sungai.
Anohana |
“Tidak. Menma tidak boleh menghilang. Aku tidak
ingin Menma menghilang.” Teriak Jintan. Ia dengan cepat berlari dan terjatuh
karena tempatnya yang lumayan curam.
Menma menangis dan mengatakan kalau dia tidak ingin Jintan meninggal.
Jintan tertawa dan mengatakan kalau Menma aneh karena dia sendiri sudah
meninggal.
Jintan mengajak Menma pergi tapi Menma tidak mau.
Menma melihat ikan koi di sungai dan ingin melihatnya dari dekat. Jintan dengan
cepat mencegah Menma dan memeluknya.
Anohana |
“Tetaplah disini selamanya.” Bisik Jintan.
“Jintan?” ucap Menma heran.
Jintan salah tingkah. Dia dengan cepat melepas
pelukan dan membuat alasan. “Maksudku.., diam disini dan biar aku ambil koi
nya.” Cecar Jintan agak terbata-bata.
Menma melarangnya karena Jintan bisa kebasahan dan
masuk angin. Tapi Jintan tetap masuk ke dalam sungai mencari ikan itu untuk
Menma.
“Kembali kesini, Jintan!”
Bersambung ke Sinopsis Anime AnohanaEpisode 10
EmoticonEmoticon