Sinopsis Wolf Girl and Black Prince Bagian 3

Di rumah, Erika tampak sibuk memasang manik-manik di gembok. Sepertinya dia memang ingin pergi dengan Kyoya-kun ke venus terrace. Ayumi bertanya apakah tidak apa-apa memasang gembok dengan seseorang yang bukan pacar.

Pertanyaan itu membuat Erika kesal karena dia sudah semangat untuk merencanakan kencan dengan Kyoya. Ayumi mengatakan kalau dia hanya cemas jika sesuatu terjadi saat karya wisata. Ayumi menyarankan, dibanding memikirkan kencan, ada baiknya Erika memastikan dulu perasaan Kyoya.

Erika bingung. Bagaimana jika dia ditolak sehingga mereka tidak jadi kencan. Padahal, Erika telah mengatakan kepada teman-temannya kalau dia akan pergi kencan dengan Kyoya saat jam bebas.

“Tidak peduli seindah apapun kenanganmu sebagai pacar pura-puranya, tetap saja kau bukan pacar sungguhannya.”

Erika hanya terdiam mendengar ucapan Ayumi. “Aku tahu..” cecarnya kecil.

Hingga malam, Erika masih saja berpikir tentang perkataan Ayumi.

Keesokan harinya, Erika menanyakan kepada Kyoya bagaimana sebenarnya perasaan Kyoya padanya. Kyoya tersenyum kecil dan mengatakan kalau dia sebenarnya juga memiliki perasaan pada Erika. Mendengar itu, Erika sangat senang dan langsung mengatakan keinginannya untuk mengajak Kyoya ke Venus Terrace untuk menggantung gembok cinta mereka. Erika tampak bersemangat mencari gambok di tasnya.

wolfgirlblackprince

“…kau terlalu mudah ditipu.” Ucap Kyoya sambil tersenyum. “Itu bohong! Bagaimana kau hidup dengan cara begini? Kau akan mudah ditipu oleh cowok.” Sambung Kyoya sambil tersenyum kecil.

Erika mengambil gelas di meja dan melempar minuman didalamnya ke wajah Kyoya. Erika tidak bisa menahan air matanya. Bagaimana mungkin Kyoya bisa mempermainkannya seperti ini. Dia mengambil tas dan pergi meninggalkan Kyoya yang terdiam.

Sepanjang perjalanan pulang, Erika masih tampak sedih dan menangis. Dia pergi ke rumah Ayumi dan mengatakan kalau dia akan berhenti menjadi cewek serigala. Ayumi memeluknya dan mencoba menenangkannya.

Di sisi lain, Kyoya juga tampak gelisah dengan kejadian hari ini bersama Erika. ***

Erika dan teman-temannya telah berangkat untuk karya wisata. Di atas bis, dia masih berpikir tentang Kyoya dan melihat beberapa foto mereka saat menjadi pacar pura-pura. Saat hendak turun dari bis, Erika memberanikan diri mengatakan kepada teman-temannya bahwa sebenarnya dia dan Kyoya tidak pacaran. Erika meminta maaf karena telah menipu mereka. Erika juga mengatakan kalau itu dia lakukan hanya agar dia bisa mengobrol dengan mereka.

Jika mereka tau kalau Erika belum pernah ciuman dan bahkan belum pacaran sama sekali, maka mungkin mereka tidak akan mau mengobrol lagi dengannya. Karena itulah Erika berbohong tentang pengalaman cintanya dan juga tentang berpacaran dengan Kyoya.

wolfgirlblackprince

Teman-teman Erika terdiam tidak percaya mendengar pengakuannya.

“Erika, kau benar-benar menyakiti kami. Itu pikiran sempit!” Ucap Marin lalu mengajak yang lainnya pergi meninggalkan Erika.

Kusakabe yang ternyata masih di dalam bus mendengar pembicaraan yang terjadi antara Erika dan teman-temannya. Dia kemudian menemui Kyoya dan mengatakan kalau Erika telah menceritakan tentang kebohongan mereka. Jadi, Kusakabe ingin memastikan apakah benar mereka hanya pura-pura pacaran.

Kyoya menjawab kalau itu tidak ada hubungannya dengan Kusakabe. Kusabakabe membantah dan mengatakan kalau itu ada hubungannya karena dia menyukai Erika dan dia akan melakukan apa saja agar Erika tersenyum.

“Kenapa kau tidak jadi pacarnya saja dan kalian bisa hidup bahagia.” Jawab Kyoya dingin.

“Tapi..Erika..padamu…”

“Tidak ada urusannya denganku. Lakukan apapun yang kau mau.” Jawab Kyoya dan pergi dari sana.

Setelah melakukan beberapa kegiatan untuk tugas karya wisata, pawa siswa memiliki jam bebas. Erika tampak hanya berjalan sendirian. Dia bingung harus menghabiskan jam bebasnya karena dia tidak memiliki teman lagi dan Kyoya juga tidak bersamanya. Erika kemudian menelpon Reika-san dan mengatakan kalau dia sudah tidak bisa melakukannya lagi meskipun Reika-san menyemangatinya. Erika terlihat sedih.

Dia semakin sedih begitu ponselnya dipenuhi pesan masuk berupa hujatan dari siswi lain yang tau kalau dia dan Kyoya hanya berbohong. Bukan menghujat Kyoya, mereka justru hanya terlihat menyalahkan Erika dan mengkhawatirkan Kyoya yang mungkin jadi korban karena Erika.

Melihat itu, Erika kemudian mematikan ponselnya. Kusakabe datang dan mengajak Erika untuk makan kroket bersama dengan begitu, kesedihan Erika bisa sedikit berkurang. Erika berterimakasih karena Kusakabe telah mau menemaninya.

“Erika san, apa yang kau sukai dari Sata-kun?” tanya Kusakabe agak gugup. “Meski kau dan dia hanya pacar pura-pura, tapi aku tahu kalau perasaanmu padanya sungguhan.”

“Aku sangat buruk karena sudah berbohong begitukan?”

wolfgirlblackprince

“Ah, tidak juga. Aku memahamimu karena aku selalu sendirian.”

“Aku juga bertanya-tanya apa yang aku suka. “cecar Erika. “Dia selalu mempermainkanku. Dia egois dan kasar. Dia mengucapkan hal-hal bodoh. Tetap saja aku menyukainya, kan?” ucap Erika. Air matanya mulai mengalir. “…bahkan aku tidak memahami perasaanku sendiri,”

“..Apakah aku tidak cukup baik bagimu?” tanya Kusakabe agak ragu.

Erika hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan Kusakabe.

“Dibandingkan Sata-kun, aku tidak keren sama sekali. Aku bahkan tidak bisa bilang kalau aku lebih baik darinya. Aku tidak akan pernah membuatmu menangis.”

“Maafkan aku. Kusakabe-kun, aku masih…”

“Aku mengerti, aku tau perasaanmu.” Jawab Kusabake cepat. “Itu sebabkan kau tidak perlu menjawab sekarang.Hanya untuk hari, bisakah kau memberiku kesempatan untuk membuatmu tersenyum?” ***

Kyoya tampak berjalan dengan teman-temannya. Dia melihat beberapa kalung dan teringat dengan Erika yang mengatakan bahwa dia akan bahagia menerima apapun hadiah dari Kyoya. Saat karaoke bersama beberapa temannyapun, Kyoya tampak tidak bersemangat.

Sementara Erika tampak senang karena diajak Kusakabe menonton festival. Setelah itu, Kusakabe mengajak Erika ke Venus Terrace tapi Erika mengatakan kalau dia ingin menghabiskan waktu sendiri karena masih belum bisa melupakan Kyoyakun. Kusakabe mengerti dan membiarkan Erika pergi sendiri.

Kyoya tampak berlari mencari Erika tapi dia tidak menemukannya. Dia mungkin sadar dengan perasaannya setelah menerima telpon dari Reika-san bahwa Erika-san adalah orang yang baik dan benar-benar menganggap Kyoya orang baik selama ini. Jadi, mengatakan kata-kata buruk padanya adalah salah satu kesalahan yang dilakukan Kyoya.

wolfgirlblackprince

Erika datang ke Venus Terrace. Dia sedih karena tidak menemukan Kyoya disana, sepertinya dia masih berharap Kyoya datang.Dia memandangi gembok yang sudah dia hias dan melihat gantungan kunci yang pernah diberikan Kyoya telah hilang.

Kyoya berlari dan tidak menemukan Erika ketika sampai di Venus Terrace. Dia mencoba menelpon tapi tetap saja tidak terhubung. Lalu Kyoya teringat dengan tempat dimana Erika pernah mengatakan kalau dia ingin kesana bersama Kyoya. Namun, akhirnya Kyoya menemukan Erika di tempat pembuangan sampah. Erika ternyata tengah mencari gantungan kunci yang pernah diberikan oleh Kyoya. Erika mengatatakan bahwa meskipun semua itu bohong, tapi waktu yang dia habiskan bersama Kyoya adalah kenangan yang indah.

“Kau benar-benar sangat bodoh.”

Erika tersenyum dan mengatakan kalau dia telah memutuskan untuk berhenti menjadi serigala. Ini dia lakukan karena dia dia merasa sendirian dan pada akhirnya dia jatuh cinta beneran dengan Kyoya. Meskipun semuanya hanya pura-pura, namun waktu bersama dengan Kyoya adalah kenangan yang indah.

“Lalu, kau ingin berhenti menjadi peranmu?”

Erika mengangguk.

wolfgirlblackprince

Kyoya memasangkan kalung ke leher Erika. “Kalung di lehermu, jika aku memberikan kalung anjing, maka orang-orang akan mengatakan seleraku buruk.” Ucap Kyoya. “Kalung itu adalah tanda kalau kau adalah milikku. Jangan lupakan itu.”

Erika memegang kalung cantik itu dan menangis. “Aku tidak mengerti. Aku tidak tau bagaimana perasaanmu. Jika kau tidak mengatakannya, aku tidak tahu!”

“Mulutmu terlalu berisik.” Kyoya mendekati Erika dan menciumnya dengan lembut. “Aku mencintaimu.”

Tamat